Tim Bridge Universitas Jember Catat Sejarah di APBF Open Youth Championships 2018
A
A
A
JAKARTA - Pasangan M. Wisolus Solihin dan M. Setyo Santoso dari tim Bridge Universitas Jember mengukuhkan namanya sebagai juara kategori open youth pairs dalam "22nd Asia Pasific Bridge Federation (APBF) Open Youth Championships." Keduanya menjadi juara setelah mengalahkan tim Australia dan tim Djarum di babak final.
Tidak cukup membawa pulang satu gelar saja di acara yang dihelat selama sepekan di Wisma Kinasih, Bogor. Tim Bridge Universitas Jember juga memboyong gelar juara dua kategori consolation swiss pairs dari pasangan Dewi Anggraeni yang berduet dengan Ainul Kirom.
M. Wisolus Solihin yang akrab disapa Wiwis, dan koleganya Dewi Anggraeni tidak mampu menutupi rasa gembira, sebab raihan prestasi kali ini merupakan capaian tertinggi selama bergelut di olahraga bridge. Sebelumnya, mereka berdua dan para atlet bridge Kampus Tegalboto lainnya sudah sering menjadi juara, khususnya di kategori mahasiswa di tingkat nasional.
"Alhamdulillah, berkat kerjasama yang baik kami berhasil menjadi juara pertama untuk kategori open youth pairs se Asia Pasifik. Kejuaraan kali ini khusus bagi atlet bridge yang berusia di bawah dua puluh enam tahun," kata Wiwis dikutip dari laman resmi Universitas Jember, Sabtu (28/4/2018).
Menurut mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ini, awalnya ada 72 tim yang berlomba, dengan ketentuan satu tim beranggotakan dua orang. "Setelah menjalani babak penyisihan, tersisa dua puluh enam tim, termasuk saya dan Setyo. Sayangnya pasangan Dewi dan Ainul tersisih di babak pennyisihan. Dua puluh enam tim ini berhak melaju ke babak selanjutnya, sementara tim yang tereliminasi kemudian bermain kembali di kategori consolation swiss pairs," jelas Wiwis, saat menceritakan pengalamannya tampil di event bergengsi.
Sementara itu, pasangan Dewi dan Ainul yang berlaga di kategori consolation swiss pairs tidak mau kalah, mereka berdua berhasil membawa pulang juara dua. Untuk juara pertama diraih tim Djarum yang sengaja menurunkan beberapa tim, sementara juara ketiga dibawa pulang tim Thailand. Kegiatan 22nd Asia Pasific Bridge Federation (APBF) Open Youth Championships adalah event tertinggi bagi para atlet muda bridge se-Asia Pasifik untuk menunjukkan kemampuannya.
Keberhasilan pasangan Wiwis dan Setyo, serta Dewi dan Ainul merupakan buah dari proses yang berkesinambungan dan latihan keras. Setiap hari Sabtu mereka berkumpul untuk berlatih rutin dari jam satu siang hingga lima sore. Porsi latihan ditambah jika akan menghadapi kejuaraan, termasuk mendatangkan pelatih. "Kebetulan banyak atlet bridge di kampus Tegalboto ini adalah lulusan SMAN Plus Sukowono, Jember yang memang membina secara khusus atlet bridge di Jember. Jadi keuntungannya, kami sudah saling kenal dan sering main bareng, apalagi olah raga bridge ini mutlak butuh kekompakan," timpal Dewi.
Tidak cukup membawa pulang satu gelar saja di acara yang dihelat selama sepekan di Wisma Kinasih, Bogor. Tim Bridge Universitas Jember juga memboyong gelar juara dua kategori consolation swiss pairs dari pasangan Dewi Anggraeni yang berduet dengan Ainul Kirom.
M. Wisolus Solihin yang akrab disapa Wiwis, dan koleganya Dewi Anggraeni tidak mampu menutupi rasa gembira, sebab raihan prestasi kali ini merupakan capaian tertinggi selama bergelut di olahraga bridge. Sebelumnya, mereka berdua dan para atlet bridge Kampus Tegalboto lainnya sudah sering menjadi juara, khususnya di kategori mahasiswa di tingkat nasional.
"Alhamdulillah, berkat kerjasama yang baik kami berhasil menjadi juara pertama untuk kategori open youth pairs se Asia Pasifik. Kejuaraan kali ini khusus bagi atlet bridge yang berusia di bawah dua puluh enam tahun," kata Wiwis dikutip dari laman resmi Universitas Jember, Sabtu (28/4/2018).
Menurut mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ini, awalnya ada 72 tim yang berlomba, dengan ketentuan satu tim beranggotakan dua orang. "Setelah menjalani babak penyisihan, tersisa dua puluh enam tim, termasuk saya dan Setyo. Sayangnya pasangan Dewi dan Ainul tersisih di babak pennyisihan. Dua puluh enam tim ini berhak melaju ke babak selanjutnya, sementara tim yang tereliminasi kemudian bermain kembali di kategori consolation swiss pairs," jelas Wiwis, saat menceritakan pengalamannya tampil di event bergengsi.
Sementara itu, pasangan Dewi dan Ainul yang berlaga di kategori consolation swiss pairs tidak mau kalah, mereka berdua berhasil membawa pulang juara dua. Untuk juara pertama diraih tim Djarum yang sengaja menurunkan beberapa tim, sementara juara ketiga dibawa pulang tim Thailand. Kegiatan 22nd Asia Pasific Bridge Federation (APBF) Open Youth Championships adalah event tertinggi bagi para atlet muda bridge se-Asia Pasifik untuk menunjukkan kemampuannya.
Keberhasilan pasangan Wiwis dan Setyo, serta Dewi dan Ainul merupakan buah dari proses yang berkesinambungan dan latihan keras. Setiap hari Sabtu mereka berkumpul untuk berlatih rutin dari jam satu siang hingga lima sore. Porsi latihan ditambah jika akan menghadapi kejuaraan, termasuk mendatangkan pelatih. "Kebetulan banyak atlet bridge di kampus Tegalboto ini adalah lulusan SMAN Plus Sukowono, Jember yang memang membina secara khusus atlet bridge di Jember. Jadi keuntungannya, kami sudah saling kenal dan sering main bareng, apalagi olah raga bridge ini mutlak butuh kekompakan," timpal Dewi.
(bbk)