Del Bosque di pintu sejarah
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Spanyol Vicente del Bosque siap mengukir sejarah. Jika mampu mengatasi Italia di partai final nanti, Del Bosque akan dinobatkan sebagai pelatih pertama yang mengangkat Piala Eropa, Piala Dunia, hingga Trofi Liga Champions.
Del Bosque memang tinggal menunggu momen penentuan itu ketika berjumpa Italia di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, Minggu (1/7). Jika menang, pelatih berusia 61 tahun ini akan menggeser pencapaian Helmut Schoen yang telah dua kali mengantarkan Jerman berjaya di Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Del Bosque bahkan bisa jauh meninggalkan sosok Marcello Lippi yang sukses mengantarkan Italia merengkuh Piala Dunia 2006.
Mantan pelatih Real Madrid itu juga bisa saja menyamai rekor pendahulunya, yakni Luis Aragones ketika mengantarkan Spanyol untuk pertama kali menjuarai Piala Eropa 2008. Bedanya, jika Aragones hanya mempersembahkan Piala Eropa, Del Bosque terlebih dahulu memberikan Trofi Piala Dunia 2010 setelah menggantikan Aragones pada 2008.
Del Bosque juga termasuk pelatih tersukses ketika membawa Madrid meraih dua gelar Liga Champions pada 2000 dan 2002. Kendati demikian, Del Bosque enggan besar kepala menyambut momen bersejarah tersebut. Dia berusaha kalem menjaga kemungkinan lain saat menghadapi Gli Azzurri—julukan Italia—di partai pamungkas nanti. ''Setiap orang memiliki cerita sendiri. Begitu juga dengan saya.Tapi, saya berusaha melakukan pekerjaan terlebih dahulu sebelum membuat cerita tersebut,” ujar Del Bosque, dilansir AFP.
Pelatih berkumis itu pantas mengutarakan demikian, apalagi timnya bakal menghadapi batu sandungan sangat besar ketika berjumpa Italia. Gli Azzurri bahkan telah menunjukkan superioritas mereka ketika melumat Jerman, salah satu unggulan juara, di babak semifinal, dini hari kemarin.
Menurut Del Bosque, permainan Italia pantas dicermati. Bukan saja merujuk hegemoni mereka saat melumat Jerman, tapi mereka membuktikan tak mengalami kesulitan berlaga di Piala Eropa tahun ini kendati sempat tersandung masalah pengaturan skor.
Bahkan, pemain Domenico Criscito terpaksa dicoret Pelatih Cesare Prandelli. “Italia layak diwaspadai karena mereka bisa menorehkan cerita manis di final nanti. Intinya, kami lebih mementingkan persiapan maksimal ketimbang membahas mengenai rekor yang belum sepenuhnya terbukti,” tandasnya.
Gelandang Spanyol Xavi Hernandez sependapat dengan pelatihnya, yakni ingin bersiap tanpa sedikit pun meremehkan kondisi Italia. Dia pun meminta seluruh rekannya belajar dari kegagalan Der Panzer—julukan Jerman—yang tak kuasa menahan agresivitas Italia.
“Melihat cara mereka (Italia) bermain, kami tentu wajib waspada. Kami juga harus memberikan segalanya jika ingin menorehkan sejarah, yakni sebagai tim pertama yang mampu mempertahankan gelar juara,” pungkas Xavi.
Del Bosque memang tinggal menunggu momen penentuan itu ketika berjumpa Italia di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, Minggu (1/7). Jika menang, pelatih berusia 61 tahun ini akan menggeser pencapaian Helmut Schoen yang telah dua kali mengantarkan Jerman berjaya di Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Del Bosque bahkan bisa jauh meninggalkan sosok Marcello Lippi yang sukses mengantarkan Italia merengkuh Piala Dunia 2006.
Mantan pelatih Real Madrid itu juga bisa saja menyamai rekor pendahulunya, yakni Luis Aragones ketika mengantarkan Spanyol untuk pertama kali menjuarai Piala Eropa 2008. Bedanya, jika Aragones hanya mempersembahkan Piala Eropa, Del Bosque terlebih dahulu memberikan Trofi Piala Dunia 2010 setelah menggantikan Aragones pada 2008.
Del Bosque juga termasuk pelatih tersukses ketika membawa Madrid meraih dua gelar Liga Champions pada 2000 dan 2002. Kendati demikian, Del Bosque enggan besar kepala menyambut momen bersejarah tersebut. Dia berusaha kalem menjaga kemungkinan lain saat menghadapi Gli Azzurri—julukan Italia—di partai pamungkas nanti. ''Setiap orang memiliki cerita sendiri. Begitu juga dengan saya.Tapi, saya berusaha melakukan pekerjaan terlebih dahulu sebelum membuat cerita tersebut,” ujar Del Bosque, dilansir AFP.
Pelatih berkumis itu pantas mengutarakan demikian, apalagi timnya bakal menghadapi batu sandungan sangat besar ketika berjumpa Italia. Gli Azzurri bahkan telah menunjukkan superioritas mereka ketika melumat Jerman, salah satu unggulan juara, di babak semifinal, dini hari kemarin.
Menurut Del Bosque, permainan Italia pantas dicermati. Bukan saja merujuk hegemoni mereka saat melumat Jerman, tapi mereka membuktikan tak mengalami kesulitan berlaga di Piala Eropa tahun ini kendati sempat tersandung masalah pengaturan skor.
Bahkan, pemain Domenico Criscito terpaksa dicoret Pelatih Cesare Prandelli. “Italia layak diwaspadai karena mereka bisa menorehkan cerita manis di final nanti. Intinya, kami lebih mementingkan persiapan maksimal ketimbang membahas mengenai rekor yang belum sepenuhnya terbukti,” tandasnya.
Gelandang Spanyol Xavi Hernandez sependapat dengan pelatihnya, yakni ingin bersiap tanpa sedikit pun meremehkan kondisi Italia. Dia pun meminta seluruh rekannya belajar dari kegagalan Der Panzer—julukan Jerman—yang tak kuasa menahan agresivitas Italia.
“Melihat cara mereka (Italia) bermain, kami tentu wajib waspada. Kami juga harus memberikan segalanya jika ingin menorehkan sejarah, yakni sebagai tim pertama yang mampu mempertahankan gelar juara,” pungkas Xavi.
(aww)