Tak Aman di Bursa Pembalap MotoGP, Joki Ducati Pilih Perkuat Diri
A
A
A
COTE D AZUR - Selepas lomba seri ke-9, MotoGP Jerman 2017 di sirkuit Sachsenring, Minggu (2/7). Kejuaraan dunia balap motor Grand Prix (MotoGP) musim ini telah menuntaskan putaran pertama. Mesin motor prototipe setiap tim pabrikan dan satelit, baru akan meraung lagi pada 6 Agustus mendatang di sirkuit Brno, dalam MotoGP Brno 2017 sebagai tuan rumah penyelenggara seri ke-10, atau sebagai ronde pembuka putaran kedua (terakhir) musim ini.
Hampir sebagian besar tim dan pembalap kelas bergengsi, mengambil break musim panas di MotoGP 2017 dengan menikmati liburan. Tetapi tidak bagi Loris Baz.
Ya, pembalap 24 tahun itu sepertinya mencoba untuk memperkuat dirinya dalam liburan musim panas kali ini. Pasalnya, ia memilih menjalani operasi penyembuhan cederanya ketimbang pergi ke pantai.
Seperti dilaporkan oleh GPOne. Pembalap bertinggi badan 188 cm itu tampaknya sadar diri dengan posisinya saat ini. Ya, karena di bursa pembalap MotoGP 2018, nama Loris Baz disebut sebagai salah satu pembalap yang terancam tidak dapat kursi.
Seperti diketahui dalam berita Rabu (5/7/2017), walau berstatus debutan, Esteve ‘Tito’ Rabat dikabarkan bakal ditendang oleh tim satelit Honda, Marc VDS Racing pada akhir musim ini. Performa pembalap 28 tahun itu di kelas bergengsi dinilai biasa-biasa saja.
Tak hanya itu saja, dengan naiknya Franco Morbidelli dari Moto2 ke tim utama Marc VDS di MotoGP. Posisi rekan setim Rabat, Jack Miller, juga sedang di ujung tanduk.
Nah, tim satelit Avintia Racing Ducati rupanya disebut siap menampung Rabat jika ia benar-benar dilepas Marc VDS. Dengan kabar teraktual itu, posisi Baz sebagai salah satu pembalap tim Avintia jelas dalam ancaman.
Mengapa Baz merasa terancam? Bukankah posisinya saat ini di klasemen sementara pembalap MotoGP 2017 (peringkat 15/31 poin) mengungguli rekan setimnya, Hector Barbera (18/21 poin)?
Baz tentu saja patut khawatir dengan masa depannya di kelas bergengsi. Karena MotoGP 2017 masih memiliki 9 seri tersisa, di mana Barbera masih bisa melewati raihan poinnya hingga musim ini selesai. Apalagi Baz hanya menggunakan motor lawas Ducati, GP15, sementara Barbera memakai motor yang setahun lebih muda, GP16.
Karena itu, ia wajib tampil lebih oke di sisa musim ini buat unggul telak atas Barbera guna menemani Rabat musim depan. Jika tidak begitu, bos tim Avintia dinilai bisa menggesernya. Pasalnya, sebagai tim asal Madrid, Spanyol, Avintia pastinya akan lebih berat ke pembalap asal Negeri Matador, yakni Barbera, walau usianya lebih senior (30 tahun).
Untuk itu ketimbang libur musim panas, Baz bakal coba memperkuat performanya di atas motor pada sisa musim ini. Caranya dengan menyembuhkan terlebih dulu cedera pada lengan kanannya.
Cedera ini merupakan sindrom kompartemen exertional kronis atau pompa lengan, sebuah masalah yang umum dialami di kalangan para pembalap motor. Problem ini rupanya telah dialami Baz sejak seri pertama MotoGP 2017 di sirkuit Losail, Qatar.
Awalnya Baz mengira cedera ini berkaitan dengan tendonnya. Namun pada pemeriksaan berikutnya baru ditemukan permasalahan yang sebenarnya terjadi pada lengan kanannya. Dibantu oleh dokter Olivier Dofour di rumah sakit Aix en Provence, Cote d'Azur, selatan Prancis. Hanya dibutuhkan waktu 40 menit untuk mengoperasi cedera Baz.
Perlu waktu sebulan bagi Baz untuk memulihkan cederanya. Dan itu akan tepat saat MotoGP Republik Ceko digeber di sirkuit Brno pada 6 Agustus mendatang.
“Sejujurnya saya tidak pernah memiliki masalah dengan lengan saya, tapi tahun ini motornya sangat-sangat menguras fisik, mungkin motor paling menguras fisik yang pernah saya kendarai dalam hidup saya,” beber Baz pasca operasi.
“Permasalahan dimulai di Qatar, saat pertama kalinya saya merasakannya, dan mencegah saya bertarung dengan Jorge Lorenzo sampai akhir balapan karena menahan rasa sakit. Di Argentina mulai sedikit berkurang, tetapi di Jerez dan Le Mans kembali rasa sakit itu datang, hingga di Mugello rasa sakitnya sangat buruk,” imbuhnya.
Pembalap asal Prancis itu kemudian menjelaskan lebih lanjut: “Saya dan dokter berpikir mungkin ini masalah pada tendonitis, namun pada akhirnya kami menemukan itu sebagai sindrom kompartemen. Setelah berbicara dengan beberapa dokter seperti Dr. Mir atau Dr. Charte, semua orang setuju bahwa operasi diperlukan.”
“Saya mencoba menemukan dokter spesialis dan rekomendasi Randy De Puniet (mantan pembalap MotoGP) adalah Dr. Dufour. Sekarang saya akan menghabiskan satu pekan yang sepi (di ruang perawatan rumah sakit) sebelum kembali berlatih dengan motor dan di gym, sehingga kondisi fisik saya bisa tepat 100 persen pada waktunya untuk berlaga di Brno,” tukas pria yang pernah mengikuti ajang balap British Superbike (BSB), FIM Superstock, dan World Superbike (WSBK) tersebut.
Hampir sebagian besar tim dan pembalap kelas bergengsi, mengambil break musim panas di MotoGP 2017 dengan menikmati liburan. Tetapi tidak bagi Loris Baz.
Ya, pembalap 24 tahun itu sepertinya mencoba untuk memperkuat dirinya dalam liburan musim panas kali ini. Pasalnya, ia memilih menjalani operasi penyembuhan cederanya ketimbang pergi ke pantai.
Seperti dilaporkan oleh GPOne. Pembalap bertinggi badan 188 cm itu tampaknya sadar diri dengan posisinya saat ini. Ya, karena di bursa pembalap MotoGP 2018, nama Loris Baz disebut sebagai salah satu pembalap yang terancam tidak dapat kursi.
Seperti diketahui dalam berita Rabu (5/7/2017), walau berstatus debutan, Esteve ‘Tito’ Rabat dikabarkan bakal ditendang oleh tim satelit Honda, Marc VDS Racing pada akhir musim ini. Performa pembalap 28 tahun itu di kelas bergengsi dinilai biasa-biasa saja.
Tak hanya itu saja, dengan naiknya Franco Morbidelli dari Moto2 ke tim utama Marc VDS di MotoGP. Posisi rekan setim Rabat, Jack Miller, juga sedang di ujung tanduk.
Nah, tim satelit Avintia Racing Ducati rupanya disebut siap menampung Rabat jika ia benar-benar dilepas Marc VDS. Dengan kabar teraktual itu, posisi Baz sebagai salah satu pembalap tim Avintia jelas dalam ancaman.
Mengapa Baz merasa terancam? Bukankah posisinya saat ini di klasemen sementara pembalap MotoGP 2017 (peringkat 15/31 poin) mengungguli rekan setimnya, Hector Barbera (18/21 poin)?
Baz tentu saja patut khawatir dengan masa depannya di kelas bergengsi. Karena MotoGP 2017 masih memiliki 9 seri tersisa, di mana Barbera masih bisa melewati raihan poinnya hingga musim ini selesai. Apalagi Baz hanya menggunakan motor lawas Ducati, GP15, sementara Barbera memakai motor yang setahun lebih muda, GP16.
Karena itu, ia wajib tampil lebih oke di sisa musim ini buat unggul telak atas Barbera guna menemani Rabat musim depan. Jika tidak begitu, bos tim Avintia dinilai bisa menggesernya. Pasalnya, sebagai tim asal Madrid, Spanyol, Avintia pastinya akan lebih berat ke pembalap asal Negeri Matador, yakni Barbera, walau usianya lebih senior (30 tahun).
Untuk itu ketimbang libur musim panas, Baz bakal coba memperkuat performanya di atas motor pada sisa musim ini. Caranya dengan menyembuhkan terlebih dulu cedera pada lengan kanannya.
Cedera ini merupakan sindrom kompartemen exertional kronis atau pompa lengan, sebuah masalah yang umum dialami di kalangan para pembalap motor. Problem ini rupanya telah dialami Baz sejak seri pertama MotoGP 2017 di sirkuit Losail, Qatar.
Awalnya Baz mengira cedera ini berkaitan dengan tendonnya. Namun pada pemeriksaan berikutnya baru ditemukan permasalahan yang sebenarnya terjadi pada lengan kanannya. Dibantu oleh dokter Olivier Dofour di rumah sakit Aix en Provence, Cote d'Azur, selatan Prancis. Hanya dibutuhkan waktu 40 menit untuk mengoperasi cedera Baz.
Perlu waktu sebulan bagi Baz untuk memulihkan cederanya. Dan itu akan tepat saat MotoGP Republik Ceko digeber di sirkuit Brno pada 6 Agustus mendatang.
“Sejujurnya saya tidak pernah memiliki masalah dengan lengan saya, tapi tahun ini motornya sangat-sangat menguras fisik, mungkin motor paling menguras fisik yang pernah saya kendarai dalam hidup saya,” beber Baz pasca operasi.
“Permasalahan dimulai di Qatar, saat pertama kalinya saya merasakannya, dan mencegah saya bertarung dengan Jorge Lorenzo sampai akhir balapan karena menahan rasa sakit. Di Argentina mulai sedikit berkurang, tetapi di Jerez dan Le Mans kembali rasa sakit itu datang, hingga di Mugello rasa sakitnya sangat buruk,” imbuhnya.
Pembalap asal Prancis itu kemudian menjelaskan lebih lanjut: “Saya dan dokter berpikir mungkin ini masalah pada tendonitis, namun pada akhirnya kami menemukan itu sebagai sindrom kompartemen. Setelah berbicara dengan beberapa dokter seperti Dr. Mir atau Dr. Charte, semua orang setuju bahwa operasi diperlukan.”
“Saya mencoba menemukan dokter spesialis dan rekomendasi Randy De Puniet (mantan pembalap MotoGP) adalah Dr. Dufour. Sekarang saya akan menghabiskan satu pekan yang sepi (di ruang perawatan rumah sakit) sebelum kembali berlatih dengan motor dan di gym, sehingga kondisi fisik saya bisa tepat 100 persen pada waktunya untuk berlaga di Brno,” tukas pria yang pernah mengikuti ajang balap British Superbike (BSB), FIM Superstock, dan World Superbike (WSBK) tersebut.
(sbn)