Kemenpora Bicara Nasib Fauzan Noor, Juara Dunia yang Terabaikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akhirnya bicara soal nasib Fauzan Noor, atlet asal Banjarmasin yang meraih gelar di Kejuaraan Dunia Karate Tradisional di Praha, Republik Ceko, Januari 2018 lalu.
Nama Fauzan mencuat setelah dianggap tidak seberuntung Lalu Muhammad Zohri, sprinter yang merebut gelar juara dunia 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia. Fauzan dibandingkan dengan Zohri dalam urusan penyambutan kedatangan dan pemberian bonus prestasi.
Fauzan Noor, 21 tahun, adalah karateka dari Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) yang memenangkan kejuaraan kumite (perkelahian) karate versi Internasional Traditional Federation (ITKF) di Ceko, awal tahun lalu. Meski meraih prestasi di level internasional, Fauzan tidak mendapat hadiah dari pemerintah.
Sekretaris Kemenpora, Gatot Dewa Broto dalam keterangan tertulis mengatakan bahwa apresiasi dalam bentuk materiil tidak secara otomatis diberikan pemerintah. Namun, setelah pemberitaan Fauzan santer di media massa, Kemenpora berjanji akan meninjau ulang mekanisme penganggaran dan pencairan bonus atlet berprestasi.
"Pemberitahuan pada pemerintah ini bukan berarti otomatis pemerintah akan menjamin pemberian bantuan anggaran, tetapi minimal negara turut bertanggung-jawab jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Selain itu, juga anggaran pemerintah terbatas," kata Gatot, dikutip SINDOnews, Kamis (19/7/2018).
"Pada Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan Olahraga disebutkan di beberapa pasalnya tentang persyaratan yang harus dipenuhi. Namun demikian mengingat UU SKN pada Pasal 17 disebutkan: Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan: olahraga pendidikan; olahraga rekreasi; dan olahraga prestasi, maka tentu saja Kemenpora tidak melakukan diskriminasi meskipun sejauh ini regulasi yang ada masih lebih fokus mengatur pemberian penghargaan untuk olahraga prestasi," tulis Gatot.
Meski demikian, Kemenpora secara terbuka menyatakan minta maaf karena publik terlanjur menilai Fauzan Noor diabaikan sejak meraih gelar juara dunia di Republik Ceko awal tahun ini. Dalam pernyataan yang sama, Gatot mengatakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi akan meninjau ulang dan memberikan apresiasi kepada Fauzan Noor.
"Atas keterlambatan pemberian apresiasi dan koordinasi pada Fauzan Noor ini Kemepora menyampaikan permohonan maaf," kata Gatot.
Nama Fauzan mencuat setelah dianggap tidak seberuntung Lalu Muhammad Zohri, sprinter yang merebut gelar juara dunia 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia. Fauzan dibandingkan dengan Zohri dalam urusan penyambutan kedatangan dan pemberian bonus prestasi.
Fauzan Noor, 21 tahun, adalah karateka dari Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) yang memenangkan kejuaraan kumite (perkelahian) karate versi Internasional Traditional Federation (ITKF) di Ceko, awal tahun lalu. Meski meraih prestasi di level internasional, Fauzan tidak mendapat hadiah dari pemerintah.
Sekretaris Kemenpora, Gatot Dewa Broto dalam keterangan tertulis mengatakan bahwa apresiasi dalam bentuk materiil tidak secara otomatis diberikan pemerintah. Namun, setelah pemberitaan Fauzan santer di media massa, Kemenpora berjanji akan meninjau ulang mekanisme penganggaran dan pencairan bonus atlet berprestasi.
"Pemberitahuan pada pemerintah ini bukan berarti otomatis pemerintah akan menjamin pemberian bantuan anggaran, tetapi minimal negara turut bertanggung-jawab jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Selain itu, juga anggaran pemerintah terbatas," kata Gatot, dikutip SINDOnews, Kamis (19/7/2018).
"Pada Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan Olahraga disebutkan di beberapa pasalnya tentang persyaratan yang harus dipenuhi. Namun demikian mengingat UU SKN pada Pasal 17 disebutkan: Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan: olahraga pendidikan; olahraga rekreasi; dan olahraga prestasi, maka tentu saja Kemenpora tidak melakukan diskriminasi meskipun sejauh ini regulasi yang ada masih lebih fokus mengatur pemberian penghargaan untuk olahraga prestasi," tulis Gatot.
Meski demikian, Kemenpora secara terbuka menyatakan minta maaf karena publik terlanjur menilai Fauzan Noor diabaikan sejak meraih gelar juara dunia di Republik Ceko awal tahun ini. Dalam pernyataan yang sama, Gatot mengatakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi akan meninjau ulang dan memberikan apresiasi kepada Fauzan Noor.
"Atas keterlambatan pemberian apresiasi dan koordinasi pada Fauzan Noor ini Kemepora menyampaikan permohonan maaf," kata Gatot.
(nug)