Gala Desa Sampai di Kotawaringin Barat
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gala Desa 2017, kembali dihelat. Kali ini, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ditunjuk jadi daerah ke-85 menggelar ajang tersebut.
Sama seperti kota-kota lainnya yang telah lebih dulu melangsungkan Gala Desa. Ada enam cabang olahraga yang di pertandingkan yakni sepakbola, sepak takraw, voli, bulutangkis, tenis meja serta atletik.
Sebanyak 1200 atlet dan pelatih dari 48 desa/kelurahan yang turut serta dalam Gala Desa ini. Dijadwalkan, ajang tersebut mulai berlangsung pada 14 sampai dengan 31 Oktober 2017.
Bupati Kotawaringin Barat, Nurhidayah membuka langsung perhelatan ini di Stadion Sampuraga, Sabtu (14/10/2017). Ia berharap tahun depan Gala Desa bisa lebih semarak lagi karena melihat animo masyarakat yang begitu kuat.
"Dengan adanya Gala desa ini masyarakat Kobar (Kotawaringin Barat) jadi semakin sering olahraga. Meningkatnya rasa sportivitas masyarakat yang ada," kata Nurhidayah saat memberikan sambutan.
Tak lupa, Nurhidayah mengingatkan para peserta agar mematuhi segala peraturan yang ada. Ini karena ia ingin Gala Desa berjalan lancar hingga selesai dan dicontoh kota-kota lainnya. "Dalam olahraga kalah atau menang itu biasa, buat yang kalah jadikan hal itu sebagai evaluasi agar lebih baik lagi ke depannya," ucapnya.
"Para petugas atau wasit juga harus bertugas secara baik. Jangan sampai ada kesalahan yang sengaja dibuat, karena itu bisa mencederai rasa sportivitas di olahraga," tambahnya.
Sedangkan Ketua Pelaksana Anang Pinarto, berharap muncul bibit-bibit atlet berbakat dari Kotawaringin Barat. Menurutnya, kemampuan para atlet yang bertanding bagus-bagus semuanya. "Semoga ada perwakilan dari Kotawaringin Barat yang bisa dibawa ke tingkat nasional atau sampai internasional. Harapan saya hanya itu karena saya yakin para peserta memiliki kemampuan itu," jelasnya.
Ditempat terpisah, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Dr Raden Isnanta MPd yang menggawangi program ini mengatakan, program yang digulirkan di 34 Provinsi, 136 Kabupaten/Kota dan 816 Desa/Kelurahan ini menyentuh langsung kepada masyarakat.
Ia juga menuturkan jika ide munculnya program ini bermula dari filosofi Presiden Joko Widodo dengan menjadikan bersepeda sebagai olahraga yang sehat. Lantas Presiden pulalah yang mengarahkan agar pemerintah dalam hal ini Kemenpora berbuat sesuatu yang langsung mengena ke masyarakat. .
"Program Gala Desa ini memang tidak mutlak untuk mengejar prestasi. Tapi ada dua tujuan yang ingin dicapai. Pertama pada kelompok pelajar untuk pembibitan, kedua kelompok umum untuk pemassalan," kata Raden Isnanta.
Dikatakan pula, cabor yang mengemban misi pembinaan adalah atletik, bulutangkis, dan tenis meja. Namun ada juga yang bisa masuk keduanya, untuk pembibitan dan umum. Khusus untuk sepakbola memang diperuntukkan bagi umum. Pasalnya, di Kemenpora sudah ada program sepakbola kelompok umur.
"Jadi pemilihan cabor itu juga punya pertimbangan tersendiri. Sepak Takraw misalnya, tidak semua ada penggemarnya di Tanah Air. Yang banyak di Sumatera di beberapa di Kalimantan dan Sulawesi. Nah, untuk cabang olahraga seperti ini kita perlu pemassalan mengingat sepak takraw ini dikenal sebagai olahraganya orang Melayu. Jadi seperti pengenalan budaya bangsa," pungkasnya.
Sama seperti kota-kota lainnya yang telah lebih dulu melangsungkan Gala Desa. Ada enam cabang olahraga yang di pertandingkan yakni sepakbola, sepak takraw, voli, bulutangkis, tenis meja serta atletik.
Sebanyak 1200 atlet dan pelatih dari 48 desa/kelurahan yang turut serta dalam Gala Desa ini. Dijadwalkan, ajang tersebut mulai berlangsung pada 14 sampai dengan 31 Oktober 2017.
Bupati Kotawaringin Barat, Nurhidayah membuka langsung perhelatan ini di Stadion Sampuraga, Sabtu (14/10/2017). Ia berharap tahun depan Gala Desa bisa lebih semarak lagi karena melihat animo masyarakat yang begitu kuat.
"Dengan adanya Gala desa ini masyarakat Kobar (Kotawaringin Barat) jadi semakin sering olahraga. Meningkatnya rasa sportivitas masyarakat yang ada," kata Nurhidayah saat memberikan sambutan.
Tak lupa, Nurhidayah mengingatkan para peserta agar mematuhi segala peraturan yang ada. Ini karena ia ingin Gala Desa berjalan lancar hingga selesai dan dicontoh kota-kota lainnya. "Dalam olahraga kalah atau menang itu biasa, buat yang kalah jadikan hal itu sebagai evaluasi agar lebih baik lagi ke depannya," ucapnya.
"Para petugas atau wasit juga harus bertugas secara baik. Jangan sampai ada kesalahan yang sengaja dibuat, karena itu bisa mencederai rasa sportivitas di olahraga," tambahnya.
Sedangkan Ketua Pelaksana Anang Pinarto, berharap muncul bibit-bibit atlet berbakat dari Kotawaringin Barat. Menurutnya, kemampuan para atlet yang bertanding bagus-bagus semuanya. "Semoga ada perwakilan dari Kotawaringin Barat yang bisa dibawa ke tingkat nasional atau sampai internasional. Harapan saya hanya itu karena saya yakin para peserta memiliki kemampuan itu," jelasnya.
Ditempat terpisah, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Dr Raden Isnanta MPd yang menggawangi program ini mengatakan, program yang digulirkan di 34 Provinsi, 136 Kabupaten/Kota dan 816 Desa/Kelurahan ini menyentuh langsung kepada masyarakat.
Ia juga menuturkan jika ide munculnya program ini bermula dari filosofi Presiden Joko Widodo dengan menjadikan bersepeda sebagai olahraga yang sehat. Lantas Presiden pulalah yang mengarahkan agar pemerintah dalam hal ini Kemenpora berbuat sesuatu yang langsung mengena ke masyarakat. .
"Program Gala Desa ini memang tidak mutlak untuk mengejar prestasi. Tapi ada dua tujuan yang ingin dicapai. Pertama pada kelompok pelajar untuk pembibitan, kedua kelompok umum untuk pemassalan," kata Raden Isnanta.
Dikatakan pula, cabor yang mengemban misi pembinaan adalah atletik, bulutangkis, dan tenis meja. Namun ada juga yang bisa masuk keduanya, untuk pembibitan dan umum. Khusus untuk sepakbola memang diperuntukkan bagi umum. Pasalnya, di Kemenpora sudah ada program sepakbola kelompok umur.
"Jadi pemilihan cabor itu juga punya pertimbangan tersendiri. Sepak Takraw misalnya, tidak semua ada penggemarnya di Tanah Air. Yang banyak di Sumatera di beberapa di Kalimantan dan Sulawesi. Nah, untuk cabang olahraga seperti ini kita perlu pemassalan mengingat sepak takraw ini dikenal sebagai olahraganya orang Melayu. Jadi seperti pengenalan budaya bangsa," pungkasnya.
(bbk)