Tersingkir dari All England, Begini Komentar Praveen/Debby
A
A
A
BIRMINGHAM - Praveen Jordan/Debby Susanto gagal mengulang sukses di All England 2018. Dua tahun silam, keduanya berhasil menjadi juara di turnamen ini.
Namun, kali ini langkah Praveen/Debby dihentikan oleh wakil Denmark, Mathias Christiansen/Christinna Pedersen, dengan skor 16-21, 15-21. Pertandingan sempat berlangsung ramai di awal game pertama, sayangnya sejumlah kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan Praveen/Debby.
"Kami sudah coba yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin, mereka memang bagus. Dibanding dengan (Joachim Fischer) Nielsen, Christiansen lebih lincah, larinya cepat, mungkin karena Fischer lebih tinggi," kata Praveen, dikutip Badminton Indonesia.
"Lawan main lebih rapi, jarang melakukan kesalahan sendiri. Kalau untuk kesiapan, kami sama-sama siap. Kami juga merasa dirugikan dengan keputusan hakim servis, apalagi saya, batas tingginya kan sedada saya, sudah servis tennis itu kalau sedada. Sementara lawan mau servis lob atau seperti apa pun servisnya, tidak ada yang dinyatakan fault," jawab Debby.
"Ini sedikit mempengaruhi kami, walau bagaimana pun juga, kami merasa dirugikan. Apalagi terjadi di saat poin yang dibilang krusial, lagi ramai permainannya," tambah Debby.
Usai All England 2018, Praveen dan Debby sama-sama kembali ke pasangan main masing-masing. Praveen bersama Melati Daeva Oktavianti, sementar Debby bersama Ricky Karanda Suwardi.
"Back to reality ya? ha ha ha. Mungkin seperti itu (kembali ke pasangan masing-masing). Ke depannya seperti apa kan kita tidak tahu keputusan pelatih. Tetapi sementara ini ya ke pasangan masing-masing," pungkas Debby.
Indonesia punya satu wakil di babak semifinal All England 2018 lewat pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Selain Praveen/Debby, pasangan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja pun harus terhenti di laga delapan besar.
Namun, kali ini langkah Praveen/Debby dihentikan oleh wakil Denmark, Mathias Christiansen/Christinna Pedersen, dengan skor 16-21, 15-21. Pertandingan sempat berlangsung ramai di awal game pertama, sayangnya sejumlah kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan Praveen/Debby.
"Kami sudah coba yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin, mereka memang bagus. Dibanding dengan (Joachim Fischer) Nielsen, Christiansen lebih lincah, larinya cepat, mungkin karena Fischer lebih tinggi," kata Praveen, dikutip Badminton Indonesia.
"Lawan main lebih rapi, jarang melakukan kesalahan sendiri. Kalau untuk kesiapan, kami sama-sama siap. Kami juga merasa dirugikan dengan keputusan hakim servis, apalagi saya, batas tingginya kan sedada saya, sudah servis tennis itu kalau sedada. Sementara lawan mau servis lob atau seperti apa pun servisnya, tidak ada yang dinyatakan fault," jawab Debby.
"Ini sedikit mempengaruhi kami, walau bagaimana pun juga, kami merasa dirugikan. Apalagi terjadi di saat poin yang dibilang krusial, lagi ramai permainannya," tambah Debby.
Usai All England 2018, Praveen dan Debby sama-sama kembali ke pasangan main masing-masing. Praveen bersama Melati Daeva Oktavianti, sementar Debby bersama Ricky Karanda Suwardi.
"Back to reality ya? ha ha ha. Mungkin seperti itu (kembali ke pasangan masing-masing). Ke depannya seperti apa kan kita tidak tahu keputusan pelatih. Tetapi sementara ini ya ke pasangan masing-masing," pungkas Debby.
Indonesia punya satu wakil di babak semifinal All England 2018 lewat pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Selain Praveen/Debby, pasangan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja pun harus terhenti di laga delapan besar.
(nug)