Firman Utina : LSP Sumber Pemain Tim Nasional
A
A
A
MAGELANG - Mantan gelandang tim nasional Indonesia Firman Utina menyambut baik keberadaan kompetisi Liga Sepak Bola Pelajar (LSP) Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang menurutnya bisa menjadi sumber pemain-pemain tim nasional Indonesia yang bagus di masa depan.
"Bakat-bakat mereka ini bisa mendongkrak tim nasional. Selama ini kelemahan kita adalah kurang memberikan perhatian kepada pesepak bola berusia dini. Karena itulah saya senang dengan adanya kompetisi ini," ujar Firman ketika berbincang di Stadion Abu Bakrin, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017).
Firman Utina sendiri menjadi salah satu pencari bakat dalam LSP, yang babak finalnya digelar bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-34 yang perayaan puncaknya diadakan di Magelang.
LSP Piala Menpora diadakan dengan kelompok umur U-12, U-14 dan U-16. Dari ribuan pemain, tim pencari bakat yang diketuai oleh pemain tim nasional era 1980-an Rully Nere diharapkan bisa menemukan bibit-bibit potensial dari kompetisi terebut.
"Untuk setiap kelompok umur kami memilih sekitar 40 pemain dan nantinya mereka disaring lagi di Jakarta. Pada akhirnya mereka akan masuk timnas pelajar Indonesia," tutur Firman.
Terkait kategori pemain yang diseleksi, dia menyebut bahwa beberapa syarat utama yang harus dipenuhi adalah memiliki kemampuan teknik, visi bermain, kepemimpinan, sikap dan disiplin yang baik.
Selain itu, dia pun meminta para orang tua untuk selalu mendukung anaknya dalam berlatih dan memberikan anak-anaknya kebebasan bermain sepak bola.
Firman menambahkan, jika ingin membentuk timnas yang bisa bersaing dengan kekuatan-kekuatan sepak bola internasional, para pemain muda harus terus dipantau perkembangannya.
Selain itu, dia berharap skuat tim nasional di kelompok-kelompok umur tidak berubah secara signifikan sampai akhirnya mereka menjadi kekuatan di level senior.
"Seleksi harus tetap ada, tetapi susunan tim tidak perlu diubah banyak. Kita harus memiliki target jangka panjang," tutur Firman.
LSP Piala Kemenpora sendiri digelar atas kerja sama dengan Badan Liga Sepakbola Pelajar Indoneia (BLiSPI). BLiSPI sendiri juga menggelar kompetisi liga U-9 dan U-11.
"Bakat-bakat mereka ini bisa mendongkrak tim nasional. Selama ini kelemahan kita adalah kurang memberikan perhatian kepada pesepak bola berusia dini. Karena itulah saya senang dengan adanya kompetisi ini," ujar Firman ketika berbincang di Stadion Abu Bakrin, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017).
Firman Utina sendiri menjadi salah satu pencari bakat dalam LSP, yang babak finalnya digelar bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-34 yang perayaan puncaknya diadakan di Magelang.
LSP Piala Menpora diadakan dengan kelompok umur U-12, U-14 dan U-16. Dari ribuan pemain, tim pencari bakat yang diketuai oleh pemain tim nasional era 1980-an Rully Nere diharapkan bisa menemukan bibit-bibit potensial dari kompetisi terebut.
"Untuk setiap kelompok umur kami memilih sekitar 40 pemain dan nantinya mereka disaring lagi di Jakarta. Pada akhirnya mereka akan masuk timnas pelajar Indonesia," tutur Firman.
Terkait kategori pemain yang diseleksi, dia menyebut bahwa beberapa syarat utama yang harus dipenuhi adalah memiliki kemampuan teknik, visi bermain, kepemimpinan, sikap dan disiplin yang baik.
Selain itu, dia pun meminta para orang tua untuk selalu mendukung anaknya dalam berlatih dan memberikan anak-anaknya kebebasan bermain sepak bola.
Firman menambahkan, jika ingin membentuk timnas yang bisa bersaing dengan kekuatan-kekuatan sepak bola internasional, para pemain muda harus terus dipantau perkembangannya.
Selain itu, dia berharap skuat tim nasional di kelompok-kelompok umur tidak berubah secara signifikan sampai akhirnya mereka menjadi kekuatan di level senior.
"Seleksi harus tetap ada, tetapi susunan tim tidak perlu diubah banyak. Kita harus memiliki target jangka panjang," tutur Firman.
LSP Piala Kemenpora sendiri digelar atas kerja sama dengan Badan Liga Sepakbola Pelajar Indoneia (BLiSPI). BLiSPI sendiri juga menggelar kompetisi liga U-9 dan U-11.
(bbk)