Maroko Tantang Amerika Utara Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2026
A
A
A
ZURICH - FIFA akan memutuskan pada Kamis (16/6/2018) apakah Piala Dunia 2026 akan di mainkan di Amerika Utara atau kembali ke benua Afrika. Pilihannya jelas antara tawaran menggiurkan berdasarkan stadion berkilauan di Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada atau upaya ambisius dari Maroko berdasarkan fasilitas yang belum dibangun.
Pada acara pembukaan Piala Dunia 2018 di Rusia, 207 negara anggota FIFA akan memberikan suara mereka dalam kongres badan sepakbola dunia. Tawaran Maroko sebagai tuan rumah untuk 2026 dinilai hanya sebagai guraun saja setelah FIFA membuat laporan evaluasi yang mengklasifikasikan stadion, akomodasi dan transportasi negara bagian Afrika Utara belum menjanjikan dan itu sangat berisiko tinggi. Laporan itu membuat tawaran AS-Kanada-Meksiko (tuan rumah bersama) menjadi negara yang paling berpeluang untuk menyekenggarakan Piala Dunia 2026
Akan tetapi muncul rumor yang menyatakan bahwa tawaran Amerika Utara itu telah terhambat oleh kekhawatiran bahwa pemungutan suara bisa menjadi referendum pada popularitas Presiden AS Donald Trump. FIFA pun dirumorkan akan mendukung Amerika Utara sebagai tuan rumah dan mengesampingkan Maroko.
Tapi kabar tersebut langsung ditepis oleh Ketua Federasi Sepakbola Amerika Serikat, Carlos Cordeiro. Dia dengan tegas mengatakan pemilihan ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik.
"Kami sangat meyakini bahwa FIFA akan membaut keputusan berdasarkan manfaatnya," kata Cordeiro dalam panggilan konferensi dengan para jurnalis dikutip dari Thestatesman, Selasa (12/6/2018)
"Ini bukan geopolitik, kita berbicara tentang sepakbola dan apa yang pada dasarnya, pada akhirnya, kepentingan terbaik sepakbola dan komunitas sepakbola kita. Kami tidak punya reaksi dengan politik" ujarnya.
“Visi kami adalah yang sangat sederhana. Kami menawarkan FIFA kesempatan bersatu yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menggelar Piala Dunia 2026. Kami sangat percaya bahwa keputusan ini akan dibuat berdasarkan manfaatnya,"pungkasnya
Di sisi lain, kritik terhadap tawaran Maroko juga menunjukkan fakta bahwa Piala Dunia 2026 akan menjadi yang pertama untuk diperluas menjadi 48 tim dan itu merupakan ujian berat bagi tuan rumah.
Tetapi Maroko masih dianggap memiliki kesempatan untuk menggelar ajang empat tahunan itu. Maroko mendapat dukungan dari banyak negara Eropa seperti Spanyol dan Portugal karena tertarik oleh kedekatan geografisnya.
Disamping itu sebagian negara Afrika juga sudah mendukung Maroko. Tetapi dua negara Afrika yang berbahasa Inggris, Liberia dan Afrika Selatan, dilaporkan telah membelot dan mendukung ke tawaran Amerika Utara.
Maroko sendiri telah mencoba, dan gagal empat kali sebelumnya dalam pencalonan tuan rumah1994, 1998, 2006, dan 2010 yang kalah dari Afrika Selatan, satu-satunya negara Afrika yang pernah menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola global.
Pada acara pembukaan Piala Dunia 2018 di Rusia, 207 negara anggota FIFA akan memberikan suara mereka dalam kongres badan sepakbola dunia. Tawaran Maroko sebagai tuan rumah untuk 2026 dinilai hanya sebagai guraun saja setelah FIFA membuat laporan evaluasi yang mengklasifikasikan stadion, akomodasi dan transportasi negara bagian Afrika Utara belum menjanjikan dan itu sangat berisiko tinggi. Laporan itu membuat tawaran AS-Kanada-Meksiko (tuan rumah bersama) menjadi negara yang paling berpeluang untuk menyekenggarakan Piala Dunia 2026
Akan tetapi muncul rumor yang menyatakan bahwa tawaran Amerika Utara itu telah terhambat oleh kekhawatiran bahwa pemungutan suara bisa menjadi referendum pada popularitas Presiden AS Donald Trump. FIFA pun dirumorkan akan mendukung Amerika Utara sebagai tuan rumah dan mengesampingkan Maroko.
Tapi kabar tersebut langsung ditepis oleh Ketua Federasi Sepakbola Amerika Serikat, Carlos Cordeiro. Dia dengan tegas mengatakan pemilihan ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik.
"Kami sangat meyakini bahwa FIFA akan membaut keputusan berdasarkan manfaatnya," kata Cordeiro dalam panggilan konferensi dengan para jurnalis dikutip dari Thestatesman, Selasa (12/6/2018)
"Ini bukan geopolitik, kita berbicara tentang sepakbola dan apa yang pada dasarnya, pada akhirnya, kepentingan terbaik sepakbola dan komunitas sepakbola kita. Kami tidak punya reaksi dengan politik" ujarnya.
“Visi kami adalah yang sangat sederhana. Kami menawarkan FIFA kesempatan bersatu yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menggelar Piala Dunia 2026. Kami sangat percaya bahwa keputusan ini akan dibuat berdasarkan manfaatnya,"pungkasnya
Di sisi lain, kritik terhadap tawaran Maroko juga menunjukkan fakta bahwa Piala Dunia 2026 akan menjadi yang pertama untuk diperluas menjadi 48 tim dan itu merupakan ujian berat bagi tuan rumah.
Tetapi Maroko masih dianggap memiliki kesempatan untuk menggelar ajang empat tahunan itu. Maroko mendapat dukungan dari banyak negara Eropa seperti Spanyol dan Portugal karena tertarik oleh kedekatan geografisnya.
Disamping itu sebagian negara Afrika juga sudah mendukung Maroko. Tetapi dua negara Afrika yang berbahasa Inggris, Liberia dan Afrika Selatan, dilaporkan telah membelot dan mendukung ke tawaran Amerika Utara.
Maroko sendiri telah mencoba, dan gagal empat kali sebelumnya dalam pencalonan tuan rumah1994, 1998, 2006, dan 2010 yang kalah dari Afrika Selatan, satu-satunya negara Afrika yang pernah menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola global.
(bbk)