Performa Menurun, Real Madrid Rindukan Gareth Bale

Jum'at, 03 November 2017 - 13:41 WIB
Performa Menurun, Real...
Performa Menurun, Real Madrid Rindukan Gareth Bale
A A A
LONDON - Kekalahan 1-3 dari Tottenham Hotspur di Stadion Wembley, Kamis (2/11), membuat langkah Real Madrid ke fase knock-out Liga Champions tertahan. Pasukan Zinedine Zidane setidaknya butuh dua poin lagi untuk lolos dari fase Grup H minimal sebagai runner-up.

Satu tiket resmi menjadi milik Tottenham, meski mereka butuh tiga poin kalau ingin mengunci status juara grup. Artinya, Madrid masih memiliki peluang mendapatkan juara grup jika bisa memenangkan dua laga tersisa melawan APOEL dan Borussia Dortmund serta Tottenham gagal mendapatkan poin penuh di pertandingan sisa. Kalkulasi ini membuat Zidane membantah timnya berada dalam kondisi krisis.

"Kami tidak krisis. Kami tidak merasa sudah dipermalukan. Tim (hanya) tidak memiliki ketenangan di depan gawang. Karena, saat memiliki dua peluang, kami seharusnya bisa mencetak dua gol," kata Zidane, setelah pertandingan, dikutip Marca.

Kekalahan ini menjadi yang pertama untuk Madrid di fase grup sejak Liga Champions 2012. Tapi, dari sisi agregat gol, jumlah ini terburuk setelah kekalahan dari Dortmund pada laga semifinal pertama Liga Champions 2013 (1-4). Jika dari kesamaan agregat, skor dini hari tadi, mengingatkan pendukung Madrid saat Sergio Ramos dkk dikalahkan Monaco 1-3 pada musim 2003/2004.

"Selamat kepada lawan dan kami akan mengevaluasi pertandingan. Semua sangat kecewa. Tapi, musim masih panjang. Saya yakin kami bisa mengubahnya," tandas pelatih asal Prancis tersebut.

Zidane sebenarnya ingin mengatakan tidak ada yang salah dari permainan timnya saat dikalahkan Tottenham atau juga Girona. Karena, secara statistik Los Blancos lebih baik dibandingkan tuan rumah. Jika ada yang kurang dari Madrid, itu jumlah gol ke gawang Hugo Lloris.

Mungkin ini klise. Tapi, lihat saja bagaimana dominasi Madrid saat pertandingan berlangsung. Mereka memiliki penguasaan bola lebih dari 62%. Padahal, Tottenham adalah tim dengan rata-rata possession football terbaik ketiga di Liga Primer (58%).

Madrid juga unggul jumlah dan akurasi tembakan. Los Blancos melakukan 20 kali tembakan, sembilan ke gawang, lima di antaranya diamankan Lloris, tujuh berhasil diblok lawan, dan hanya empat yang gagal mencapai target. Bandingkan Tottenham yang hanya 11 tembakan (6 on target, 2 diblok, 3 tak menemui sasaran).

Kalau sudah begitu, yang bicara berarti efektivitas memanfaatkan peluang yang dimiliki serta kecerdikan pelatih menempatkan dan membuat komposisi pemain. Bicara efektivitas, Tottenham beruntung memiliki Dele Alli. Mati angin saat melawan Manchester United, Alli bersinar dengan mencetak dua gol (pada menit ke-27 dan 56) dari tiga tembakan yang dilakukan ke gawang Madrid.

Bicara pelatih, kecerdikan Mauricio Pochettino menempatkan Alli di belakang Harry Kane yang baru pulih dari cedera membuat gelandang muda itu menjadi hantu untuk barisan belakang Madrid. Sedangkan Kane, meski tidak mencetak gol, striker timnas Inggris itu tetap pantas dipuji karena memberikan satu umpan kepada Christian Eriksen yang berbuah gol pada menit ke-65.

Sementara Madrid hanya mengemas satu gol melalui Cristiano Ronaldo sepuluh menit sebelum bubaran. "Orang tidak boleh melupakan hal baik yang telah kami lakukan. Kami bisa kehilangan tiga atau empat game, tapi tidak pernah ada krisis," tutur Ronaldo.

Pemain asal Portugal itu mengungkapkan cedera pemain juga menjadi alasan kenapa timnya gagal bersinar dalam tiga bulan terakhir. Absennya Dani Carvajal dan Gareth Bale ditambah kepergian Pepe, Alvaro Morata, dan James Rodriguez turut berpengaruh. "Kami perlu Carvajal dan Bale kembali. Ini bukan skuad yang buruk, tapi kurang pengalaman dan itu sangat penting," tuturnya.

Sementara Luka Modric optimistis timnya akan segera bangkit dari situasi sulit, seperti yang pernah dilakukan musim lalu. "Madrid selalu bangkit kembali. Kami (pernah) menghadapi situasi sulit sebelumnya dan kami selalu bangkit. Ini adalah sepak bola dan hal-hal ini (biasa) terjadi. Saya pikir Tottenham pantas menang," tandas Modric yang mendapat penilaian buruk.

Pelatih Pochettino mengatakan sukses timnya mengalahkan Madrid adalah menghentikan suplai bola yang mengarah kepada Karim Benzema. Tekanan kepada Toni Kroos dan Modric membuat alur bola terhenti di tengah. "Kami sekarang sudah lolos. Tapi, yang terpenting kami sekarang selevel dengan tim besar, baik fisik atau mental," ucap Pochettino.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0802 seconds (0.1#10.140)