Setelah yang Dialami Aleix dan Vinales, Apa Saya Salah Memutuskan?
A
A
A
BUENOS AIRES - Walau berstatus tim debutan di kelas bergengsi. Red Bull KTM Factory Racing memiliki pengalaman segudang di kelas kecil dan medium pada Kejuaraan Dunia Balap Motor Grand Prix.
Dalam wawancaranya dengan situs resmi MotoGP. Salah satu pembalap tim pabrikan KTM di kelas bergengsi, Pol Espargaro bicara soal target, keputusan meninggalkan Yamaha Tech 3, gaya balap di atas motor RC16, dan tentunya timnya sekarang.
MotoGP Qatar 2017, seri pembuka yang menjadi debut pabrikan Austria tersebut di kelas utama telah dilalui. Kendati gagal meraup poin, Espargaro dan rekan setimnya, Bradley Smith, mampu finis dan menyelesaikan balapan.
Jelang akhir pekan seri kedua musim ini, yakni MotoGP Argentina 2017 di Autodromo Termas de Rio Hondo, Jumat-Minggu (7-9 April 2017), sebuah sirkuit baru bagi KTM. Berikut petikan wawancara situs MotoGP dengan Pol Espargaro seperti dilaporkan Motorsport.
Lalu, apa pendapat Anda tentang jalan yang ada di depan KTM?
“Bagi saya, itu sangat sulit dan hampir mustahil, tapi saya mulai mempercayai mereka. Saya di sini untuk bertarung demi memenangkan balapan dan mereka telah mencoba dalam semua area. Jadi, kenapa tidak di MotoGP? Saya tidak tahu. Hidup dibuat untuk petualangan, mari mencobanya.
“Pengembangan motor begitu cepat. Anda tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dalam pertengahan musim. Saya tidak tahu, saya berharap untuk bertarung demi poin secepat mungkin. Itu akan sulit, tapi saya mempercayai KTM.”
Bagaimana gaya balap Anda dengan motor KTM?
“Dengan Yamaha saya selalu mencoba untuk mengalir ke motor, karena saya cukup agresif saat menggeber motor. Saya mencoba untuk halus dan tidak bisa memacu seperti yang saya inginkan.”
“Dengan KTM, saya merasa motor ini milik saya. Motor itu liar dan kuat di titik pengereman, serta saya suka mengerem terlambat ketika masuk ke tikungan. Saya suka cara menggeber motor ini dan saya pikir itu sedikit lebih baik ketimbang saat saya memacu Yamaha.”
Bagaimana awalnya keputusan hijrah ke KTM diambil?
“Beberapa tahun lalu, di Moto2, saya bertarung dengan beberapa pembalap yang sekarang memenangkan balapan. Sedikit frustrasi karena saya pikir, saya tahu bisa melakukannya, tapi saya tidak berada di mana saya seharusnya.”
“KTM datang ke dunia MotoGP dengan proyek yang sangat bagus bersama Red Bull. Mereka menawari saya dan saya berkata: ‘Ya. Inilah yang saya inginkan. Inilah di mana saya ingin pergi (dari Yamaha).”
“(Sebenarnya) setelah tahun pertama di Yamaha Tech 3, saya memiliki kesempatan pindah ke Suzuki dan saya berkata, ‘Tidak. Saya ingin bertahan di Yamaha’. (Namun) setelah apa yang dilakukan kakak saya (Aleix), setelah apa yang dilakukan Maverick (Vinales) dan setelah apa yang terjadi di Suzuka, saya berkata, ‘Saya membuat keputusan salah’.
“(Lalu) ketika KTM muncul, saya pun berkata, ‘Oke, saya tidak tahu apakah akan sama seperti di Suzuki. Lebih baik atau lebih buruk. Tapi tentunya itu (KTM) tim pabrikan dan mereka memiliki semangat kemenangan.”
Dalam wawancaranya dengan situs resmi MotoGP. Salah satu pembalap tim pabrikan KTM di kelas bergengsi, Pol Espargaro bicara soal target, keputusan meninggalkan Yamaha Tech 3, gaya balap di atas motor RC16, dan tentunya timnya sekarang.
MotoGP Qatar 2017, seri pembuka yang menjadi debut pabrikan Austria tersebut di kelas utama telah dilalui. Kendati gagal meraup poin, Espargaro dan rekan setimnya, Bradley Smith, mampu finis dan menyelesaikan balapan.
Jelang akhir pekan seri kedua musim ini, yakni MotoGP Argentina 2017 di Autodromo Termas de Rio Hondo, Jumat-Minggu (7-9 April 2017), sebuah sirkuit baru bagi KTM. Berikut petikan wawancara situs MotoGP dengan Pol Espargaro seperti dilaporkan Motorsport.
Lalu, apa pendapat Anda tentang jalan yang ada di depan KTM?
“Bagi saya, itu sangat sulit dan hampir mustahil, tapi saya mulai mempercayai mereka. Saya di sini untuk bertarung demi memenangkan balapan dan mereka telah mencoba dalam semua area. Jadi, kenapa tidak di MotoGP? Saya tidak tahu. Hidup dibuat untuk petualangan, mari mencobanya.
“Pengembangan motor begitu cepat. Anda tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dalam pertengahan musim. Saya tidak tahu, saya berharap untuk bertarung demi poin secepat mungkin. Itu akan sulit, tapi saya mempercayai KTM.”
Bagaimana gaya balap Anda dengan motor KTM?
“Dengan Yamaha saya selalu mencoba untuk mengalir ke motor, karena saya cukup agresif saat menggeber motor. Saya mencoba untuk halus dan tidak bisa memacu seperti yang saya inginkan.”
“Dengan KTM, saya merasa motor ini milik saya. Motor itu liar dan kuat di titik pengereman, serta saya suka mengerem terlambat ketika masuk ke tikungan. Saya suka cara menggeber motor ini dan saya pikir itu sedikit lebih baik ketimbang saat saya memacu Yamaha.”
Bagaimana awalnya keputusan hijrah ke KTM diambil?
“Beberapa tahun lalu, di Moto2, saya bertarung dengan beberapa pembalap yang sekarang memenangkan balapan. Sedikit frustrasi karena saya pikir, saya tahu bisa melakukannya, tapi saya tidak berada di mana saya seharusnya.”
“KTM datang ke dunia MotoGP dengan proyek yang sangat bagus bersama Red Bull. Mereka menawari saya dan saya berkata: ‘Ya. Inilah yang saya inginkan. Inilah di mana saya ingin pergi (dari Yamaha).”
“(Sebenarnya) setelah tahun pertama di Yamaha Tech 3, saya memiliki kesempatan pindah ke Suzuki dan saya berkata, ‘Tidak. Saya ingin bertahan di Yamaha’. (Namun) setelah apa yang dilakukan kakak saya (Aleix), setelah apa yang dilakukan Maverick (Vinales) dan setelah apa yang terjadi di Suzuka, saya berkata, ‘Saya membuat keputusan salah’.
“(Lalu) ketika KTM muncul, saya pun berkata, ‘Oke, saya tidak tahu apakah akan sama seperti di Suzuki. Lebih baik atau lebih buruk. Tapi tentunya itu (KTM) tim pabrikan dan mereka memiliki semangat kemenangan.”
(sbn)