Semarakkan GPN 2017, Masyarakat Ngawi Degungkan Hari Bersepeda Nasional
A
A
A
NGAWI - Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa ini coba diaplikasikan masyarakat Ngawi saat menggelar Gowes Pesona Nusantara (GPN) 2017. Mereka bukan hanya menyemarakan salah satu program andalan Kemenpora, namun juga mendengungkan keinginan lahirnya Hari Bersepeda Nasional.
Ribuan pesepeda dari berbagai kalangan tumpah ruah di alun-alun kota yang bermoto "Ngawi Ramah", Sabtu (18/11/2017). Bergowes sejauh kurang lebih 10 Km mengitari kota dengan membawa semangat berolahraga, dilepas oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo.
Uniknya, para peserta pada etape Ngawi Ramah ini mendengungkan adanya Hari Bersepeda Nasional. Hal tersebut terlihat di mana para pegowes bahkan pemimpin daerah membubuhkan tandatangannya pada spanduk berukuran 3x6 meter, yang bertuliskan "Masyarakat Ngawi Mendukung Hari Bersepeda Nasional".
"Saya pribadi dan masyarakat Ngawi sangat menyambut baik dengan adanya pencanangan Hari Bersepeda Nasional. Karena sepeda itu merupakan asli alat transportasi bangsa Indonesia. Dengan demikian, tidak hanya bicara sehatnya saja, namun sepeda ini sudah sebagai alat gengsi, alat transportasi, alat untuk sehat, rekreasi dan lain sebagainya," tutur Budi Sulistyono.
Terkait perhelatan GPN 2017 itu sendiri, Budi Sulistyono menuturkan bahwa ini merupakan bentuk kerja nyata yang penuh dengan sinergitas. "Terima kasih kepada pihak Kemenpora dalam hal ini Menpora Imam Nahrawi yang melibatkan Ngawi dalam Gowes Pesona Nusantara, di mana selain program berolahraga namun mampu memunculkan suatu pesona yang terpendam di nusantara ini, terlebih Ngawi memiliki destinasi wisata dengan pesona yang luar biasa," ucapnya.
"Saya kira ini menjadi inspirasi semua daerah termasuk Ngawi yang juga akan memunculkan sebuah gerakan bersepeda dari satu titik wisata ke wisata lainnya, sehingga yang saya lihat adalah spiritnya, yakni spirit untuk berolahraga dan spirit untuk menggali pariwisata. Ada olahraganya, ada sehatnya, muncul daerah wisatanya, masyarakatnya sehat berarti Indonesianya sehat," pungkas Budi Sulistyono.
Apresiasi yang setinggi-tinggi terlontar dari Teguh Raharjo terhadap masyarakat Ngawi yang sangat antusias menggelar Gowes Pesona Nusantara serta sangat semangat mendukung terciptanya Hari Bersepeda Nasional. "Respon pemerintah dan masyarakat Ngawi sangat luar biasa, terutama di bidang olahraga. Kami sangat mengapresiasi itu," ucapnya.
Adapun terkait pencanangan Hari Bersepeda Nasional, Teguh menuturkan bahwa pihaknya coba menampung aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat bersepeda. "Yang namanya gowes itu ada di mana-mana, hanya saja, kami pemerintah, ingin memfasilitasi melalui program di Kemenpora, bagaimana dilakukan secara serentak di Indonesia," terangnya.
"Olahraga bersepeda itu adalah murah dan meriah. Bisa dilakukan di kota maupun di desa, baik bagi orang biasa maupun orang berada. Oleh karena itu masyarakat berharap ini dijadikan sebuah Hari Bersepeda Nasional. Melalui program kami ini ternyata direspon positif oleh semua pihak dan kami coba memfasilitasi apa yang ingin menjadi keinginan masyarakat luas," pungkasnya.
Ribuan pesepeda dari berbagai kalangan tumpah ruah di alun-alun kota yang bermoto "Ngawi Ramah", Sabtu (18/11/2017). Bergowes sejauh kurang lebih 10 Km mengitari kota dengan membawa semangat berolahraga, dilepas oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo.
Uniknya, para peserta pada etape Ngawi Ramah ini mendengungkan adanya Hari Bersepeda Nasional. Hal tersebut terlihat di mana para pegowes bahkan pemimpin daerah membubuhkan tandatangannya pada spanduk berukuran 3x6 meter, yang bertuliskan "Masyarakat Ngawi Mendukung Hari Bersepeda Nasional".
"Saya pribadi dan masyarakat Ngawi sangat menyambut baik dengan adanya pencanangan Hari Bersepeda Nasional. Karena sepeda itu merupakan asli alat transportasi bangsa Indonesia. Dengan demikian, tidak hanya bicara sehatnya saja, namun sepeda ini sudah sebagai alat gengsi, alat transportasi, alat untuk sehat, rekreasi dan lain sebagainya," tutur Budi Sulistyono.
Terkait perhelatan GPN 2017 itu sendiri, Budi Sulistyono menuturkan bahwa ini merupakan bentuk kerja nyata yang penuh dengan sinergitas. "Terima kasih kepada pihak Kemenpora dalam hal ini Menpora Imam Nahrawi yang melibatkan Ngawi dalam Gowes Pesona Nusantara, di mana selain program berolahraga namun mampu memunculkan suatu pesona yang terpendam di nusantara ini, terlebih Ngawi memiliki destinasi wisata dengan pesona yang luar biasa," ucapnya.
"Saya kira ini menjadi inspirasi semua daerah termasuk Ngawi yang juga akan memunculkan sebuah gerakan bersepeda dari satu titik wisata ke wisata lainnya, sehingga yang saya lihat adalah spiritnya, yakni spirit untuk berolahraga dan spirit untuk menggali pariwisata. Ada olahraganya, ada sehatnya, muncul daerah wisatanya, masyarakatnya sehat berarti Indonesianya sehat," pungkas Budi Sulistyono.
Apresiasi yang setinggi-tinggi terlontar dari Teguh Raharjo terhadap masyarakat Ngawi yang sangat antusias menggelar Gowes Pesona Nusantara serta sangat semangat mendukung terciptanya Hari Bersepeda Nasional. "Respon pemerintah dan masyarakat Ngawi sangat luar biasa, terutama di bidang olahraga. Kami sangat mengapresiasi itu," ucapnya.
Adapun terkait pencanangan Hari Bersepeda Nasional, Teguh menuturkan bahwa pihaknya coba menampung aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat bersepeda. "Yang namanya gowes itu ada di mana-mana, hanya saja, kami pemerintah, ingin memfasilitasi melalui program di Kemenpora, bagaimana dilakukan secara serentak di Indonesia," terangnya.
"Olahraga bersepeda itu adalah murah dan meriah. Bisa dilakukan di kota maupun di desa, baik bagi orang biasa maupun orang berada. Oleh karena itu masyarakat berharap ini dijadikan sebuah Hari Bersepeda Nasional. Melalui program kami ini ternyata direspon positif oleh semua pihak dan kami coba memfasilitasi apa yang ingin menjadi keinginan masyarakat luas," pungkasnya.
(bbk)