Tahap Karantina Belum Menjamin Jadi Atlet PB Djarum
A
A
A
KUDUS - Perjuangan para peserta yang tampil di Grand Final Audisi PB Djarum 2017, benar-benar berat. Pasalnya, jika berhasil mendapatkan tiket ke tahap karantina, belum tentu bisa menjadi bagian dari PB Djarum.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan dalam proses final audisi umum kali akan ada perbedaan dengan proses audisi di delapan kota sebelumnya. Di tahap terakhir itu, tidak ada lagi screening termasuk dengan pertandingan yang sifatnya menyerupai turnamen.
Pasalnya, Fung menjelaskan para pelatih berasumsi sudah mendapatkan hasil terbaik dari delapan kota yang sudah dipantau dan dinilai lagi pada final di Kudus. Bahkan, hasil menang-kalah di babak final juga bukan satu-satunya penilaian untuk meloloskan atlet ke babak karantina yang digelar di GOR Djarum Jati Kudus, 11-16 September nanti.
"Penilaiannya nanti langsung dari penilaian pelatih di PB Djarum. Dasarnya adalah kami sebagai satu perkumpuklan dan pembinaan bulutangkis punya satu konsep sendiri untuk bagaimana melatih atlet, atlet seperti apa yang memenuhi syarat yang menurut kami bisa jadi bahan untuk dapat diolah secepat mungkin untuk mencapai tujuan menjadi atlet berpreringkat dunia," kata Fung.
Menurtnya, penilaian tolak ukur juga disebutnya relatif dan cenderung subjektif. Terutama, ada pada peserta yang dianggap punya kelebihan menonjol baik itu dari teknik pukulan, gerakan kaki atau semangat juang yang tinggi. Hal itu yang bisa membuat para atlet berkesempatan menjalani latihan intens dengan para pelatih PB Djarum di GOR Djarum nanti.
Dari 139 peserta yang lolos ke final, Fung menjelaskan bahwa sedikitnya ada lebih dari 40 atlet yang bakal ikut karantina. Biasanya, lanjut Fung, ada lebih dari 20 atlet yang nantinya lolos audisi dan mendapatkan beasiswa dari PB Djarum. Nantinya, peserta yang lolos akan segera memasuki asrama dan berlatih sebagai atlet PB Djarum.
"Tujuan karantina itu kami ingin mengetahui konsistensi semangat berlatih dan mental mereka di lima pertandingan selama final audisi. Jadi kalau sudah lolos ke karantina juga belum tentu lolos audisi," ucap Fung.
"Di sini nanti, selain mendapatkan pelatihan dari para pelatih berpengalaman di PB Djarum, juga akan mendapatkan fasilitas terbaik alam program beasiswa bulu tangkis. Termasuk di dalamnya kesempatan bertanding di turnamen nasional dan internasional.
Sementara itu, salah satu peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis yang lolos ke grand final, Michael Owen, tak ingin membicarakan tahap karantina terlebih dulu. Peserta yang lolos dari Audisi Umum di Cirebon itu, hanya ingin fokus bermain sebaik mungkin di tahap final ini. Pasalnya, dia sangat berharap ingin menjadi bagian dari PB Djarum. Apalagi, pemain klub Desuari ini tak ingin melakukan kegagalan yang keduanya di Audisi Umum ini.
"Tahun lalu, saya gagal di Audisi Bandung pas babak turnamen. Pada tahun ini sudah ada peningkatan karena bisa masuk ke babak final. Jadi, saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk bisa menjadi atlet PB Djarum," ungkap Owen yang mengidolakan Atlet PB Djarum dan Pelatnas PP PBSI, Kevin Sanjaya Sukamuljo. (Raikhul Amar)
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan dalam proses final audisi umum kali akan ada perbedaan dengan proses audisi di delapan kota sebelumnya. Di tahap terakhir itu, tidak ada lagi screening termasuk dengan pertandingan yang sifatnya menyerupai turnamen.
Pasalnya, Fung menjelaskan para pelatih berasumsi sudah mendapatkan hasil terbaik dari delapan kota yang sudah dipantau dan dinilai lagi pada final di Kudus. Bahkan, hasil menang-kalah di babak final juga bukan satu-satunya penilaian untuk meloloskan atlet ke babak karantina yang digelar di GOR Djarum Jati Kudus, 11-16 September nanti.
"Penilaiannya nanti langsung dari penilaian pelatih di PB Djarum. Dasarnya adalah kami sebagai satu perkumpuklan dan pembinaan bulutangkis punya satu konsep sendiri untuk bagaimana melatih atlet, atlet seperti apa yang memenuhi syarat yang menurut kami bisa jadi bahan untuk dapat diolah secepat mungkin untuk mencapai tujuan menjadi atlet berpreringkat dunia," kata Fung.
Menurtnya, penilaian tolak ukur juga disebutnya relatif dan cenderung subjektif. Terutama, ada pada peserta yang dianggap punya kelebihan menonjol baik itu dari teknik pukulan, gerakan kaki atau semangat juang yang tinggi. Hal itu yang bisa membuat para atlet berkesempatan menjalani latihan intens dengan para pelatih PB Djarum di GOR Djarum nanti.
Dari 139 peserta yang lolos ke final, Fung menjelaskan bahwa sedikitnya ada lebih dari 40 atlet yang bakal ikut karantina. Biasanya, lanjut Fung, ada lebih dari 20 atlet yang nantinya lolos audisi dan mendapatkan beasiswa dari PB Djarum. Nantinya, peserta yang lolos akan segera memasuki asrama dan berlatih sebagai atlet PB Djarum.
"Tujuan karantina itu kami ingin mengetahui konsistensi semangat berlatih dan mental mereka di lima pertandingan selama final audisi. Jadi kalau sudah lolos ke karantina juga belum tentu lolos audisi," ucap Fung.
"Di sini nanti, selain mendapatkan pelatihan dari para pelatih berpengalaman di PB Djarum, juga akan mendapatkan fasilitas terbaik alam program beasiswa bulu tangkis. Termasuk di dalamnya kesempatan bertanding di turnamen nasional dan internasional.
Sementara itu, salah satu peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis yang lolos ke grand final, Michael Owen, tak ingin membicarakan tahap karantina terlebih dulu. Peserta yang lolos dari Audisi Umum di Cirebon itu, hanya ingin fokus bermain sebaik mungkin di tahap final ini. Pasalnya, dia sangat berharap ingin menjadi bagian dari PB Djarum. Apalagi, pemain klub Desuari ini tak ingin melakukan kegagalan yang keduanya di Audisi Umum ini.
"Tahun lalu, saya gagal di Audisi Bandung pas babak turnamen. Pada tahun ini sudah ada peningkatan karena bisa masuk ke babak final. Jadi, saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk bisa menjadi atlet PB Djarum," ungkap Owen yang mengidolakan Atlet PB Djarum dan Pelatnas PP PBSI, Kevin Sanjaya Sukamuljo. (Raikhul Amar)
(bbk)