Diskusi Regulasi Baru F1, Bos Mercedes Tekankan 2 Poin Penting
A
A
A
MONTE CARLO - Menyambut diskusi regulasi baru di Kejuaraan Dunia Balap Formula Satu (F1). Bos tim Mercedes, Toto Wolff, menekankan poin penting mesin Formula 1 yang harus lebih bising ketimbang saat ini.
Ya, suara yang kurang bising dan 'ganas' menjadi salah satu keluhan terbesar regulasi mesin V6 turbo hibrida yang telah diperkenalkan di F1 sejak 2014 – sebuah isu yang memicu dukungan untuk kembali ke mesin V8 di masa mendatang.
Meski Wolff tidak berniat melihat F1 kembali menggunakan teknologi lama, ia mengakui bahwa suara mobil-mobil 'jet darat' sebenarnya harus bisa lebih bising lagi.
"Menonton balapan itu masih sebuah pengalaman visual dan audio, meski di tengah-tengah maraknya teknologi hibrida, peningkatan efisiensi, dan bahkan teknologi tanpa awak pada mobil jalanan. Kita bisa melihat mobil melaju dengan kencang, tapi suara juga menjadi penting. Itu akan memberikan tambahan persepsi terkait tenaga dan kecepatan,” sembur Toto Wolff di sela-sela gelaran lomba F1 GP Monako 2017 akhir pekan lalu seperti dilaporkan Motorsport.
"Saya pikir, dengan mesin generasi sekarang, poin itu mungkin sering terlupakan. Tapi (suara mesin) sekarang sebenarnya juga tidak terlalu jelek. Namun, pada tahun 2020, ketika kami membangun mesin (generasi) baru, kualitas suara harus menjadi poin penting, sangat penting," imbuhnya.
Toto Wolff (kiri) bersama Niki Lauda (tengah) dan Bernie Ecclestone di F1 2017. (Foto/focus.de)
Wolff juga menilai situasi mesin F1 sekarang masih berada dalam kondisi yang baik – empat pabrikan mobil berbeda menjadi pemasok mesin. Tapi ia juga akan menyambut jika ada pemasok independen yang masuk ke F1.
"Kita berada di situasi di mana empat pabrikan mobil raksasa menjadi pemasok mesin F1. Kita punya pilihan untuk memilih mesin dari produsen mobil sport terbaik di dunia, Ferrari; atau merek-merek mobil jalanan ternama seperti Honda, Renault; dan tentu saja salah satu merek mobil paling eksklusif seperti Mercedes!” tutur Wolff.
"Situasi seperti itu jarang terlihat di era-era F1 sebelumnya. Jadi, jika kita bisa mencari sebuah formula yang bisa melibatkan pemasok mesin independen ke F1 setelah 2020, itu akan menjadi berita bagus. Namun apakah mereka (pemasok independen) bisa bersaing secara kompetitif dengan pabrikan-pabrikan mobil tersebut? Saya tidak yakin,” kata Wolff menambahkan.
Lebih lanjut, pria Austria berusia 45 tahun itu menjelaskan: "Tapi saya pikir, jika kami bisa memastikan formula mesin baru lebih awal, mungkin itu akan memberikan waktu kepada para pemasok independen untuk bisa mematangkan konsep dan mencari investor.”
"Saya 110 persen yakin F1 harus selalu berbasis teknologi. Jika kita kembali ke V8, maka F1 akan kehilangan DNA mereka. Kita harus memiliki mesin yang paling bertenaga dan paling cepat dengan teknologi terbaik," tutup Wolff.
Ya, suara yang kurang bising dan 'ganas' menjadi salah satu keluhan terbesar regulasi mesin V6 turbo hibrida yang telah diperkenalkan di F1 sejak 2014 – sebuah isu yang memicu dukungan untuk kembali ke mesin V8 di masa mendatang.
Meski Wolff tidak berniat melihat F1 kembali menggunakan teknologi lama, ia mengakui bahwa suara mobil-mobil 'jet darat' sebenarnya harus bisa lebih bising lagi.
"Menonton balapan itu masih sebuah pengalaman visual dan audio, meski di tengah-tengah maraknya teknologi hibrida, peningkatan efisiensi, dan bahkan teknologi tanpa awak pada mobil jalanan. Kita bisa melihat mobil melaju dengan kencang, tapi suara juga menjadi penting. Itu akan memberikan tambahan persepsi terkait tenaga dan kecepatan,” sembur Toto Wolff di sela-sela gelaran lomba F1 GP Monako 2017 akhir pekan lalu seperti dilaporkan Motorsport.
"Saya pikir, dengan mesin generasi sekarang, poin itu mungkin sering terlupakan. Tapi (suara mesin) sekarang sebenarnya juga tidak terlalu jelek. Namun, pada tahun 2020, ketika kami membangun mesin (generasi) baru, kualitas suara harus menjadi poin penting, sangat penting," imbuhnya.
Toto Wolff (kiri) bersama Niki Lauda (tengah) dan Bernie Ecclestone di F1 2017. (Foto/focus.de)
Wolff juga menilai situasi mesin F1 sekarang masih berada dalam kondisi yang baik – empat pabrikan mobil berbeda menjadi pemasok mesin. Tapi ia juga akan menyambut jika ada pemasok independen yang masuk ke F1.
"Kita berada di situasi di mana empat pabrikan mobil raksasa menjadi pemasok mesin F1. Kita punya pilihan untuk memilih mesin dari produsen mobil sport terbaik di dunia, Ferrari; atau merek-merek mobil jalanan ternama seperti Honda, Renault; dan tentu saja salah satu merek mobil paling eksklusif seperti Mercedes!” tutur Wolff.
"Situasi seperti itu jarang terlihat di era-era F1 sebelumnya. Jadi, jika kita bisa mencari sebuah formula yang bisa melibatkan pemasok mesin independen ke F1 setelah 2020, itu akan menjadi berita bagus. Namun apakah mereka (pemasok independen) bisa bersaing secara kompetitif dengan pabrikan-pabrikan mobil tersebut? Saya tidak yakin,” kata Wolff menambahkan.
Lebih lanjut, pria Austria berusia 45 tahun itu menjelaskan: "Tapi saya pikir, jika kami bisa memastikan formula mesin baru lebih awal, mungkin itu akan memberikan waktu kepada para pemasok independen untuk bisa mematangkan konsep dan mencari investor.”
"Saya 110 persen yakin F1 harus selalu berbasis teknologi. Jika kita kembali ke V8, maka F1 akan kehilangan DNA mereka. Kita harus memiliki mesin yang paling bertenaga dan paling cepat dengan teknologi terbaik," tutup Wolff.
(sbn)