Berjiwa Sosial Tinggi, Jadi Duta PBB untuk Kesetaraan Gender
A
A
A
DIA adalah "Raja" untuk Mesir, Stadion Anfield, dan Liga Primer. Di Mesir, dia menjadi raja karena golnya dari titik penalti membuat negaranya melangkah ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Di Liverpool dia menjelma menjadi idola baru meski baru bergabung musim ini. Namanya mulai disandingkan dengan Luis Suarez saat pertama kali bergabung ke Anfield dari Ajax Amsterdam. Pada saat bersamaan dia juga menjadi raja gol Liga Primer. Meski bukan striker murni, produktivitasnya (sampai tadi malam) melewati para bomber. Dengan 10 golnya, Salah berada di atas Harry Kane (Tottenham Hotspur, 9 gol), Sergio Aguero dan Gabriel Jesus (Manchester City, 8), Romelu Lukaku (Manchester United, 8), dan Alvaro Morata (Chelsea, 8).
Salah melonjak ke daftar pencetak gol terbanyak setelah menjebol gawang Chelsea pada menit ke-65 di Stadion Anfield, Minggu (24/11/2017). Meskipun, gol tersebut gagal membuat The Reds meraih kemenangan atas tamunya karena gelandang Willian menyamakan kedudukan pada menit ke-85. Di luar semua atribut sebagai pemain sepak bola, dia juga memiliki kepedulian sosial. Dalam banyak kesempatan, dia memperlihatkan sisi humanis yang membuatnya dicintai.
Saat menjebol gawang The Blues, mantan pemain AS Roma dan Chelsea itu memilih tak merayakan golnya karena masih berduka atas ledakan bom di masjid di Sinai, Mesir. Para pelaku meledakkan bom dan melepaskan tembakan ke arah jemaah yang baru menunaikan ibadah salat Jumat. Dikabarkan ratusan orang meninggal dan luka-luka.
"Ucapan belasungkawa kepada orang-orang Mesir dan semua keluarga para martir di Masjid El Arish," tulis Salah di akun Twitternya dalam bahasa Arab.
Salah memang memiliki perhatian besar pada negaranya. Beberapa waktu lalu dia juga menjadi duta PBB melawan kekerasan dan kesamaan hak perempuan di Mesir. "Karena saya mengerti pria dan wanita memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, saya memutuskan mendukung kampanye 'Karena Saya Pria'," demikian Salah menulis di media sosialnya.
Perlakuan terhadap perempuan merupakan masalah utama di Mesir, di mana sebuah studi PBB pada 2013 mengatakan bahwa 99,3% dari mereka mengalami setidaknya satu bentuk pelecehan dan 82,6% tidak merasa aman di jalanan. Bahkan, saat membawa negaranya melangkah ke Piala Dunia dengan menyingkirkan Kongo, nama sekolah di kota kelahirannya diganti dengan namanya. Sementara beberapa restoran memberikan diskon khusus jika memiliki nama "Salah" di dalamnya.
Di Liverpool dia menjelma menjadi idola baru meski baru bergabung musim ini. Namanya mulai disandingkan dengan Luis Suarez saat pertama kali bergabung ke Anfield dari Ajax Amsterdam. Pada saat bersamaan dia juga menjadi raja gol Liga Primer. Meski bukan striker murni, produktivitasnya (sampai tadi malam) melewati para bomber. Dengan 10 golnya, Salah berada di atas Harry Kane (Tottenham Hotspur, 9 gol), Sergio Aguero dan Gabriel Jesus (Manchester City, 8), Romelu Lukaku (Manchester United, 8), dan Alvaro Morata (Chelsea, 8).
Salah melonjak ke daftar pencetak gol terbanyak setelah menjebol gawang Chelsea pada menit ke-65 di Stadion Anfield, Minggu (24/11/2017). Meskipun, gol tersebut gagal membuat The Reds meraih kemenangan atas tamunya karena gelandang Willian menyamakan kedudukan pada menit ke-85. Di luar semua atribut sebagai pemain sepak bola, dia juga memiliki kepedulian sosial. Dalam banyak kesempatan, dia memperlihatkan sisi humanis yang membuatnya dicintai.
Saat menjebol gawang The Blues, mantan pemain AS Roma dan Chelsea itu memilih tak merayakan golnya karena masih berduka atas ledakan bom di masjid di Sinai, Mesir. Para pelaku meledakkan bom dan melepaskan tembakan ke arah jemaah yang baru menunaikan ibadah salat Jumat. Dikabarkan ratusan orang meninggal dan luka-luka.
"Ucapan belasungkawa kepada orang-orang Mesir dan semua keluarga para martir di Masjid El Arish," tulis Salah di akun Twitternya dalam bahasa Arab.
Salah memang memiliki perhatian besar pada negaranya. Beberapa waktu lalu dia juga menjadi duta PBB melawan kekerasan dan kesamaan hak perempuan di Mesir. "Karena saya mengerti pria dan wanita memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, saya memutuskan mendukung kampanye 'Karena Saya Pria'," demikian Salah menulis di media sosialnya.
Perlakuan terhadap perempuan merupakan masalah utama di Mesir, di mana sebuah studi PBB pada 2013 mengatakan bahwa 99,3% dari mereka mengalami setidaknya satu bentuk pelecehan dan 82,6% tidak merasa aman di jalanan. Bahkan, saat membawa negaranya melangkah ke Piala Dunia dengan menyingkirkan Kongo, nama sekolah di kota kelahirannya diganti dengan namanya. Sementara beberapa restoran memberikan diskon khusus jika memiliki nama "Salah" di dalamnya.
(amm)