Tinggalkan Nantes, Jejak Claudio Ranieri yang Kian Pudar

Kamis, 17 Mei 2018 - 23:58 WIB
Tinggalkan Nantes, Jejak...
Tinggalkan Nantes, Jejak Claudio Ranieri yang Kian Pudar
A A A
PARIS - Liga Inggris 2015/2016 akan menjadi momen yang paling diingat pencinta sepak bola Inggris. Ya, di musim itu Leicester City menorehkan sejarah emas dengan menjuarai Liga Inggris untuk pertama kali sejak klub tersebut berdiri tahun 1884. The Foxes alias Si Rubah -julukan Leicester City- membalikkan semua prediksi terkait klub juara.

Bagaimana tidak. Leicester dipandang sebelah mata karena tim promosi dari Championship di musim 2014/2015, dan tak mampu bicara banyak di musim pertamanya. Finis di urutan 12, dan bersyukur karena mampu menghindari degradasi. Namun, The Foxes berbenah dan bertekad untuk tampil lebih bagus di musim selanjutnya.

Langkah itu dimulai ketika mendatangkan pelatih yang sudah melanglang buana di kompetisi benua biru, yakni Claudio Ranieri, pelatih asal Italia yang ditunjuk untuk menangani Jamie Vardy dkk.

Di musim pertamanya bersama The Fox, Ranieri tidak diberi target yang tinggi dari pemilik klub. Namun diluar dugaan dia bahkan mampu membawa City juara di musim perdananya sebagai pelatih. Namun sayangnya di musim ke dua, dia gagal mempertahankan gelar juara tersebut.

Setelah sukses mengantarkan pasukan Rubah menciptakan sejarah dengan menjuarai Liga Primer 2015/2016, Ranieri justru mendapati dirinya jadi pengangguran di akhir musim 2016/2017.

Pelatih asal Italia itu didepak lantaran Leicester menelan sejumlah hasil buruk dan terancam terdegradasi. Kala itu para pemain dinilai mengkhianati Ranieri. Para pemain selalu tampil drop dan tak menjalankan instruksi yang diberikan pelatih 66 tahun itu.

Ya, meski mendapat kompensasi 3 juta pounds setelah dipecat, Ranieri tak bisa menyembunyikan kekecewannya. Bahkan Ranieri dsebut-sebut sudah sangat membenci Leicester City.

"Claudio Ranieri murka karena merasa dikhinati para pemain dan petinggi Leicester City. Padahal dia mendapat jaminan dari manajemen akan terus dipercaya (sebagai pelatih),” jelas sumber terdekat Ranieri, seperti dilansir The Sun.

Tak perlu lama bagi Ranieri untuk mencari rumah baru. Berbekal segudang prestasi menjadi jaminan dilirik klub lain. Pada musim 2017/2018, dia direkrut klub Ligue 1 Prancis Nantes. Dia berjanji kepada penggemar untuk bekerja keras dan membawa Nantes sebagai salah satu klub yang diperhitungkan di Prancis.

"Saya ingin pendukung Nantes mengetahui bahwa saya akan berusaha keras untuk membuat mereka bahagia.Saya ingin membawa Nantes meraih kesuksesan Dan apa yang bisa saya janjikan kepada klub adalah hal yang sama dengan yang saya janjikan kepada Leicester, saya tidak akan menjanjikan sebuah keajaiban, saya tidak akan menjanjikan mimpi," tutur Ranieri seperti dilansir Soccerway.

"Saya hanya berjanji untuk bekerja keras. Setelah 44 tahun bermain sepak bola, itu satu-satunya rahasia yang saya tahu. Itu satu-satunya yang bisa kami pastikan," tutupnya.

Namun harapan dan janji tak sesuai dengan kenyataan. Dia gagal membawa Nantes sukses di musim perdananya. Performa Nantes menjalani kompetisi di Ligue 1 pun dinilai sangat buruk. Nantes hanya bercokol di posisi 10 Ligue 1 Prancis musim 2017/2018.

Ranieri sadar sudah membuat kecewa para penggemar Nantes. Dia tidak bisa membuktikan ucapnnya dengan membawa Nantes dalam masa kesuksesan. Paling tidak finish diurutan ketiga untuk merasakna atmosir pada Liga Champions musim depan.

Dilansir dari Sportkeeda, mantan pelatih Juventus ini pun dikabarkan akan meninggalkan Nantes di akhir musim 2017/2018 setelah pertandingan pekan terkahir Ligue 1 Prancis dipertandingakan. Bahkan Presiden Nantes, Waldemar Kita menyebutkan bahwa Ranieri sudah pamit untuk pergi meninggalkan Nantes.

"Kami tidak bisa menyembunyikan apa pun. Kami mengadakan pertemuan dengan para sponsor. Dia sudah berterima kasih atas semua pekerjaan yang telah dia lakukan. Itu tidak selalu mudah, ada penyesalan dalam diri Ranieri tapi inilah hidup," tegas Waldemar Kita.

Raneri sudah melatih klub dari 1986-2018. Ia berhasil merengkuh sejumlah gelar individu prestisius setelah menjadi pelatih selama 32 tahun. Gelar tersebut antara lain:

1. pelatih terbaik FIFA tahun 2016
2. Pelatih terbaik Liga Inggris 2015/2016
3. Pelatih terbaik versi BBC 2016
4. Pelatih terbaik versi ESPN 2016
5. Pelatih terbaik di Eropa 2016
6. Pelatih terbaik versi World Magazine 2016
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)