Tembok Besar di Manchester Itu Bernama David de Gea
A
A
A
PENJAGA gawang Manchester United, David de Gea, merupakan salah satu penjaga gawang yang paling banyak dibicarakan saat ini. Dia menjadi tembok besar di Manchester yang mampu mengangkat Manchester United ke posisi terbaik.
Tiga pekan sebelum Natal, tepatnya pada 2 Desember 2017, David de Gea merasakan malam yang penuh ketegangan saat membela Manchester United melawan Arsenal di kandangnya, Emirates Stadium. Selama 90 menit, Arsenal mengurung pertahanan Manchester United.
Situs BBC menginformasikan, saat itu penguasaan lapangan Arsenal mencapai 75% ketimbang Manchester United. Selama pertandingan berjalan, Arsenal terus memborbardir jantung pertahanan Manchester United yang dikomandoi David de Gea. Tidak main-main, ada 33 tembakan yang dilepaskan pemain Arsenal, jauh lebih banyak ketimbang perlawanan Manchester United yang hanya melepaskan 8 tendangan ke arah gawang. Memang 3 dari tendangan tersebut berhasil masuk ke gawang Arsenal.
Namun, sesudah gol itu masuk, Arsenal terus menghujani gawang Manchester United dengan berbagai tendangan. Ajaibnya, David de Gea menjadi tembok yang sangat besar bagi gawang Manchester United. Dia berhasil menghalau 14 tendangan yang mengarah deras ke arah gawang yang dia jaga.
Dia menggunakan seluruh anggota tubuhnya agar bola tidak masuk ke belakang garis gawang. Sampai jatuh bangun, dia menahan tendangan Alexander Lacazette yang menari bebas di depan gawang Manchester United. Bahkan, Alexis Sanchez yang waktu itu masih membela Arsenal melongo ketika David de Gea bisa menggunakan kakinya menahan bola yang harusnya 70% sudah bisa masuk ke gawang.
"Seusai pertandingan, saya bilang kepadanya, itu adalah penampilan seorang penjaga gawang terbaik dunia. Penjaga gawang yang baik adalah penjaga gawang yang tampil ke depan saat tim membutuhkannya," ujar Jose Mourinho, pelatih Manchester United, saat mengomentari penampilan David de Gea saat melawan Arsenal.
Pujian tidak hanya datang dari Jose Mourinho saja, pelatih Arsenal, Arsenne Wenger, juga geleng-geleng kepala melihat aksi memukau penjaga gawang berpaspor Spanyol tersebut. "Ini seperti misteri. Harusnya kami bisa buat banyak gol. Dia (David de Gea) sudah pasti menjadi pemain terbaik saat itu," ungkap Arsenne Wenger.
Aksi heroik David de Gea dalam menahan gempuran pemain Arsenal akhirnya masuk catatan sejarah Liga Inggris. Dia menjadi penjaga gawang ketiga setelah Tim Krull (Newcastle United) dan Vito Mannone (Sunderland) yang bisa melakukan 14 penyelamatan dalam satu pertandingan.
Menengok ke belakang, banyak orang yang meragukan David de Gea saat pertama kali bergabung dengan Manchester United pada 2010. Keraguan tersebut melihat dari usia David de Gea yang masih sangat muda untuk bermain di level tertinggi Liga Inggris. Apalagi, penjaga gawang kelahiran 7 November 1990 tersebut harus menggantikan sosok penjaga gawang Manchester United yang juga sangat fenomenal, Edwin van der Sar.
Keraguan tersebut semakin terjawab ketika penampilan David de Gea benar-benar kurang mengesankan. Dia selalu salah dalam mengantisipasi bola-bola crossing dan bola yang mengarah langsung ke gawang. Sampai-sampai Gary Neville, pengamat sepak bola yang juga legenda Manchester United, mengkritik habis David de Gea.
"Dia bisa tampil eksepsional sepanjang 90 menit. Namun, pada menit tambahan, dia bertindak bodoh tidak seperti penjaga gawang profesional," ujar pengamat yang pernah menjadi full back Manchester United tersebut.
Kritikan tersebut justru ditanggapi dingin pelatih Manchester United waktu itu, Sir Alex Ferguson. "Dia (Gary Neville) itu idiot. David masih terus belajar," ucap Sir Alex Ferguson. Bagi Sir Alex Ferguson, David de Gea jadi sosok yang istimewa. Setelah Cristiano Ronaldo, David de Gea merupakan sosok yang paling diperhatikan Sir Alex Ferguson.
Eric Steele, mantan pelatih penjaga gawang Manchester United, malah mengatakan selama memimpin Manchester United hanya dua kali melewatkan pertandingan Manchester United. "Satu kali saat anak laki-lakinya menikah dan kedua kali saat dia melihat langsung David de Gea berbaju Atletico Madrid," kata Eric Steele.
Tiga pekan sebelum Natal, tepatnya pada 2 Desember 2017, David de Gea merasakan malam yang penuh ketegangan saat membela Manchester United melawan Arsenal di kandangnya, Emirates Stadium. Selama 90 menit, Arsenal mengurung pertahanan Manchester United.
Situs BBC menginformasikan, saat itu penguasaan lapangan Arsenal mencapai 75% ketimbang Manchester United. Selama pertandingan berjalan, Arsenal terus memborbardir jantung pertahanan Manchester United yang dikomandoi David de Gea. Tidak main-main, ada 33 tembakan yang dilepaskan pemain Arsenal, jauh lebih banyak ketimbang perlawanan Manchester United yang hanya melepaskan 8 tendangan ke arah gawang. Memang 3 dari tendangan tersebut berhasil masuk ke gawang Arsenal.
Namun, sesudah gol itu masuk, Arsenal terus menghujani gawang Manchester United dengan berbagai tendangan. Ajaibnya, David de Gea menjadi tembok yang sangat besar bagi gawang Manchester United. Dia berhasil menghalau 14 tendangan yang mengarah deras ke arah gawang yang dia jaga.
Dia menggunakan seluruh anggota tubuhnya agar bola tidak masuk ke belakang garis gawang. Sampai jatuh bangun, dia menahan tendangan Alexander Lacazette yang menari bebas di depan gawang Manchester United. Bahkan, Alexis Sanchez yang waktu itu masih membela Arsenal melongo ketika David de Gea bisa menggunakan kakinya menahan bola yang harusnya 70% sudah bisa masuk ke gawang.
"Seusai pertandingan, saya bilang kepadanya, itu adalah penampilan seorang penjaga gawang terbaik dunia. Penjaga gawang yang baik adalah penjaga gawang yang tampil ke depan saat tim membutuhkannya," ujar Jose Mourinho, pelatih Manchester United, saat mengomentari penampilan David de Gea saat melawan Arsenal.
Pujian tidak hanya datang dari Jose Mourinho saja, pelatih Arsenal, Arsenne Wenger, juga geleng-geleng kepala melihat aksi memukau penjaga gawang berpaspor Spanyol tersebut. "Ini seperti misteri. Harusnya kami bisa buat banyak gol. Dia (David de Gea) sudah pasti menjadi pemain terbaik saat itu," ungkap Arsenne Wenger.
Aksi heroik David de Gea dalam menahan gempuran pemain Arsenal akhirnya masuk catatan sejarah Liga Inggris. Dia menjadi penjaga gawang ketiga setelah Tim Krull (Newcastle United) dan Vito Mannone (Sunderland) yang bisa melakukan 14 penyelamatan dalam satu pertandingan.
Menengok ke belakang, banyak orang yang meragukan David de Gea saat pertama kali bergabung dengan Manchester United pada 2010. Keraguan tersebut melihat dari usia David de Gea yang masih sangat muda untuk bermain di level tertinggi Liga Inggris. Apalagi, penjaga gawang kelahiran 7 November 1990 tersebut harus menggantikan sosok penjaga gawang Manchester United yang juga sangat fenomenal, Edwin van der Sar.
Keraguan tersebut semakin terjawab ketika penampilan David de Gea benar-benar kurang mengesankan. Dia selalu salah dalam mengantisipasi bola-bola crossing dan bola yang mengarah langsung ke gawang. Sampai-sampai Gary Neville, pengamat sepak bola yang juga legenda Manchester United, mengkritik habis David de Gea.
"Dia bisa tampil eksepsional sepanjang 90 menit. Namun, pada menit tambahan, dia bertindak bodoh tidak seperti penjaga gawang profesional," ujar pengamat yang pernah menjadi full back Manchester United tersebut.
Kritikan tersebut justru ditanggapi dingin pelatih Manchester United waktu itu, Sir Alex Ferguson. "Dia (Gary Neville) itu idiot. David masih terus belajar," ucap Sir Alex Ferguson. Bagi Sir Alex Ferguson, David de Gea jadi sosok yang istimewa. Setelah Cristiano Ronaldo, David de Gea merupakan sosok yang paling diperhatikan Sir Alex Ferguson.
Eric Steele, mantan pelatih penjaga gawang Manchester United, malah mengatakan selama memimpin Manchester United hanya dua kali melewatkan pertandingan Manchester United. "Satu kali saat anak laki-lakinya menikah dan kedua kali saat dia melihat langsung David de Gea berbaju Atletico Madrid," kata Eric Steele.
(amm)