Asa Deschamps Kejar Der Kaiser

Kamis, 12 Juli 2018 - 08:36 WIB
Asa Deschamps Kejar...
Asa Deschamps Kejar Der Kaiser
A A A
MOSKOW - Hingga kini tidak ada yang mengalahkan catatan emas Franz Beckenbauer di Piala Dunia. Dia masih menjadi satu-satunya orang di muka bumi yang mampu merasakan manisnya gelar juara dunia sebagai kapten tim dan pelatih.

Kini Didier Des champs membangun asa untuk menyamai prestasi Der Kaiser-julukan Becken-bauer. Senyum dan tawa tak pudar dari wajah Didier Deschamps. Sang nakhoda Prancis itu juga terus memeluk semua pemainnya seusai tim Ayam Jantan-julukan Prancis–mematuk Belgia di semifinal Piala Dunia 2018 di Krestovsky Stadium, Saint Petersburg, dini hari kemarin.

Sukses tersebut membuatnya melangkah ke final pesta sepak bola terakbar. Les Bleus-julukan lain Prancis–akan bersua dengan pemenang laga Kroasia kontra Ing gris yang saat berita ini diturunkan masih berlangsung di Luzhniki Stadium, Moskow. Tampilnya Prancis di final pada 15 Juli mendatang membuka kans untuk Deschamps sebagai orang kedua yang memeluk trofi juara dunia sebagai kapten tim dan nakhoda.

Des champs merupakan kapten tim Ayam Jantan saat Prancis berjaya di rumah sendiri pada 1998. “Banyak momen bahagia dalam karier saya, tapi mengangkat trofi dan menjadi juara ada lah yang terbaik,” ujar pria berusia 49 tahun itu. Rekor Der Kaiser sudah bertahan 28 tahun. Beckenbauer membawa Jerman merebut Piala Dunia 1990 di Italia setelah mengalahkan Argentina 1-0 di final.

Sebagai kapten Becken bauer mengangkat trofi pada edisi 1974 seusai menjinakkan Belanda yang dipimpin Johan Cruyff. Der Kaiser yang berposisi sebagai bek sukses membuat Cruyff tak berkutik dan total football Belanda tak berkembang. Selain Beckenbauer, Mario Zagallo juga pernah merasakan manisnya juara dunia sebagai pemain-pelatih.

Dia bahkan orang pertama yang merebut titel juara dunia dengan status berbeda. Dia melakukannya pa da 1958 dan 1962 sebagai peng gawa dan 1970 sebagai nakhoda Selecao dan 1994 sebagai asisten pelatih. Namun, Zagallo tidak menjabat sebagai kapten kala Brasil berjaya diedisi 1958 dan 1962. Dan, kiprah Les Bleus di Rusia dikaitkan dengan sukses 20 tahun lalu.

Hingga sekarang generasi emas yang menghadirkan prestasi teragung bagi sepak bola Prancis tersebut adalah panutan, pelecut semangat bagi Griezmann dkk. Saat itu dengan tangan dingin Aime Jacquet, penggawa seperti Deschamps, Zinedine Zidane, Marcel Desailly, Bixente Lizarazu, Lilian Thuram, Fabien Barthez, Emmanuel Petit, dan Youri Djorkaeff dipoles menjadi kekuatan menakutkan.

Di final, Brasil digasak 0-3. “Itu adalah masa yang sangat indah. Hingga kini publik masih membicarakannya kala membahas sepak bola Prancis,” ungkap Deschamps pada konferensi pers memukul jatuh The Red Devils-julukan Belgia–dengan skor1-0.

Bek tangguh Les Bleus Raphael Varane mengungkapkan, tidak ada pelecut semangat yang lebih efektif di bandingkan keberhasilan Les Bleus mera jai dunia sepak bola pada 1998.

“Para pemain sangat bersemangat jika membicarakan hal ini. Tentu saja kami harus menyamai prestasi terdahulu kami sehingga menjadi kami yang kemudian dibicarakan,” ungkapnya. “Semangat itu selalu ada dalam diri kami setiap hari, di pertandingan, atau saat latihan,” imbuhnya.

Namun, kini para penggawa tidak ingin bicara dulu tentang kans berjaya di Luzhniki Stadium. Mereka berkonsentrasi un tuk mempersiapkan berlaga di final. “Kami tahu apa tujuan kami di sini. Dan, tentu saja akan sangat menyenangkan bila kami bisa mewujudkannya. Kami berjuang keras dan kami berhak mendapatkan tempat ini (final),” ujar kartu as Les Bleus Antione Griezmann.

HANNA FARHANA
Laporan Wartawan KORAN SINDO
MOSKOW, RUSIA
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)