Liga Primer 2018/2019: Mendobrak Dominasi Manchester City

MANCHESTER - Pekan perdana Liga Primer Inggris 2018/2019 akan dimulai pada 10-12 Agustus 2018. Namun, Manchester City tak terlalu bernafsu di bursa transfer musim panas ini. Pelatih Pep Guardiola masih percaya dengan para skuat musim lalu yang menyabet gelar Liga Inggris 2017/2018.

City merupakan klub yang sudah terbiasa menghabiskan banyak dana di setiap bursa transfer pemain. Pada musim ini, City justru terlihat kalem, meski bursa ditutup pada 9 Agustus. Ini merupakan musim yang tenang bagi Manchetser City.

Pada bursa transfer kali ini, praktis hanya Riyad Mahrez yang merupakan pemain bintang yang bergabung dengan City. Pemain timnas Alzajair tersebut merupakan salah satu pemain kunci Leicester City dalam menjuarai Liga Inggris di musim 2015/2016.

Mahrez direkrut dengan mahar 60 juta pounds atau sekitar Rp1,1 triliun. Mahrez akan bersaing dengan Bernardo Silva, Raheem Sterling, dan Leroy Sane untuk mendapat satu tempat di lini depan City.

City juga masih memercayakan Sergio Aguero dan Gabriel Jesus yang saat ini berjuang untuk mengambil peran sebagai penyerang tengah. City juga kembali menunjuk David Silva sebagai penghubung antara lini tengah dan serangan. Guardiola memiliki banyak pilihan di lini serang mereka.

Sementara itu, di lini belakang, mereka kembali bisa diperkuat pemain timnas Prancis yang tampil ciamik di Piala Duni 2018. Kebugaran sang pemain sudah dinyatakan pulih 100 %. Dia sempat dibekap cedera di musim lalu yang harus memkasanya absen memperkuat City selama periode September hingga November pada musim 2017/2018.

Bagi mereka yang melihat Liverpool, Manchester United dan Tottenham Hotspur sebagai ancaman yang nyata untuK City, perlu diingat betapa dominannya City musim lalu.

City adalah tim pertama di Inggris yang mampu meraih 100 poin di musim Liga Inggris dan juga unggul 19 poin dari rival terdekat mereka United di posisi Runner Up. Itu adalah rekor Liga Ingris yang dicatatkan Aguero dkk.

Selain itu, total gol yang mereka bukukan pada musim lalu, lagi-lagi mencatatkan rekor. City menjadi tim yang mampu menetak 106 gol di Liga Inggris dengan rata dengan rata-rata 2,8 per pertandingan.

Mereka mendominasi semua kategori statistik dan meninggalkan jauh statistik para pesaingnya. Permainan indah yang mereka terapkan melalui pengusaan bola selalu menciptakan peluang-peluang berbahaya yang sangat enak untuk dinikmati dan ditonton bagi para pecinta bola.

Tantangan City di Pentas Eropa

Tantangan bagi City adalah mempertahankan level intensitas dan konsistensi di liga sembari memfoksuskan diri saat tampil di Liga Champions.

Pada musim lalu, perhatian mereka terpecah antara memilih Liga Inggris dan Liga Champions. Tersingkir di babak perempat final dari Liverpool adalah pukulan telak bagi klub. Pasalnya para fans sudah merasa mereka termasuk dalam tim elit Eropa sejak Guardiola tiba di City dengan membuat tim cukup disegani lewat permainan indahnya.

Satu area dimana City mungkin masih rentan adalah kurangnya pilihan dan penutup kualitas ketika gelandang bertahan Fernandinho absen. Guardiola berharap untuk mendatangkan pemain Brasil lainnya, Jorginho, dari Napoli tetapi pemain itu lebih memilih bergabung dengan Chelsea yang saat ini tengah dilatih Maurizio Sarri.

Memang sedikit mengejutkan bahwa Guardiola belum mencari pemain yang bernomor punggung 6 (identik dengan pemain yang berposisi sebagai geldang bertahan) terutama sejak kepergian Yaya Toure.

Tetapi sekali lagi ditekankan kepada pecinta bola, Guardiola merupakan seorang pelatih jenius. Pelatih asal Spanyol itu telah lama percaya bahwa pemain berkualitas mampu bermain dalam banyak peran yang berbeda. Dia pasti berpikir bahwa salah satu pemain bertahannya, atau gelandang serang seperti Belgia Kevin de Bruyne, mampu mewakili Fernandinho saat diperlukan.

Kemenangan 2-0 City atas Chelsea di Community Shield, Minggu (5/8/2018), menghasilkan alarm atau tanda kuat yang menunjukkan bahwa mereka merupakan favorit untuk memengkan Liga Inggris 2018/2019.