Ironi Sepak Bola Italia

Kamis, 19 Juli 2018 - 14:49 WIB
Ironi Sepak Bola Italia
Ironi Sepak Bola Italia
A A A
ROMA - Upaya Italia mengembalikan citra Seri A sebagai salah satu kompetisi terbaik Eropa tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Di tengah euforia kedatangan Cristiano Ronaldo ke Juventus, beberapa klub lokal justru terbelit persoalan keuangan akut. Hal itu berdampak pada kondisi FC Bari dan AC Cesena yang gagal mendaftar ke Seri B. Kedua klub bahkan dinyatakan bangkrut sehingga harus memulai kompetisi dari liga amatir tertinggi, Seri D.

Bila ditelisik lebih rinci, rata-rata delapan klub bangkrut per tahun. Berdasarkan peraturan yang berlaku, kontrol klub yang bangkrut dipegang wali kota bersangkutan. Hal itu membuka kesempatan klub memiliki pemilik baru.

Sejak AC Fiorentina bangkrut pada 2002, sebanyak 153 klub Italia mengalami pembenahan. Ada yang bergabung dengan klub lain atau hilang sama sekali. Namun, epidemi kebangkrutan masih jauh lebih selesai. Beberapa klub seperti Cuneo, Matera, Pro Piacenza, dan Avellino berisiko mengalami nasib serupa.

Bukan hanya keuangan, sepak bola Italia juga memiliki masalah lain. AC Parma dan Chievo Verona terancam terdegradasi dengan dakwaan berbeda. Parma yang mengantongi tiket promosi ke Seri A sedang berada dalam pengawasan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) atas dugaan pesan ajakan yang dikirim dua pemainnya, Emanuele Calaio dan Fabio Ceravolo, kepada rekannya di Spezia, yakni Filippo de Col dan Alberto Masi.

Mereka diduga mencoba membujuk De Col dan Masi untuk tidak bermain terlalu serius. Meski Parma menyatakan bahwa pesan tersebut hanyalah sebuah lelucon, FIGC dikabarkan bakal menghukum Calaio yang dianggap sebagai aktor utama larangan bermain selama beberapa bulan.

Sementara Parma akan mendapatkan pengurangan poin. Jika demikian, mereka bisa kembali terdegradasi ke Seri B. Posisi Parma bisa saja digantikan Palermo ataupun Venezia. Sementara Chievo, FIGC kemungkinan besar menjatuhkan penalti 15 poin karena dugaan transfer fiktif.

Presiden klub Luca Campedelli juga dihukum selama 36 bulan. Hal itu mengancam tim berjuluk The Flying Donkeytersebut terdegradasi ke Seri B. Chievo diduga menggelembungkan angka transfer saat bernegosiasi dengan Cesena, klub yang dinyatakan bangkrut pekan ini.

Berdasarkan bukti yang diperlihatkan jaksa, nilai jual beli pemain meningkat hingga 9,000%. Dengan demikian, posisi Chievo akan digantikan Crotone. Namun, hukuman tersebut tidak diterima begitu saja.

Chievo menganggap jaksa FIGC salah melakukan perhitungan kotor dalam biaya transfer yang mereka lakukan. “Kami selalu bertindak sesuai hukum dan norma-norma federal. Kami menolak semua tuduhan. Chievo akan berjuang.

Kesalahan dalam perhitungan kotor membuat reputasi klub tercoreng,” ungkap pernyataan resmi Chievo, dilansir Football-Italia. Pengacara klub Marco de Luca juga menganggap jaksa FIGC harus meminta maaf atas kekeliruan yang terjadi. Dia bahkan berencana menuntut balik jaksa karena mengeluarkan keputusan sembrono.

“Tuduhan itu sangat rapuh dan berisi beberapa kesalahan yang cukup bodoh, terutama dalam angka-angka yang mereka sebutkan. Saya yakin jaksa telah melakukan kesalahan sehingga mereka harus dihukum,” tandasnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.6939 seconds (0.1#10.140)