Ngabuburit Offroader Tasikmalaya Gelar Persiapan Kejurda Jawa Barat
A
A
A
TASIKMALAYA - Guna menghadapi Kejurda Offroad Jawa Barat 2017 yang akan digelar Juli nanti. Para offroader Tasikmalaya tetap menggelar persiapan dengan latihan intens di bulan Ramadan.
Bertempat di Lanud Wiriadinata, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, sebanyak 15 unit mobil offroad jenis tubular, berjajar menunggu antrian untuk start di sirkuit yang dibuat non permanen tersebut selepas adzan dzuhur. Para drivernya kemudian berkeliling melihat-lihat kondisi track yang akan menjadi lintasan balapnya, dimana telah terpasang pita banner warna merah, kuning, serta bendera merah di sejumlah titik yang ditentukan.
Kendati suhu udara cukup menyengat panas serta dalam kondisi sedang menjalankan ibadah puasa, namun sepertinya tidak menghalangi offroader Tasikmalaya ini untuk menggelar balapan sekaligus ngabuburit menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Direncanakan balapan digelar sebanyak kurang lebih 15 TS dengan 4 leg dimana satu legnya terdiri dari 4 TS.
Track sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer tersebut dibuat memutar dengan berbagai teknik dan rintangan didalamnya, handicap, superbowl, serta sejumlah tikungan tajam yang jika salah mengambil jalur bakal membuat mobil terguling. Disana pun terdapat bendera merah dan banner merah, yang jika terputus maka dikenakan sanksi berupa pengurangan poin yang dihasilkan atas perolehan waktu tempuh.
“Kalau penilaian sesuai dengan ketentuan aturan yang telah disepakati serta mengacu terhadap aturan dari IMI, meskipun ini sifatnya latihan atau bukan kejuaraan resmi namun kami tetap menggunakan aturan baku agar kegiatan ini tetap memberikan nilai pelajaran yang baik. Makanya seluruh perangkat tetap disiapkan mulai kamar hitung, petugas marshal, serta perlengkapan lomba lainnya,” ungkap Pimpinan Lomba Ngabuburit Offroader Tasikmalaya, Iman Setiadi.
Seperti diketahui, dalam even lomba balap mobil offroad dilombakan paling sedikit 3 kelas didalamnya yakni kelas 1000 CC, kelas Under 2500 CC, serta kelas Free For All (FFA) atau diatas 2500 CC. Aturan pun dikenakan sangat ketat, mulai kelengkapan mobil, kelengkapan driver dan navigator, serta sistem keamanan lainnya yang harus melekat, jika tidak terpenuhi maka mobil tidak bisa dilakukan start.
Rata-rata mobil yang dipergunakan pada lomba kali ini merupakan mobil tubular atau modifikasi untuk olahraga offroad dengan kapasitas mesin rata-rata diatas 4000 CC dilengkapi dengan sistem turbo. Tidak kurang dari Rp400 juta untuk bisa membuat mobil tersebut, itupun tergantung dari mesin dan teknologi suspensi serta perangkat lainnya yang dipergunakan. Bahkan mobil milik Direktur RS Jasa Kartini Cecep JK yang menggendong mesin Hummer 6000 CC dinilai menghabiskan dana sebesar Rp1,3 miliar untuk membuatnya.
Ada pula mobil Polaris dengan teknologi mesin matic buatan Amerika Serikat yang dibanderol seharga Rp800 juta, meski berkapasitas mesin kecil namun dengan teknologi turbo didalamnya sehingga pada setiap kegiatan balapan selalu masuk pada kelas FFA. Namun dari sisi kegesitan Polaris dinilai lebih lincah dan mudah bermanuver ketimbang mobil jenis tubular modifikasi yang memiliki tenaga lebih besar.
“Kalau untuk membuat mobil tubular ya minimal Rp300 juta harus dimiliki oleh orang yang hendak membuatnya, dibengkel saya memang telah cukup lama melakukan modifikasi dan telah banyak dimiliki sejumlah offroader di sejumlah tempat. Karena hobi saja, makanya mobil jenis ini ada yang pesan karena tidak bisa dipakai di jalan raya untuk kepentingan transportasi,” kata Owner Dunan Custom, Hendri Komara.
Pada leg pertama balapan kali ini Cecek JK 375 dengan poin serta Poin Leg 1 sebesar 25 menempati urutan pertama, disusul kemudian Asep DC dengan 368 poin serta Poin Leg 1 sebesar 20, dan Aan Saepuloh 348 dengan poin serta Poin Leg 1 sebesar 16.
“Masih ada 3 leg lagi yang akan dilaksanakan hingga minggu terakhir puasa, ini itung-itung latihan saja menjelang kejuaraan tingkat Jawa Barat yang akan digelar bulan Juli 2017 mendatang. Karena di Tasikmalaya banyak sekali offroader yang memiliki potensi tinggi,” ujar Biro Offroad IMI Jawa Barat, Teguh Prio Nugroho.
Bertempat di Lanud Wiriadinata, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, sebanyak 15 unit mobil offroad jenis tubular, berjajar menunggu antrian untuk start di sirkuit yang dibuat non permanen tersebut selepas adzan dzuhur. Para drivernya kemudian berkeliling melihat-lihat kondisi track yang akan menjadi lintasan balapnya, dimana telah terpasang pita banner warna merah, kuning, serta bendera merah di sejumlah titik yang ditentukan.
Kendati suhu udara cukup menyengat panas serta dalam kondisi sedang menjalankan ibadah puasa, namun sepertinya tidak menghalangi offroader Tasikmalaya ini untuk menggelar balapan sekaligus ngabuburit menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Direncanakan balapan digelar sebanyak kurang lebih 15 TS dengan 4 leg dimana satu legnya terdiri dari 4 TS.
Track sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer tersebut dibuat memutar dengan berbagai teknik dan rintangan didalamnya, handicap, superbowl, serta sejumlah tikungan tajam yang jika salah mengambil jalur bakal membuat mobil terguling. Disana pun terdapat bendera merah dan banner merah, yang jika terputus maka dikenakan sanksi berupa pengurangan poin yang dihasilkan atas perolehan waktu tempuh.
“Kalau penilaian sesuai dengan ketentuan aturan yang telah disepakati serta mengacu terhadap aturan dari IMI, meskipun ini sifatnya latihan atau bukan kejuaraan resmi namun kami tetap menggunakan aturan baku agar kegiatan ini tetap memberikan nilai pelajaran yang baik. Makanya seluruh perangkat tetap disiapkan mulai kamar hitung, petugas marshal, serta perlengkapan lomba lainnya,” ungkap Pimpinan Lomba Ngabuburit Offroader Tasikmalaya, Iman Setiadi.
Seperti diketahui, dalam even lomba balap mobil offroad dilombakan paling sedikit 3 kelas didalamnya yakni kelas 1000 CC, kelas Under 2500 CC, serta kelas Free For All (FFA) atau diatas 2500 CC. Aturan pun dikenakan sangat ketat, mulai kelengkapan mobil, kelengkapan driver dan navigator, serta sistem keamanan lainnya yang harus melekat, jika tidak terpenuhi maka mobil tidak bisa dilakukan start.
Rata-rata mobil yang dipergunakan pada lomba kali ini merupakan mobil tubular atau modifikasi untuk olahraga offroad dengan kapasitas mesin rata-rata diatas 4000 CC dilengkapi dengan sistem turbo. Tidak kurang dari Rp400 juta untuk bisa membuat mobil tersebut, itupun tergantung dari mesin dan teknologi suspensi serta perangkat lainnya yang dipergunakan. Bahkan mobil milik Direktur RS Jasa Kartini Cecep JK yang menggendong mesin Hummer 6000 CC dinilai menghabiskan dana sebesar Rp1,3 miliar untuk membuatnya.
Ada pula mobil Polaris dengan teknologi mesin matic buatan Amerika Serikat yang dibanderol seharga Rp800 juta, meski berkapasitas mesin kecil namun dengan teknologi turbo didalamnya sehingga pada setiap kegiatan balapan selalu masuk pada kelas FFA. Namun dari sisi kegesitan Polaris dinilai lebih lincah dan mudah bermanuver ketimbang mobil jenis tubular modifikasi yang memiliki tenaga lebih besar.
“Kalau untuk membuat mobil tubular ya minimal Rp300 juta harus dimiliki oleh orang yang hendak membuatnya, dibengkel saya memang telah cukup lama melakukan modifikasi dan telah banyak dimiliki sejumlah offroader di sejumlah tempat. Karena hobi saja, makanya mobil jenis ini ada yang pesan karena tidak bisa dipakai di jalan raya untuk kepentingan transportasi,” kata Owner Dunan Custom, Hendri Komara.
Pada leg pertama balapan kali ini Cecek JK 375 dengan poin serta Poin Leg 1 sebesar 25 menempati urutan pertama, disusul kemudian Asep DC dengan 368 poin serta Poin Leg 1 sebesar 20, dan Aan Saepuloh 348 dengan poin serta Poin Leg 1 sebesar 16.
“Masih ada 3 leg lagi yang akan dilaksanakan hingga minggu terakhir puasa, ini itung-itung latihan saja menjelang kejuaraan tingkat Jawa Barat yang akan digelar bulan Juli 2017 mendatang. Karena di Tasikmalaya banyak sekali offroader yang memiliki potensi tinggi,” ujar Biro Offroad IMI Jawa Barat, Teguh Prio Nugroho.
(sbn)