Gerard Pique: Saya Harus Diizinkan Bermain dengan Spanyol
A
A
A
ALICANTE - “Pemain yang mendukung kemerdekaan bisa bermain untuk timnas Spanyol. Tidak ada timnas Catalonia sehingga tetap harus diizinkan bermain dengan Spanyol,” kata bek timnas Spanyol Gerard Pique, terkait munculnya suara yang meminta dia mundur dari La Furia Roja.
Diakui atau tidak, Pique sebenarnya memiliki bakat luar biasa sebagai seorang politikus. Di satu sisi, dia menjadi bagian dari timnas Spanyol yang telah memberikan banyak gelar dan menjadi bagian dari generasi emas La Furia Roja. Tapi, dia menjadi pemain yang bangga dengan identitasnya sebagai Catalonia dan mau bermain untuk “timnas” Catalonia. (Baca Juga: Timnas Spanyol Pikul Beban Internal Hadapi Albania
Dalam ketegangan yang luar biasa, dia tenang menanggapi semua tekanan. Komentarnya pun cerdas, tanpa terkesan merendahkan dua sisi yang berseberangan. “Saya sudah di sini sejak umur 15 tahun. Saya menganggap ini sebagai keluarga saya. Saya bangga di timnas, menjadi seorang bagian dari kelompok pemain unik ini,” katanya kepada wartawan.
Tapi, terkait Catalonia, dia juga bersuara lantang. Bek berusia 30 tahun itu mengibaratkan hubungan antara Spanyol dan Catalonia seperti antara seorang ayah dengan anak remaja yang ingin pergi dari rumah. Sekarang, lanjutnya, Spanyol memiliki dua pilihan, ya atau tidak. Spanyol, tambah Pique, bisa mengatakan tidak atau duduk dan membicarakan situasi yang terjadi dan saat dialog, tidak harus merasa kalah. “Sangat sulit memahami apa yang sedang terjadi di Catalonia tanpa berada di sana,” ujarnya.
Dia mendesak pihak-pihak yang memiliki kekuatan agar mendiskusikan situasi yang terjadi dan berusaha menyelesaikannya. Sebab, ada kejadian saat jutaan orang ingin memberikan suara, tapi diredam dengan cara tidak benar. Persoalan ini, lanjutnya, bukan hanya tentang dirinya, tapi lebih besar dari itu. Situasi sekarang adalah tentang (ada) bagian dari Spanyol yang ingin pergi.
“Jadi, paling penting sekarang politisi melakukan pekerjaan mereka dan menyelesaikannya dengan diskusi karena kita membutuhkan dialog, dialog, dan dialog,” tuturnya. Mantan pemain Manchester United itu menjelaskan hanya membela apa yang diyakini dan meminta dihormati. “Yang saya minta hanyalah rasa hormat, itu paling penting,” tandasnya.(Ma'ruf)
Diakui atau tidak, Pique sebenarnya memiliki bakat luar biasa sebagai seorang politikus. Di satu sisi, dia menjadi bagian dari timnas Spanyol yang telah memberikan banyak gelar dan menjadi bagian dari generasi emas La Furia Roja. Tapi, dia menjadi pemain yang bangga dengan identitasnya sebagai Catalonia dan mau bermain untuk “timnas” Catalonia. (Baca Juga: Timnas Spanyol Pikul Beban Internal Hadapi Albania
Dalam ketegangan yang luar biasa, dia tenang menanggapi semua tekanan. Komentarnya pun cerdas, tanpa terkesan merendahkan dua sisi yang berseberangan. “Saya sudah di sini sejak umur 15 tahun. Saya menganggap ini sebagai keluarga saya. Saya bangga di timnas, menjadi seorang bagian dari kelompok pemain unik ini,” katanya kepada wartawan.
Tapi, terkait Catalonia, dia juga bersuara lantang. Bek berusia 30 tahun itu mengibaratkan hubungan antara Spanyol dan Catalonia seperti antara seorang ayah dengan anak remaja yang ingin pergi dari rumah. Sekarang, lanjutnya, Spanyol memiliki dua pilihan, ya atau tidak. Spanyol, tambah Pique, bisa mengatakan tidak atau duduk dan membicarakan situasi yang terjadi dan saat dialog, tidak harus merasa kalah. “Sangat sulit memahami apa yang sedang terjadi di Catalonia tanpa berada di sana,” ujarnya.
Dia mendesak pihak-pihak yang memiliki kekuatan agar mendiskusikan situasi yang terjadi dan berusaha menyelesaikannya. Sebab, ada kejadian saat jutaan orang ingin memberikan suara, tapi diredam dengan cara tidak benar. Persoalan ini, lanjutnya, bukan hanya tentang dirinya, tapi lebih besar dari itu. Situasi sekarang adalah tentang (ada) bagian dari Spanyol yang ingin pergi.
“Jadi, paling penting sekarang politisi melakukan pekerjaan mereka dan menyelesaikannya dengan diskusi karena kita membutuhkan dialog, dialog, dan dialog,” tuturnya. Mantan pemain Manchester United itu menjelaskan hanya membela apa yang diyakini dan meminta dihormati. “Yang saya minta hanyalah rasa hormat, itu paling penting,” tandasnya.(Ma'ruf)
(amm)