Kisah Menpora Imam Nahrawi Jelang Sidang Tesis
A
A
A
BANDUNG - Bagi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, menuntut ilmu tidak mengenal ruang dan waktu. Itu dibuktikan Menpora dengan melanjutkan pendidikan formal di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat.
Ya, ditengah kesibukannya sebagai pejabat negara, tak membuat Imam Nahrawi berhenti mempertebal ilmu pengetahuannya. Di Unpad, Menpora mengambil program study magister Kebijakan Publik.
Ada yang menarik saat Imam Nahrawi akan menjalani sidang ujian tesis, Jumat (12/5/2017). Kendati berstatus menteri, namun pria asal Madura, Jawa Timur itu terlihat grogi. "Ternyata saya masih deg-deg-an juga nih. Doakan semua berjalan lancar, ya!" pinta Imam Nahrawi saat ditemui di sela-sela persiapan menghadapi sidang.
Meski demikian, Imam Nahrawi berhasil menyelesaikan sidang tesisnya dengan predikat sangat memuaskan. Menteri termuda di Kabinet Kerja Jokowi ini mengatakan, dengan komitmen kuat yang bisa membuatnya menyelesaikan semua tahapan dalam menyelesaikan S2-nya.
"Saya selalu berusaha menyelipkan jadwal kuliah diantara semua agenda kunjungan kerja ke luar kota. Cukup menantang memang tapi selama ini bisa disiasati kok," ujarnya sambil tersenyum saat ditanyakan strategi menyesuaikan jadwal kuliah dengan kesibukannya sebagai menteri.
Menteri yang juga jebolan IAIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Tarbiyah ini mengaku keinginan melanjutkan kuliah didorong oleh kebutuhan Kementerian yang dipimpinnya saat ini.
Menurutnya, kementerian yang ia gawangi banyak tantangnya. "Sebagai menteri yang mengurus pemuda dan olahraga, ternyata butuh ilmu lebih luas dan lebih dalam lagi untuk mengurus ini semua. Karena tantangannya dan isunya banyak, makanya saya merasa perlu kembali ke bangku kuliah," tuturnya.
Judul Tesis yang diajukannya pun tidak jauh dari apa yang diurusnya sebagai menpora, yakni "Evaluasi Kebijakan Sistem Keolahragaan Nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Studi Kasus Pengelolaan Sepakbola Nasional oleh Kemenpora dan PSSI)."
Selain tuntutan kelembagaan, keinginan untuk memberikan contoh dan inspirasi bagi anak-anak muda untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi juga makin menguatkan tekadnya untuk menyelesaikan pendidikan dengan baik.
"Saya merasakan sekali, apa yang saya pelajari saat sebagai mahasiswa dulu dan sekarang, sangat jauh berbeda. Jadi Mahasiwa S1 itu enak, waktunya banyak luang, karena fokus kuliah dan berorganisasi. Sekarang tantangannya lebih besar. Saya yakin jika saya bisa menyelesaikannya, ini bisa menginspirasi tidak hanya bagi anak-anak muda sebagai generasi yang saya urus, tapi juga contoh bagi anak-anak saya," katanya.
Ya, ditengah kesibukannya sebagai pejabat negara, tak membuat Imam Nahrawi berhenti mempertebal ilmu pengetahuannya. Di Unpad, Menpora mengambil program study magister Kebijakan Publik.
Ada yang menarik saat Imam Nahrawi akan menjalani sidang ujian tesis, Jumat (12/5/2017). Kendati berstatus menteri, namun pria asal Madura, Jawa Timur itu terlihat grogi. "Ternyata saya masih deg-deg-an juga nih. Doakan semua berjalan lancar, ya!" pinta Imam Nahrawi saat ditemui di sela-sela persiapan menghadapi sidang.
Meski demikian, Imam Nahrawi berhasil menyelesaikan sidang tesisnya dengan predikat sangat memuaskan. Menteri termuda di Kabinet Kerja Jokowi ini mengatakan, dengan komitmen kuat yang bisa membuatnya menyelesaikan semua tahapan dalam menyelesaikan S2-nya.
"Saya selalu berusaha menyelipkan jadwal kuliah diantara semua agenda kunjungan kerja ke luar kota. Cukup menantang memang tapi selama ini bisa disiasati kok," ujarnya sambil tersenyum saat ditanyakan strategi menyesuaikan jadwal kuliah dengan kesibukannya sebagai menteri.
Menteri yang juga jebolan IAIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Tarbiyah ini mengaku keinginan melanjutkan kuliah didorong oleh kebutuhan Kementerian yang dipimpinnya saat ini.
Menurutnya, kementerian yang ia gawangi banyak tantangnya. "Sebagai menteri yang mengurus pemuda dan olahraga, ternyata butuh ilmu lebih luas dan lebih dalam lagi untuk mengurus ini semua. Karena tantangannya dan isunya banyak, makanya saya merasa perlu kembali ke bangku kuliah," tuturnya.
Judul Tesis yang diajukannya pun tidak jauh dari apa yang diurusnya sebagai menpora, yakni "Evaluasi Kebijakan Sistem Keolahragaan Nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Studi Kasus Pengelolaan Sepakbola Nasional oleh Kemenpora dan PSSI)."
Selain tuntutan kelembagaan, keinginan untuk memberikan contoh dan inspirasi bagi anak-anak muda untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi juga makin menguatkan tekadnya untuk menyelesaikan pendidikan dengan baik.
"Saya merasakan sekali, apa yang saya pelajari saat sebagai mahasiswa dulu dan sekarang, sangat jauh berbeda. Jadi Mahasiwa S1 itu enak, waktunya banyak luang, karena fokus kuliah dan berorganisasi. Sekarang tantangannya lebih besar. Saya yakin jika saya bisa menyelesaikannya, ini bisa menginspirasi tidak hanya bagi anak-anak muda sebagai generasi yang saya urus, tapi juga contoh bagi anak-anak saya," katanya.
(bbk)