Ronda Rousey: Kehidupan Baru Sang Wonder Woman
A
A
A
RONDA Rousey berhasil melewati kerasnya perjuangan hidup guna mencapai popularitas hakiki. Namun , kekalahan dalam pertandingan membuat dia harus kembali ke titik kelam kehidupan.
Sanggupkah dia kembali ke puncak ketenaran sekali lagi? Jika pernah menonton film Batman Begins , Anda pasti selalu ingat momen di mana Bruce Wayne terjatuh ke sumur tua. Saat itu Bruce Wayne kecil yang super kaya seperti Richie Rich terhempas dalam gelapnya sumur.
Suasana semakin mencekam karena banyak kelelawar yang mengintai Bruce Wayne Jr. Kita juga ingat, setelahnya Bruce Wayne Sr langsung turun menjemput anak satu-satunya itu. Saat itu Bruce Wayne Sr berusaha menghapus kekalutan yang ada pada Bruce Wayne Jr dengan kata-kata bijak, “Mengapa kita jatuh Bruce? Agar kita bisa belajar untuk bangkit kembali,” ujar Bruce Wayne Sr.
Bicara tentang terjatuh, mungkin cerita atlet bela diri campuran, Ronda Rousey, adalah cerita kejatuhan yang paling tragis. Sebelumnya Ronda Rousey adalah nama yang begitu terkenal dan harum di ajang bela diri campuran. Namanya sejajar dengan atlet bela diri campuran yang paling terkenal saat ini, Connor McGregor.
Wanita yang dijuluki Wonder Woman ini berhasil membuat dunia pertarungan perempuan sejajar dengan lelaki. Sama dahsyatnya, sama meriahnya. Sesuatu yang bahkan tidak bisa dilakukan Laila Ali di olahraga tinju. Berbekal paras cantik, atlet bela diri kelahiran 1 Februari 1987 ini juga menikmati status lain, yakni selebritas. Aksinya tidak hanya terekam di Octagon, tetapi juga di layar lebar. Tercatat dia sudah tiga kali tampil di film papan atas, seperti The Expendables, Fast and Furious 7, dan serial TV Entourage .
Saking digdayanya, Forbes pada 2016 menempatkan Ronda Rousey sebagai atlet wanita terkaya nomor tiga di dunia. Dia hanya kalah dari Serena Williams dan Maria Sharapova. Tidak bisa dimungkiri, Ronda Rousey begitu menikmati kehidupannya yang supermewah tersebut.
Namun, semua tidak ada yang abadi. Tanggal 15 November 2015 menjadi tanggal yang selalu diingat Ronda Rousey. Waktu itu Ronda kalah telak dari atlet bela diri campuran yang kuat dengan kemampuan tinju, Holly Holmes. Waktu itu Holly Holmes berhasil memermak Ronda dalam waktu singkat. Seketika dunia Ronda langsung terbalik 180 derajat. Ronda menjadi sosok yang berubah.
Dia menutup diri, nyaris tidak pernah muncul di media. Ketika akhirnya bersuara soal kekalahannya dalam acara Ellen DeGeneres , dia membuat pengakuan yang mengejutkan. Dalam talk show pertama setelah kekalahannya itu, dia bilang kalau ingin bunuh diri setelah kalah dan kehilangan status tidak terkalahkan. “Waktu itu aku ada di ruang medis dan aku terdiam di pojokan,” kata Ronda yang tampak emosional.
“Aku kemudian berpikir untuk bunuh diri saat itu juga. Aku berpikir kalau aku sudah bukan siapa-siapa. Tanpa gelar juara, tidak ada orang yang peduli padaku lagi.” Setelah kekalahan tersebut, Ronda seperti kehilangan arah. Jalan yang dia tempuh malah salah kaprah.
Dia menganggap cara mengembalikan kejayaan yang dia miliki sebelumnya adalah dengan kembali mengalahkan orang yang pernah mengalahkannya. Hanya, waktu telah berjalan meninggalkan Ronda di belakang. Holly Holm bukan lagi juara dunia karena telah dikalahkan Miesha Tate.
Setelahnya, Miesha kemudian dikalahkan penantangnya, Amanda Nunes, pada Juli 2016. Ronda pun mengarahkan pedangnya tidak lagi ke Holly Holm, tetapi ke Amanda Nunes. Hanya, banyak orang mengkritik langkah Ronda. Jalannya terlalu berisiko karena umumnya petarung yang baru kalah akan menantang petarung lain yang secara peringkat atau kemampuan lebih rendah guna meningkatkan rasa percaya diri. Kekhawatiran ini sempat diungkapkan mantan juara UFC, Chuck Liddel.
“Kalau aku jadi pelatihnya, aku akan membawanya ke pertandingan ringan dulu. Ini untuk membantu mentalnya,” kata Liddel. Hanya, Ronda masih terlalu sombong untuk rendah hati. Sekali lagi, kesombongan itu akhirnya tersungkur di tangan Amanda Nunes. Dalam waktu 48 detik, Amanda Nunes membuat Ronda terkapar. Menyedihkan karena nama sebesar Ronda justru kalah karena egonya yang sangat besar. Kekalahan terakhir akhirnya mampu membuat Ronda menapakkan kaki di bumi.
Ronda akhirnya memutuskan mencoba memulihkan mentalnya yang berantakan. Dia juga merasa perlu mengendalikan rasa putus asa yang ada dalam dirinya. Ronda akhirnya memilih menghabiskan waktu sebagai sukarelawan di Didi Hirsch Mental Health Services, sebuah klinik gratis di Los Angeles yang bergerak di bidang kesehatan mental.
Selain ingin berguna bagi orang lain, dia juga berusaha memulihkan mentalnya yang sudah berantakan. “Semua hal pasti ada alasannya. Saya hanya merasa senang. Saya pikir saya akan kecewa dengan kekalahan yang saya alami, tetapi akhirnya saya sadar waktu adalah guru yang baik. Saya senang karena tidak menganggap itu adalah akhir segalanya. Banyak orang yang mengalami tragedi karena menganggap waktu dan dunia tidak berpihak kepadanya,” ungkap Roda.
Ketekunan Ronda menata diri akhirnya membuahkan hasil. Dia mulai mengisi harinya dengan modeling, akting, juga hosting beberapa acara televisi. Hanya, Ronda masih tetap merasa olahraga bela diri adalah bagian dari dirinya yang telah mendarah daging. Ronda sudah berketetapan hati untuk tidak lagi berlaga di UFC.
Awal tahun ini kejutan pun tiba ketika akhirnya WWE (World Wrestling Entertainment) meminta Ronda ambil bagian dalam acara mereka. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Ronda menerima tawaran tersebut. Bahkan, dia langsung menjadi bintang utama di ajang Wrestlemania yang tayang pada 6 April lalu. Saat itu Ronda malah menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya tidak ingin dia hancur karena tidak bisa lepas dari bayangbayang kekalahan.
Beberapa sahabat dan orang-orang terdekat dalam kehidupannya ikut mendukung Ronda di ajang WWE. “Saya menyukai WWE sejak masih kecil. Saya hadir di sini sekaligus mendukung Ronda dalam penampilannya,” ujar Dana White, Presiden UFC. Saat ini Ronda memang sudah bisa tersenyum lagi karena waktu terus berjalan. Hanya orang-orang beruntunglah yang bisa memahami pelajaran dari setiap kegagalan.
“Saya hanya ingin mengatakan kepada orang-orang itu: beri waktu, meski kamu tidak yakin akan menyembuhkan. Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi dan ke mana arahnya. Setiap kesempatan yang hilang adalah anugerah. Saya yakin sekali hal itu,” pungkasnya. (Wahyu Sibarani)
Sanggupkah dia kembali ke puncak ketenaran sekali lagi? Jika pernah menonton film Batman Begins , Anda pasti selalu ingat momen di mana Bruce Wayne terjatuh ke sumur tua. Saat itu Bruce Wayne kecil yang super kaya seperti Richie Rich terhempas dalam gelapnya sumur.
Suasana semakin mencekam karena banyak kelelawar yang mengintai Bruce Wayne Jr. Kita juga ingat, setelahnya Bruce Wayne Sr langsung turun menjemput anak satu-satunya itu. Saat itu Bruce Wayne Sr berusaha menghapus kekalutan yang ada pada Bruce Wayne Jr dengan kata-kata bijak, “Mengapa kita jatuh Bruce? Agar kita bisa belajar untuk bangkit kembali,” ujar Bruce Wayne Sr.
Bicara tentang terjatuh, mungkin cerita atlet bela diri campuran, Ronda Rousey, adalah cerita kejatuhan yang paling tragis. Sebelumnya Ronda Rousey adalah nama yang begitu terkenal dan harum di ajang bela diri campuran. Namanya sejajar dengan atlet bela diri campuran yang paling terkenal saat ini, Connor McGregor.
Wanita yang dijuluki Wonder Woman ini berhasil membuat dunia pertarungan perempuan sejajar dengan lelaki. Sama dahsyatnya, sama meriahnya. Sesuatu yang bahkan tidak bisa dilakukan Laila Ali di olahraga tinju. Berbekal paras cantik, atlet bela diri kelahiran 1 Februari 1987 ini juga menikmati status lain, yakni selebritas. Aksinya tidak hanya terekam di Octagon, tetapi juga di layar lebar. Tercatat dia sudah tiga kali tampil di film papan atas, seperti The Expendables, Fast and Furious 7, dan serial TV Entourage .
Saking digdayanya, Forbes pada 2016 menempatkan Ronda Rousey sebagai atlet wanita terkaya nomor tiga di dunia. Dia hanya kalah dari Serena Williams dan Maria Sharapova. Tidak bisa dimungkiri, Ronda Rousey begitu menikmati kehidupannya yang supermewah tersebut.
Namun, semua tidak ada yang abadi. Tanggal 15 November 2015 menjadi tanggal yang selalu diingat Ronda Rousey. Waktu itu Ronda kalah telak dari atlet bela diri campuran yang kuat dengan kemampuan tinju, Holly Holmes. Waktu itu Holly Holmes berhasil memermak Ronda dalam waktu singkat. Seketika dunia Ronda langsung terbalik 180 derajat. Ronda menjadi sosok yang berubah.
Dia menutup diri, nyaris tidak pernah muncul di media. Ketika akhirnya bersuara soal kekalahannya dalam acara Ellen DeGeneres , dia membuat pengakuan yang mengejutkan. Dalam talk show pertama setelah kekalahannya itu, dia bilang kalau ingin bunuh diri setelah kalah dan kehilangan status tidak terkalahkan. “Waktu itu aku ada di ruang medis dan aku terdiam di pojokan,” kata Ronda yang tampak emosional.
“Aku kemudian berpikir untuk bunuh diri saat itu juga. Aku berpikir kalau aku sudah bukan siapa-siapa. Tanpa gelar juara, tidak ada orang yang peduli padaku lagi.” Setelah kekalahan tersebut, Ronda seperti kehilangan arah. Jalan yang dia tempuh malah salah kaprah.
Dia menganggap cara mengembalikan kejayaan yang dia miliki sebelumnya adalah dengan kembali mengalahkan orang yang pernah mengalahkannya. Hanya, waktu telah berjalan meninggalkan Ronda di belakang. Holly Holm bukan lagi juara dunia karena telah dikalahkan Miesha Tate.
Setelahnya, Miesha kemudian dikalahkan penantangnya, Amanda Nunes, pada Juli 2016. Ronda pun mengarahkan pedangnya tidak lagi ke Holly Holm, tetapi ke Amanda Nunes. Hanya, banyak orang mengkritik langkah Ronda. Jalannya terlalu berisiko karena umumnya petarung yang baru kalah akan menantang petarung lain yang secara peringkat atau kemampuan lebih rendah guna meningkatkan rasa percaya diri. Kekhawatiran ini sempat diungkapkan mantan juara UFC, Chuck Liddel.
“Kalau aku jadi pelatihnya, aku akan membawanya ke pertandingan ringan dulu. Ini untuk membantu mentalnya,” kata Liddel. Hanya, Ronda masih terlalu sombong untuk rendah hati. Sekali lagi, kesombongan itu akhirnya tersungkur di tangan Amanda Nunes. Dalam waktu 48 detik, Amanda Nunes membuat Ronda terkapar. Menyedihkan karena nama sebesar Ronda justru kalah karena egonya yang sangat besar. Kekalahan terakhir akhirnya mampu membuat Ronda menapakkan kaki di bumi.
Ronda akhirnya memutuskan mencoba memulihkan mentalnya yang berantakan. Dia juga merasa perlu mengendalikan rasa putus asa yang ada dalam dirinya. Ronda akhirnya memilih menghabiskan waktu sebagai sukarelawan di Didi Hirsch Mental Health Services, sebuah klinik gratis di Los Angeles yang bergerak di bidang kesehatan mental.
Selain ingin berguna bagi orang lain, dia juga berusaha memulihkan mentalnya yang sudah berantakan. “Semua hal pasti ada alasannya. Saya hanya merasa senang. Saya pikir saya akan kecewa dengan kekalahan yang saya alami, tetapi akhirnya saya sadar waktu adalah guru yang baik. Saya senang karena tidak menganggap itu adalah akhir segalanya. Banyak orang yang mengalami tragedi karena menganggap waktu dan dunia tidak berpihak kepadanya,” ungkap Roda.
Ketekunan Ronda menata diri akhirnya membuahkan hasil. Dia mulai mengisi harinya dengan modeling, akting, juga hosting beberapa acara televisi. Hanya, Ronda masih tetap merasa olahraga bela diri adalah bagian dari dirinya yang telah mendarah daging. Ronda sudah berketetapan hati untuk tidak lagi berlaga di UFC.
Awal tahun ini kejutan pun tiba ketika akhirnya WWE (World Wrestling Entertainment) meminta Ronda ambil bagian dalam acara mereka. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Ronda menerima tawaran tersebut. Bahkan, dia langsung menjadi bintang utama di ajang Wrestlemania yang tayang pada 6 April lalu. Saat itu Ronda malah menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya tidak ingin dia hancur karena tidak bisa lepas dari bayangbayang kekalahan.
Beberapa sahabat dan orang-orang terdekat dalam kehidupannya ikut mendukung Ronda di ajang WWE. “Saya menyukai WWE sejak masih kecil. Saya hadir di sini sekaligus mendukung Ronda dalam penampilannya,” ujar Dana White, Presiden UFC. Saat ini Ronda memang sudah bisa tersenyum lagi karena waktu terus berjalan. Hanya orang-orang beruntunglah yang bisa memahami pelajaran dari setiap kegagalan.
“Saya hanya ingin mengatakan kepada orang-orang itu: beri waktu, meski kamu tidak yakin akan menyembuhkan. Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi dan ke mana arahnya. Setiap kesempatan yang hilang adalah anugerah. Saya yakin sekali hal itu,” pungkasnya. (Wahyu Sibarani)
(nfl)