Menanti Konsistensi Timnas Saat Hadapi Kroasia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidak usah berharap muluk-muluk saat Tim Nasional Indonesia U-19 menghadapi Kroasia nanti malam. Mampu bermain konsisten sepanjang pertandingan saja sudah merupakan pencapaian positif bagi Garuda Muda yang masih proses pembentukan.
Laga perdana kontra Bulgaria menjadi pelajaran berharga bagi skuad Garuda Muda. Bagaimana tidak, Witan Sulaeman dkk dipaksa bermain di bawah tekanan sepanjang pertandingan dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan permainan. Pressure sepanjang pertandingan ini dinilai menjadi sisi positif untuk membentuk mental bermain timnas yang tidak gampang menyerah. (Baca: Gegara resesi, Singapura Mulai Tak Ramah Pada TKA)
Skuad besutan Angel Stoykov juga kembali menunjukkan kelemahan utama pemain Indonesia, yakni kebugaran fisik. Faktor stamina sebenarnya sudah menjadi masalah klasik Timnas Indonesia yang tidak kunjung terpecahkan oleh pelatih manapun sejauh ini.
Timnas Indonesia hanya bisa bermain konsisten hingga menit 70 pertandingan dan seterusnya sudah dilanda kelelahan. Efeknya, konsentrasi pemain menurun dan kerap melakukan kesalahan yang berujung pada kekalahan.
Ini pula dialami timnas U-19 saat menghadapi Bulgaria. Dalam tempo 11 menit, gawang Muhammad Adi Satryo kebobolan tiga gol masing-masing pada menit 78, 82, dan 88. Padahal 70 menit pertandingan pertama berjalan, Garuda Muda tampil solid meski harus bermain bertahan dan hanya sesekali melakukan serangan balik.
Pelatih Shin Tae-yong juga mengakui kelemahan anak asuhnya tersebut. Dia menilai, pemainnya mulai kehilangan konsentrasi pada paruh babak kedua dan berujung pada tiga gol dalam waktu berdekatan. “Pemain kehilangan fokus saat terjadinya gol tadi. Kami akan berusaha meningkatkan permainan kami saat melawan Kroasia,” katanya dilansir laman PSSI. (Baca juga: Ternyata Tidur Bisa Cegah Alzheimer)
Faktor stamina ini diperkirakan akan kembali menjadi penentu hasil pertandingan nanti. Terlebih Kroasia merupakan lawan yang jauh lebih kuat dibandingkan Bulgaria yang sejauh ini sudah mengemas dua kemenangan.
Karena itu, pelatih Shin Tae-yong harus segera membenahi fisik pemainnya agar bisa tampil lebih baik saat melawan Kroasia. Minimal bisa mencari formulasi untuk meredam agresivitas skuad besutan Josip Simunic tersebut. Bisa menahan imbang Kroasia atau mampu mencetak gol akan memengaruhi moral bermain timnas.
Apalagi tuan rumah bukan tanpa kelemahan. Meski menyapu bersih dua pertandingan pertama International U-19 Friendly Tournament 2020, Kroasia bisa dibilang rapuh pada sektor pertahanan. Buktinya, mereka sudah kebobolan lima gol dari masing-masing dua saat melawan Bulgaria dan tiga saat menghadapi Arab Saudi. Kelemahan ini bisa dimanfaatkan Shin Tae-yong untuk menguji ketajaman penyerangnya yang dimotori Witan Sulaeman notabene menjadi satu-satunya pemain yang berpengalaman di Eropa. Apalagi dalam pertandingan melawan Bulgaria, belum terlihat strategi maupun pola penyerangan yang diusung pelatih asal Korea Selatan itu.
Sebelumnya, Shin Tae-yong juga mengaku tidak mempermasalahkan hasil pertandingan pertama International U-19 Friendly Tournament 2020. Alasannya, tim masih berproses dengan materi latihan intensitas tinggi selama berada di Kroasia. (Lihat videonya: Inilah Kriteria Wanita Muslimah yang Dirindukan Surga)
“Hasil pertandingan seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kami tidak masalah bagi meski harus kalah. Para pemain sudah menunjukkan kerja kerasnya di pertandingan ini,” katanya.
Seperti diketahui, partisipasi timnas U-19 dalam turnamen di Kroasia merupakan tahapan dari persiapan menghadapi putaran final Piala Asia di Uzbekistan pada Oktober mendatang. Selain Bulgaria, Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dan Kroasia. (Abriandi)
Lihat Juga: Perbandingan VO2 Max Pemain Timnas Indonesia U-19 vs Era Evan Dimas Dulu Menurut Indra Sjafri
Laga perdana kontra Bulgaria menjadi pelajaran berharga bagi skuad Garuda Muda. Bagaimana tidak, Witan Sulaeman dkk dipaksa bermain di bawah tekanan sepanjang pertandingan dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan permainan. Pressure sepanjang pertandingan ini dinilai menjadi sisi positif untuk membentuk mental bermain timnas yang tidak gampang menyerah. (Baca: Gegara resesi, Singapura Mulai Tak Ramah Pada TKA)
Skuad besutan Angel Stoykov juga kembali menunjukkan kelemahan utama pemain Indonesia, yakni kebugaran fisik. Faktor stamina sebenarnya sudah menjadi masalah klasik Timnas Indonesia yang tidak kunjung terpecahkan oleh pelatih manapun sejauh ini.
Timnas Indonesia hanya bisa bermain konsisten hingga menit 70 pertandingan dan seterusnya sudah dilanda kelelahan. Efeknya, konsentrasi pemain menurun dan kerap melakukan kesalahan yang berujung pada kekalahan.
Ini pula dialami timnas U-19 saat menghadapi Bulgaria. Dalam tempo 11 menit, gawang Muhammad Adi Satryo kebobolan tiga gol masing-masing pada menit 78, 82, dan 88. Padahal 70 menit pertandingan pertama berjalan, Garuda Muda tampil solid meski harus bermain bertahan dan hanya sesekali melakukan serangan balik.
Pelatih Shin Tae-yong juga mengakui kelemahan anak asuhnya tersebut. Dia menilai, pemainnya mulai kehilangan konsentrasi pada paruh babak kedua dan berujung pada tiga gol dalam waktu berdekatan. “Pemain kehilangan fokus saat terjadinya gol tadi. Kami akan berusaha meningkatkan permainan kami saat melawan Kroasia,” katanya dilansir laman PSSI. (Baca juga: Ternyata Tidur Bisa Cegah Alzheimer)
Faktor stamina ini diperkirakan akan kembali menjadi penentu hasil pertandingan nanti. Terlebih Kroasia merupakan lawan yang jauh lebih kuat dibandingkan Bulgaria yang sejauh ini sudah mengemas dua kemenangan.
Karena itu, pelatih Shin Tae-yong harus segera membenahi fisik pemainnya agar bisa tampil lebih baik saat melawan Kroasia. Minimal bisa mencari formulasi untuk meredam agresivitas skuad besutan Josip Simunic tersebut. Bisa menahan imbang Kroasia atau mampu mencetak gol akan memengaruhi moral bermain timnas.
Apalagi tuan rumah bukan tanpa kelemahan. Meski menyapu bersih dua pertandingan pertama International U-19 Friendly Tournament 2020, Kroasia bisa dibilang rapuh pada sektor pertahanan. Buktinya, mereka sudah kebobolan lima gol dari masing-masing dua saat melawan Bulgaria dan tiga saat menghadapi Arab Saudi. Kelemahan ini bisa dimanfaatkan Shin Tae-yong untuk menguji ketajaman penyerangnya yang dimotori Witan Sulaeman notabene menjadi satu-satunya pemain yang berpengalaman di Eropa. Apalagi dalam pertandingan melawan Bulgaria, belum terlihat strategi maupun pola penyerangan yang diusung pelatih asal Korea Selatan itu.
Sebelumnya, Shin Tae-yong juga mengaku tidak mempermasalahkan hasil pertandingan pertama International U-19 Friendly Tournament 2020. Alasannya, tim masih berproses dengan materi latihan intensitas tinggi selama berada di Kroasia. (Lihat videonya: Inilah Kriteria Wanita Muslimah yang Dirindukan Surga)
“Hasil pertandingan seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kami tidak masalah bagi meski harus kalah. Para pemain sudah menunjukkan kerja kerasnya di pertandingan ini,” katanya.
Seperti diketahui, partisipasi timnas U-19 dalam turnamen di Kroasia merupakan tahapan dari persiapan menghadapi putaran final Piala Asia di Uzbekistan pada Oktober mendatang. Selain Bulgaria, Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dan Kroasia. (Abriandi)
Lihat Juga: Perbandingan VO2 Max Pemain Timnas Indonesia U-19 vs Era Evan Dimas Dulu Menurut Indra Sjafri
(ysw)