Kalah dari Spanyol, Carlos Queiroz : Mimpi Iran Belum Berakhir
A
A
A
KAZAN - Pelatih Timnas Iran Carlos Queiroz menegaskan mimpi anak asuhnya untuk lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2018 belum berakhir. Kekalahan atas Spanyol bukan jadi alasan mereka mengubur harapan dalam. Sebab, masih ada satu pertandingan lagi melawan Portugal.
Dengan kekalahan Iran 0-1 di Kazan Arena, Kamis (21/6/2018) dinihari, Iran kini masih tertahan di posisi ketiga klasemen Grup B dengan raihan tiga poin. Tapi peluang untuk lolos masih terbuka mengingat Portugal dan Spanyol sendiri hanya unggul satu angka. (Baca juga : Gol Berbau Keberuntungan Warnai Kemenangan Spanyol atas Iran )
Dan untuk bisa mewujudkan harapan rakyat Iran, Queiroz mengatakan jika pemainnya siap berjuang keras. "Kami siap menderita untuk merebut pertandingan terakhir. Sepak bola tidak seperti ini tapi adil untuk saya katakan kalau kami pantas mendapatkan hasil terbaik," katanya dikutip Reuters.
"Tapi ini adalah match point pertama, jika kami ibaratkan sebuah permainan tenis. Dan match point kedua ketika kami melawan Portugal nanti. Kami masih hidup dan bermimpi," sambungnya.
Uniknya pertemuan Iran kontra Portugal juga akan menjadi laga emosional buat Queiroz. Sebab, Queiroz pernah juga melatih Portugal yang merupakan negeri asalnya.
Namun Queiroz untuk sementara waktu melupakan soal itu. Sebagai seorang profesional, Queiroz ingin memberikan yang terbaik pada Iran yang menjadikan pelatih timnas sejak 2011.
Dengan kekalahan Iran 0-1 di Kazan Arena, Kamis (21/6/2018) dinihari, Iran kini masih tertahan di posisi ketiga klasemen Grup B dengan raihan tiga poin. Tapi peluang untuk lolos masih terbuka mengingat Portugal dan Spanyol sendiri hanya unggul satu angka. (Baca juga : Gol Berbau Keberuntungan Warnai Kemenangan Spanyol atas Iran )
Dan untuk bisa mewujudkan harapan rakyat Iran, Queiroz mengatakan jika pemainnya siap berjuang keras. "Kami siap menderita untuk merebut pertandingan terakhir. Sepak bola tidak seperti ini tapi adil untuk saya katakan kalau kami pantas mendapatkan hasil terbaik," katanya dikutip Reuters.
"Tapi ini adalah match point pertama, jika kami ibaratkan sebuah permainan tenis. Dan match point kedua ketika kami melawan Portugal nanti. Kami masih hidup dan bermimpi," sambungnya.
Uniknya pertemuan Iran kontra Portugal juga akan menjadi laga emosional buat Queiroz. Sebab, Queiroz pernah juga melatih Portugal yang merupakan negeri asalnya.
Namun Queiroz untuk sementara waktu melupakan soal itu. Sebagai seorang profesional, Queiroz ingin memberikan yang terbaik pada Iran yang menjadikan pelatih timnas sejak 2011.
(bbk)