Wawancara Ivan Rakitic: Jika Harus Gantung Sepatu, Saya Siap
A
A
A
MOSCOW - Tak ada hal lain yang diinginkan seluruh penggawa Kroasia termasuk Ivan Rakitic kecuali membawa pulang trofi Piala Dunia nanti malam. Hal itu ditegaskannya dalam temu media terbatas jelang laga hidup mati di final Piala Dunia.
Penggawa Barcelona tersebut menegaskan betapa spesialnya pasukan Vatreni –julukan Kroasia- di panggung sepak bola terbesar tahun ini. Dan, betapa Kroasia pantas berlaga di partai puncak dan juga menjadi juara. Bahkan, dia mengatakan jika Kroasia berhasil mengalahkan Prancis di Luzhniki Stadium, Moskow, kariernya sebagai pesepakbola menjadi lengkap.
Bagaimana persiapan Kroasia jelang final, bagaimana Rakitic menanggapi kabar miring di negaranya? Berikut rangkuman wawancaranya.
Selamat sudah melaju ke final. Bagaimana situasi tim? Bagaimana mood para pemain?
Saat ini tak ada yang lebih menggembirakan bagi kami, sebagai orang Kroasia, daripada momen ini. Sejak dulu saya bermimpi untuk bermain di Piala Dunia, bermain di final, dan kini mendjadi kenyataan.
Kroasia menunjukkan permainan, semangat, dan kerja keras sepanjang turnamen. Walau demikian masih yang menilai sukses Kroasia adalah kejutan.
Saya rasa Piala Dunia mendatangkan semangat berbeda. Energi juga datang dari semua arah, antarpemain, dan suporter kepada kami. Di final nanti kami ingin meninggalkan lapangan dengan kepala tegak setelah memberikan apa yang kami mampu di lapangan. Itu yang akan kami lakukan, berjuang untuk kemenangan.
Kroasia adalaa negara kecil. Sekarang kami ke final dan ini adalah perjalanan luar biasa. Saya tidak bisa menggambarkan ini dengan kata-kata. Semua layak mendaoatkan apresiasi. Saya bukan bicara tentang 23 pemain, staff kepelatihan, medis, semua yang berada rombongan Kroasia yang ada di Rusia, juga wartawan kami, tapi juga berkat dukungan 4,5 juta orang di negara kami. Jika ada stadion yang memuat 4,5 juta orang, saya rasa masyarakat Kroasia akan datang semua di final nanti untuk mendukung kami.
Dua puluh tahun lalu, Kroasia mencetak sejarah (pertama kali berlaga di Piala Dunia berhasil menjadi juara ketiga). Di semifinal, Kroasia dikalahkan Prancis. Apakah pertandingan nanti akan menjadi ajang balas dendam?
Oh tidak, saya rasa tidak ada yang berpikiran seperti itu. Kami menyaksikan pertandingan tersebut berulang-ulang. Tapi, bukan sebagai persiapan pertandingan nanti (final). Laga ini tidak ada hubungannya. Itu sejarah kami ingin menang. Kami sangat menghormati Prancis dan apa yang terjadi nanti adalah usaha kami di lapangan. Prancis adalah tim yang pantas sampai ke final. Mereka memiliki pemain yang hebat, tapi kami harus melawan. Kami harus fokus kepada permainan sendiri bukan mereka. Kami sangat ingin menang dan itu akan terlihat di lapangan.
Jika Anda memenangkan Piala Dunia hari Minggu (14/7) dan keesokan harinya Anda tak bisa lagi bermain sepak bola, Apakah Anda bisa menerimanya?
Jika itu adalah harga yang harus saya bayar untuk memenangkan Piala Dunia, saya akan melakukannya. Saya bakal gantung sepatu, menyimpannya di rumah. Saya akan melakukan segalanya untuk Kroasiaku.
Sebelum Piala Dunia, banyak yang mengatakan Cristiano Ronaldo, Lionel Messi atau penggawa hebat lainnya akan menjadi pemain terbaik di turnamen ini. Tapi, kini semua sudah di rumahnya masing-masing. Lalu, orang mulai bicara Luka Modric, bagaimana menurut Anda?
Modric sangat pantas jadi pemain terbaik di turnamen ini. Saya sangat yakin, semua orang setuju, FIFA juga melihat bagaimana hebatnya kapten kami. Tapi Luka (Modric) tidak ingin itu, dia hanya ingin membawa pulang trofi.
Bagaimana Pelatih (Zlatko) Daric mempersiapkan pertandingan ini?
Saya kenal Daric sejak membela U-21, saat itu dia adalah asisten pelatih. Dia orang yang unik. Dia sangat dekat dengan semua pemain, tapi amat tegas akan apa yang dia inginkan. Dia sangat professional dan tidak ambil risiko. Bila perlu dia tidak akan tidur supaya semua persiapan berjaan sebagaimana mestinya. Saya berharap dia bisa terus melatih kami.
Penggawa Barcelona tersebut menegaskan betapa spesialnya pasukan Vatreni –julukan Kroasia- di panggung sepak bola terbesar tahun ini. Dan, betapa Kroasia pantas berlaga di partai puncak dan juga menjadi juara. Bahkan, dia mengatakan jika Kroasia berhasil mengalahkan Prancis di Luzhniki Stadium, Moskow, kariernya sebagai pesepakbola menjadi lengkap.
Bagaimana persiapan Kroasia jelang final, bagaimana Rakitic menanggapi kabar miring di negaranya? Berikut rangkuman wawancaranya.
Selamat sudah melaju ke final. Bagaimana situasi tim? Bagaimana mood para pemain?
Saat ini tak ada yang lebih menggembirakan bagi kami, sebagai orang Kroasia, daripada momen ini. Sejak dulu saya bermimpi untuk bermain di Piala Dunia, bermain di final, dan kini mendjadi kenyataan.
Kroasia menunjukkan permainan, semangat, dan kerja keras sepanjang turnamen. Walau demikian masih yang menilai sukses Kroasia adalah kejutan.
Saya rasa Piala Dunia mendatangkan semangat berbeda. Energi juga datang dari semua arah, antarpemain, dan suporter kepada kami. Di final nanti kami ingin meninggalkan lapangan dengan kepala tegak setelah memberikan apa yang kami mampu di lapangan. Itu yang akan kami lakukan, berjuang untuk kemenangan.
Kroasia adalaa negara kecil. Sekarang kami ke final dan ini adalah perjalanan luar biasa. Saya tidak bisa menggambarkan ini dengan kata-kata. Semua layak mendaoatkan apresiasi. Saya bukan bicara tentang 23 pemain, staff kepelatihan, medis, semua yang berada rombongan Kroasia yang ada di Rusia, juga wartawan kami, tapi juga berkat dukungan 4,5 juta orang di negara kami. Jika ada stadion yang memuat 4,5 juta orang, saya rasa masyarakat Kroasia akan datang semua di final nanti untuk mendukung kami.
Dua puluh tahun lalu, Kroasia mencetak sejarah (pertama kali berlaga di Piala Dunia berhasil menjadi juara ketiga). Di semifinal, Kroasia dikalahkan Prancis. Apakah pertandingan nanti akan menjadi ajang balas dendam?
Oh tidak, saya rasa tidak ada yang berpikiran seperti itu. Kami menyaksikan pertandingan tersebut berulang-ulang. Tapi, bukan sebagai persiapan pertandingan nanti (final). Laga ini tidak ada hubungannya. Itu sejarah kami ingin menang. Kami sangat menghormati Prancis dan apa yang terjadi nanti adalah usaha kami di lapangan. Prancis adalah tim yang pantas sampai ke final. Mereka memiliki pemain yang hebat, tapi kami harus melawan. Kami harus fokus kepada permainan sendiri bukan mereka. Kami sangat ingin menang dan itu akan terlihat di lapangan.
Jika Anda memenangkan Piala Dunia hari Minggu (14/7) dan keesokan harinya Anda tak bisa lagi bermain sepak bola, Apakah Anda bisa menerimanya?
Jika itu adalah harga yang harus saya bayar untuk memenangkan Piala Dunia, saya akan melakukannya. Saya bakal gantung sepatu, menyimpannya di rumah. Saya akan melakukan segalanya untuk Kroasiaku.
Sebelum Piala Dunia, banyak yang mengatakan Cristiano Ronaldo, Lionel Messi atau penggawa hebat lainnya akan menjadi pemain terbaik di turnamen ini. Tapi, kini semua sudah di rumahnya masing-masing. Lalu, orang mulai bicara Luka Modric, bagaimana menurut Anda?
Modric sangat pantas jadi pemain terbaik di turnamen ini. Saya sangat yakin, semua orang setuju, FIFA juga melihat bagaimana hebatnya kapten kami. Tapi Luka (Modric) tidak ingin itu, dia hanya ingin membawa pulang trofi.
Bagaimana Pelatih (Zlatko) Daric mempersiapkan pertandingan ini?
Saya kenal Daric sejak membela U-21, saat itu dia adalah asisten pelatih. Dia orang yang unik. Dia sangat dekat dengan semua pemain, tapi amat tegas akan apa yang dia inginkan. Dia sangat professional dan tidak ambil risiko. Bila perlu dia tidak akan tidur supaya semua persiapan berjaan sebagaimana mestinya. Saya berharap dia bisa terus melatih kami.
(sha)