Tuan Rumah Malaysia Seharusnya Lebih Sensitif
A
A
A
JAKARTA - Insiden pemasangan bendera Indonesia yang terbalik di buku suvenir untuk acara pembukaan Sea Games ke-29 Kuala Lumpur seharusnya tidak perlu terjadi jika tuan rumah Malaysia sensitif terhadap simbol dan lambang-lambang negara.
Demikian sebagaimana diungkapkan oleh Seskemenpora, Gatot S Dewa Broto melalui aplikasi pesan singkat, Sabtu (19/8) malam. "Setiap negara tuan rumah harus sensitif terhadap simbol dan lambang-lambang negara, karena ada aturan konvensi internasional tentang itu," tegasnya.
"Sebagai ilustrasi, jika Indonesia punya gawe, selalu berkonsultasi dengan Ditjen Protokol dan Konsuler Kemenlu dengan tujuan untuk memastikan seluruh prosedur kenegaraan dan protokoler pemasangan bendera dan lagu-lagu kebangsaan tidak menyalahi prosedur," sambung Gatot.
Lebih lanjut, Gatot menuturkan, dalam tahap pertama, CDM Indonesia bisa melakukan nota permintaan klarifikasi pada OC (Operating Committee) Malaysia, mengapa hal itu terjadi. "Jika terungkap faktanya (ada kemungkinan mereka berkilah macam-macam alasan), maka Indonesia melalui KBRI bisa mengajukan nota keberatan, mulai dari yang soft hingga yang hard tergantung tingkat kesalahan mereka," ungkapnya.
Gatot pun menyesali terjadi keteledoran tersebut, pasalnya Malaysia bukan sekali ini saja menjadi tuan rumah acara olahraga internasional, sehingga seharusnya mereka lebih sensitif.
Terlepas dari insiden tersebut, Gatot berharap seluruh atlet Indonesia yang berkiprah di SEA Games 2017 tidak terganggu apapun bentuk provokasinya, karena harus tetap fokus pada prestasi. "Biarlah urusan politis itu diselesaikan sesuai prosedur pimpinan kontingen dan KBRI. Kami yakin baik Bu Puan (Maharani) dan Pak Imam (Nahrawi) tentu wise dalam menyelesaikannya," lanjut dia.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi melalui akun Twitter resminya mem-posting sebuah foto buku suvenir di buku SEA Games 2017 dengan bendera Indonesia yang tercetak terbalik. (Baca: Bendera Indonesia Terbalik di SEA Games ke-29 di Malaysia )
Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin lewat akun Twitter resminya @khairykj pun membalas kicauan Imam Nahrawi dengan permintaan maaf. "Bapak Imam, mohon terima permintaan maaf saya yang tulus untuk ini. Sesungguhnya tiada niat jahat. Saya sangat kesal dengan kesilapan ini. Mohon maaf," tulis Jamaludin, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana SEA Games Malaysia.
Sementara itu, dalam pernyataan resminya, panitia SEA Games 2017 juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia. "Kami dengan tulus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan yang tidak disengaja dalam menerbitkan bendera yang salah untuk Indonesia," bunyi pernyataan pihak panitia Sea Games Malaysia.
(Baca juga: Insiden Bendera Indonesia Terbalik, Malaysia Minta Maaf )
Jamaludin sendiri berencana mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menpora RI, Imam Nahrawi untuk meminta maaf lagi atas nama komite. "Kami sangat menyesalkan kesalahan dan mempercayai ikatan kuat antara kedua negara akan semakin menguat dalam semangat SEA Games," demikian pernyataan tersebut.
Demikian sebagaimana diungkapkan oleh Seskemenpora, Gatot S Dewa Broto melalui aplikasi pesan singkat, Sabtu (19/8) malam. "Setiap negara tuan rumah harus sensitif terhadap simbol dan lambang-lambang negara, karena ada aturan konvensi internasional tentang itu," tegasnya.
"Sebagai ilustrasi, jika Indonesia punya gawe, selalu berkonsultasi dengan Ditjen Protokol dan Konsuler Kemenlu dengan tujuan untuk memastikan seluruh prosedur kenegaraan dan protokoler pemasangan bendera dan lagu-lagu kebangsaan tidak menyalahi prosedur," sambung Gatot.
Lebih lanjut, Gatot menuturkan, dalam tahap pertama, CDM Indonesia bisa melakukan nota permintaan klarifikasi pada OC (Operating Committee) Malaysia, mengapa hal itu terjadi. "Jika terungkap faktanya (ada kemungkinan mereka berkilah macam-macam alasan), maka Indonesia melalui KBRI bisa mengajukan nota keberatan, mulai dari yang soft hingga yang hard tergantung tingkat kesalahan mereka," ungkapnya.
Gatot pun menyesali terjadi keteledoran tersebut, pasalnya Malaysia bukan sekali ini saja menjadi tuan rumah acara olahraga internasional, sehingga seharusnya mereka lebih sensitif.
Terlepas dari insiden tersebut, Gatot berharap seluruh atlet Indonesia yang berkiprah di SEA Games 2017 tidak terganggu apapun bentuk provokasinya, karena harus tetap fokus pada prestasi. "Biarlah urusan politis itu diselesaikan sesuai prosedur pimpinan kontingen dan KBRI. Kami yakin baik Bu Puan (Maharani) dan Pak Imam (Nahrawi) tentu wise dalam menyelesaikannya," lanjut dia.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi melalui akun Twitter resminya mem-posting sebuah foto buku suvenir di buku SEA Games 2017 dengan bendera Indonesia yang tercetak terbalik. (Baca: Bendera Indonesia Terbalik di SEA Games ke-29 di Malaysia )
Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin lewat akun Twitter resminya @khairykj pun membalas kicauan Imam Nahrawi dengan permintaan maaf. "Bapak Imam, mohon terima permintaan maaf saya yang tulus untuk ini. Sesungguhnya tiada niat jahat. Saya sangat kesal dengan kesilapan ini. Mohon maaf," tulis Jamaludin, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana SEA Games Malaysia.
Sementara itu, dalam pernyataan resminya, panitia SEA Games 2017 juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia. "Kami dengan tulus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan yang tidak disengaja dalam menerbitkan bendera yang salah untuk Indonesia," bunyi pernyataan pihak panitia Sea Games Malaysia.
(Baca juga: Insiden Bendera Indonesia Terbalik, Malaysia Minta Maaf )
Jamaludin sendiri berencana mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menpora RI, Imam Nahrawi untuk meminta maaf lagi atas nama komite. "Kami sangat menyesalkan kesalahan dan mempercayai ikatan kuat antara kedua negara akan semakin menguat dalam semangat SEA Games," demikian pernyataan tersebut.
(nug)