120 Tahun Perjalanan Juventus: Kejayaan, Heysel dan Calciopoli
A
A
A
TURIN - Juventus hari ini merayakan hari ulang tahun. Suka-duka mewarnai perjalanan Si Nyonya Tua dari Rekor manis, Tragedi Heysel, hingga Skandal Calciopoli tak luput dari perjalanan 120 tahun klub asal Kota Turin.
Dikutip Football Italia, Juventus didirikan pada 1 November 1870 oleh siswa-siswa di Massimo D'Azeglio Lyceum. Pada awalnya, mereka menggunakan kit berwarna merah muda dan hitam untuk menandai identitas tim sepak bola.
Pada 1903, pemain Juventus bernama Tom Gordon Savage mengubah jersey tim menjadi hitam putih. Konon, Gordon meminta perubahan pada jersey Juventus karena ingin senada dengan klub lama dia yakni Notts County.
Scudetto pertama Juventus datang pada 1950, sebelum terjadi perpecehan di klub setahun setelahnya. Perpecahan tersebut membuat Presiden Alfred Dick mendirikan klub baru yang bernama Torino.
Pada tahun 1923, pemilik baru -Edoardo Agnelli- merencanakan pembangunan stadion di tahun perdananya menjabat. Tiga tahun setelah kedatangan Agnelli, Juventus merekrut pelatih profesional pertama mereka, Jeno Karoly, dari Hungaria yang mempersembahkan scudetto kedua (1926).
Juventus menjadi tim yang dominan di Italia pada 1930. Mereka memenangkan lima scudetto berturut-turut; sebuah prestasi yang hanya bisa diraih Grande Torino pada saat itu.
Bianconeri, julukan Juventus yang berarti hitam-putih, menjadi tim Italia pertama yang mengoleksi 10 gelar scudetto. Kesuksesan Juventus berlanjut di level Eropa, dengan memenangkan Piala UEFA 1977, Piala Winners 1984 dan Piala Eropa 1985.
Tragedi Heysel
Pada 29 Mei 1985, Juventus tercatat dalam sejarah kelam sepak bola di Eropa. Suporter mereka terlibat bentrok dengan pendukung Liverpool di Stadion Heysel. Insiden di dalam stadion itu merobohkan dinding pembatas sehingga menewaskan 39 orang dan melukai sekitar 600 jiwa.
Meski menelan korban jiwa dalam jumlah besar, pertandingan Juventus vs Liverpool di Piala Champions (sekarang Liga Champions) tetap dilanjutkan. Juventus keluar sebagai pemenang setelah Michel Platini mencetak gol tunggal dari titik putih.
Skandal Serie A 2006
Skandal itu pertama kali terungkap menyusul penyelidikan jaksa pada sebuah agensi sepak bola terkenal di Italia, GEA World. Transkrip percakapan telepon yang direkam diterbitkan di surat kabar Italia mengungkap bahwa selama musim 2004-05, direktur umum Juventus, Luciano Moggi dan Antonio Giraudo melakukan percakapan dengan beberapa pejabat dari sepak bola Italia untuk mempengaruhi penunjukan wasit.
Nama Calciopoli (yang dapat diterjemahkan sebagai "Footballville") merupakan adaptasi ironis Tangentopoli ("Bribesville"), yang merupakan nama yang diberikan kepada beberapa klientelisme korupsi selama penyelidikan Mani Pulite pada awal 1990-an dan melibatkan klub lain seperti Fiorentina, Lazio dan AC Milan.
Hakim yang memimpin persidangan kasus Calciopoli pada 2006 silam mencabut gelar scudetto 2005/2006 dan menyerahkan kepada Inter Milan. Belakangan, keputusan tersebut disayangkan karena Pengadilan Tinggi disebut cukup membatasi sanksi untuk Juventus, bukan mencabut gelar mereka apalagi menghadiahkan ke Inter Milan.
Kasus tersebut disusul pengunduran diri Franco Carraro dari jabatan presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pada 8 Mei. Seluruh anggota dewan direksi Juventus juga mengundurkan diri pada tanggal 11 Mei. Tidak hanya itu, Juventus juga terdegradasi ke Serie B.
Saat turun kasta, sejumlah pemain top kabur. Namun, loyalitas ditunjukan oleh Gianluigi Buffon dan Alessandro Del Piero yang perlahan-lahan membantu Bianconeri kembali ke Serie A. Bahkanm Buffon sampai saat ini masih menjadi penjaga gawang andalan Juventus.
Tak hanya membantu Juventus bangkit, Buffon juga menjadi bagian terpenting dalam kesuksesan Juventus meraih enam scudetto usai mengunci gelar Serie A 2016/2017, Minggu (21/5/2017) lalu. Juventus merupakan tim pertama di Serie A yang memenangkan enam gelar beruntun.
Dikutip Football Italia, Juventus didirikan pada 1 November 1870 oleh siswa-siswa di Massimo D'Azeglio Lyceum. Pada awalnya, mereka menggunakan kit berwarna merah muda dan hitam untuk menandai identitas tim sepak bola.
Pada 1903, pemain Juventus bernama Tom Gordon Savage mengubah jersey tim menjadi hitam putih. Konon, Gordon meminta perubahan pada jersey Juventus karena ingin senada dengan klub lama dia yakni Notts County.
Scudetto pertama Juventus datang pada 1950, sebelum terjadi perpecehan di klub setahun setelahnya. Perpecahan tersebut membuat Presiden Alfred Dick mendirikan klub baru yang bernama Torino.
Pada tahun 1923, pemilik baru -Edoardo Agnelli- merencanakan pembangunan stadion di tahun perdananya menjabat. Tiga tahun setelah kedatangan Agnelli, Juventus merekrut pelatih profesional pertama mereka, Jeno Karoly, dari Hungaria yang mempersembahkan scudetto kedua (1926).
Juventus menjadi tim yang dominan di Italia pada 1930. Mereka memenangkan lima scudetto berturut-turut; sebuah prestasi yang hanya bisa diraih Grande Torino pada saat itu.
Bianconeri, julukan Juventus yang berarti hitam-putih, menjadi tim Italia pertama yang mengoleksi 10 gelar scudetto. Kesuksesan Juventus berlanjut di level Eropa, dengan memenangkan Piala UEFA 1977, Piala Winners 1984 dan Piala Eropa 1985.
Tragedi Heysel
Pada 29 Mei 1985, Juventus tercatat dalam sejarah kelam sepak bola di Eropa. Suporter mereka terlibat bentrok dengan pendukung Liverpool di Stadion Heysel. Insiden di dalam stadion itu merobohkan dinding pembatas sehingga menewaskan 39 orang dan melukai sekitar 600 jiwa.
Meski menelan korban jiwa dalam jumlah besar, pertandingan Juventus vs Liverpool di Piala Champions (sekarang Liga Champions) tetap dilanjutkan. Juventus keluar sebagai pemenang setelah Michel Platini mencetak gol tunggal dari titik putih.
Skandal Serie A 2006
Skandal itu pertama kali terungkap menyusul penyelidikan jaksa pada sebuah agensi sepak bola terkenal di Italia, GEA World. Transkrip percakapan telepon yang direkam diterbitkan di surat kabar Italia mengungkap bahwa selama musim 2004-05, direktur umum Juventus, Luciano Moggi dan Antonio Giraudo melakukan percakapan dengan beberapa pejabat dari sepak bola Italia untuk mempengaruhi penunjukan wasit.
Nama Calciopoli (yang dapat diterjemahkan sebagai "Footballville") merupakan adaptasi ironis Tangentopoli ("Bribesville"), yang merupakan nama yang diberikan kepada beberapa klientelisme korupsi selama penyelidikan Mani Pulite pada awal 1990-an dan melibatkan klub lain seperti Fiorentina, Lazio dan AC Milan.
Hakim yang memimpin persidangan kasus Calciopoli pada 2006 silam mencabut gelar scudetto 2005/2006 dan menyerahkan kepada Inter Milan. Belakangan, keputusan tersebut disayangkan karena Pengadilan Tinggi disebut cukup membatasi sanksi untuk Juventus, bukan mencabut gelar mereka apalagi menghadiahkan ke Inter Milan.
Kasus tersebut disusul pengunduran diri Franco Carraro dari jabatan presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pada 8 Mei. Seluruh anggota dewan direksi Juventus juga mengundurkan diri pada tanggal 11 Mei. Tidak hanya itu, Juventus juga terdegradasi ke Serie B.
Saat turun kasta, sejumlah pemain top kabur. Namun, loyalitas ditunjukan oleh Gianluigi Buffon dan Alessandro Del Piero yang perlahan-lahan membantu Bianconeri kembali ke Serie A. Bahkanm Buffon sampai saat ini masih menjadi penjaga gawang andalan Juventus.
Tak hanya membantu Juventus bangkit, Buffon juga menjadi bagian terpenting dalam kesuksesan Juventus meraih enam scudetto usai mengunci gelar Serie A 2016/2017, Minggu (21/5/2017) lalu. Juventus merupakan tim pertama di Serie A yang memenangkan enam gelar beruntun.
120 gol per 120 anni by @jtv212
— JuventusFC (@juventusfc) November 1, 2017
Scegliete il vostro preferito!
7. #Boniperti
8. @BoniekZibi
9. @delpieroale #JUVE120 pic.twitter.com/qLKHb82QnJ
(nug)