Langkah Tiger Woods Memenangi Cobaan Kehidupan
A
A
A
TIGER Woods memutuskan kembali bermain golf seperti yang pernah dulu dia lakukan. Ini salah satu cara yang bisa dia tempuh untuk memenangi cobaan hidup yang terjadi selama ini.
Sebuah penelitian di University of Maryland, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa bermain golf memiliki banyak keuntungan. Menurut mereka, golf sangat bagus untuk melatih mental, fokus, dan motivasi hidup. Orang yang bermain golf bahkan dapat menjaga emosinya tetap positif. Itu seharusnya yang terjadi atau dalam filsafat hukum dinamakan das sollen.
Das sein atau pada kenyataannya itu tidak terjadi pada pemain golf ternama dunia, Tiger Woods. Semua orang tahu cerita tentang anak peranakan veteran perang Vietnam dan gadis Thailand bernama lengkap Eldrick Tonts Woods yang mengguncang dunia karena mahir bermain golf tersebut.
Pria yang lahir pada 30 Desember 1975 itu langsung mencuri perhatian dunia karena berhasil menjuarai Turnamen Master pada usia 21 tahun 3 bulan. Catatan ini kemudian menempatkan namanya sebagai pemain golf termuda sepanjang sejarah yang bisa memenangi Turnamen Master. Cerita selanjutnya adalah catatan sejarah. Siapa pun pada era 1997- 2010, Tiger Woods menjadi kekuatan yang sangat dominan di lapangan golf.
Dia menjadi legenda karena menjadi sosok yang ambisius,tanpa kompromi dan arogan. Pada saat bersamaan, dia digambarkan sebagai ayah penyayang keluarga. Nyatanya, ujian besar menyapa Tiger Woods pada pengujung 2010. Di tengah gambaran kehangatan keluarga yang dia buat, tersiar kabar bahwa Tiger Woods bukanlah pria yang setia.
Puluhan wanita telah menjalin cinta sesaat dengan pria peranakan Afro-Amerika dan Thailand tersebut. Mereka bilang Tiger Woods adalah pria yang keranjingan seks dan manipulatif. Sesudahnya, karier Tiger Woods langsung menjadi cerita dan golf tidak bisa menyelamatkan kariernya. Dia kehilangan fokus dan mental, padahal golf diyakini sebagai cara yang tepat melatih keduanya, tapi Tiger Woods tidak berdaya. Namanya langsung tenggelam dan popularitasnya memudar seiring waktu. Dia memang tetap kaya, tetapi kehilangan hal yang berharga, yakni keutuhan keluarga. Sesaat semua orang melupakan nama Tiger Woods.
Sampai suatu saat pada pertengahan 2017, nama Tiger Woods kembali mencuat. Dia ditahan kepolisian lalu lintas karena dianggap menyetir dalam keadaan mabuk. Yang bikin miris, tersebar foto penangkapan Tiger Woods dengan tatapan mata yang kosong. Dia bukan Tiger Woods yang dulu, yang begitu sombong dan optimistis. Saat dibebaskan dengan jaminan, Tiger Woods merasa perlu membela diri. Dia mengaku tidak ditahan karena mengendarai mobil setelah minum minuman keras atau narkotika. “Obat-obatan pereda nyeri di punggung saya terlalu keras dan efeknya masih terasa ketika saya mengendarai mobil,” ujar Tiger Woods membela diri.
Setelah ketahuan gemar berselingkuh, nasib Tiger Woods kembali terlempar ke lubang terdalam karena banyak orang yang tidak percaya. Meski pada akhirnya, dokter forensik mengumumkan bahwa dalam tubuh Tiger Woods memang terkandung banyak zat pereda sakit. Sakit punggung Tiger Woods memang luar biasa parah sampai-sampai dia harus menjalani operasi tulang belakang.
Total empat kali tulang punggung Tiger Woods diobrak-abrik dokter agar bisa bebas dari penyakit yang orang banyak bilang “saraf terjepit” itu. Di tengah kesakitannya, Tiger Woods berusaha menekan dengan meminum pereda nyeri. Ini yang menyebabkan dia terlihat seperti orang mabuk ketika ditahan polisi. Hanya, Tiger Woods memang tidak bisa mengubah justifikasi masyarakat saat itu.
“Saya hingga kini belum pernah melihat video penahanan saya yang menyebar di internet,” ujar Tiger Woods. Dengan punggung yang sudah terobrakabrik dan perjalanan hidup yang berantakan, banyak orang memvonis karier Tiger Woods telah sampai di ujung tulisan. Apalagi, dalam catatan Official World Golf Ranking per Juli tahun lalu, Tiger Woods ada di peringkat 1.005. Sebuah catatan yang mungkin tidak pernah dipikirkan Tiger Woods dalam hidupnya. Namun, setiap manusia adalah pengarang bagi jalan kehidupan mereka. Seperti film-film olahraga buatan Hollywood yang pemeran utamanya selalu mendapatkan kesempatan bangkit dari kegagalan, Tiger Woods mencoba mengubah jalan hidupnya.
Tiba-tiba saja dia muncul di Lapangan St Agusta pada April lalu di turnamen The Master. Seperti semua orang yang menyukai filmfilm olahraga buatan Hollywood, saat itu semua orang tersenyum melihatnya kembali. “Ini menyenangkan bisa melihat dia kembali sehat dan menikmati permainan golf. Sungguh dia tahu bagaimana bisa menang, dia tidak khawatir ketika berada dalam situasi pertandingan akhir pekan,” kata Ricky Fowler, pegolf AS.
Namun, hidup bukanlah film, di mana keajaiban bisa terjadi dalam hitungan jam. Tiger Wood yang sekarang bukanlah Tiger Woods yang dulu. Dia tidak bisa mengakali alam dan melupakan cedera yang dirasakan setiap kali bergerak. Kehadiran Tiger Woods terulang kembali ketika dia masuk kompetisi PGA Tour dan Amerika Terbuka. Meski masih berhasil mengeluarkan jurus ajaibnya, Tiger Woods belum bisa mengulang performa yang pernah dia rasakan dulu.
Kegagalan demi kegagalan justru tidak membuatnya patah arang. Macan tua ini justru terlihat semakin bijaksana. Bahkan, pada sebuah kompetisi, di mana ada 18 pemain golf di dalamnya, Tiger Woods justru dengan sederhana berencana masuk peringkat 18 besar. “Target hanya 18 besar,” katanya.
Armen Keteyian, penulis biografi Tiger Woods, mengatakan, sulit memang mengharapkan Tiger Woods kembali merajai lapangan golf. Bisa jadi Tiger Wood akan memenangi beberapa pertandingan. Hanya, untuk menjadi macan lapangan golf, itu akan sulit terwujud.
“Tapi, setidaknya dia berhasil memenangi cobaan kehidupan. Dia sekarang sudah banyak berubah dibanding saat saya menulis buku biografinya. Dia lebih tersenyum dan terbuka, terlihat mencoba mencintai setiap momen hidup ini,“ ujar Armen. Armen melihat Tiger Woods memang berupaya berdamai dengan segala problem yang dia jalani sebelumnya, mulai kekacauan rumah tangga, kegilaan seks, hingga cedera yang tiada berakhir.
Berusaha melupakan dan menghapus luka tersebut memang tidak akan pernah menjadi jalan keluar. Seperti yang diungkapkan sahabat baiknya, legenda NBA Michael Jordan. “Dia memang berusaha keras untuk menghapus semua problem itu. Dia mencoba tidak mengingatnya lagi, cuma memang bukan itu caranya,” ucap Michael Jordan.
Sebuah penelitian di University of Maryland, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa bermain golf memiliki banyak keuntungan. Menurut mereka, golf sangat bagus untuk melatih mental, fokus, dan motivasi hidup. Orang yang bermain golf bahkan dapat menjaga emosinya tetap positif. Itu seharusnya yang terjadi atau dalam filsafat hukum dinamakan das sollen.
Das sein atau pada kenyataannya itu tidak terjadi pada pemain golf ternama dunia, Tiger Woods. Semua orang tahu cerita tentang anak peranakan veteran perang Vietnam dan gadis Thailand bernama lengkap Eldrick Tonts Woods yang mengguncang dunia karena mahir bermain golf tersebut.
Pria yang lahir pada 30 Desember 1975 itu langsung mencuri perhatian dunia karena berhasil menjuarai Turnamen Master pada usia 21 tahun 3 bulan. Catatan ini kemudian menempatkan namanya sebagai pemain golf termuda sepanjang sejarah yang bisa memenangi Turnamen Master. Cerita selanjutnya adalah catatan sejarah. Siapa pun pada era 1997- 2010, Tiger Woods menjadi kekuatan yang sangat dominan di lapangan golf.
Dia menjadi legenda karena menjadi sosok yang ambisius,tanpa kompromi dan arogan. Pada saat bersamaan, dia digambarkan sebagai ayah penyayang keluarga. Nyatanya, ujian besar menyapa Tiger Woods pada pengujung 2010. Di tengah gambaran kehangatan keluarga yang dia buat, tersiar kabar bahwa Tiger Woods bukanlah pria yang setia.
Puluhan wanita telah menjalin cinta sesaat dengan pria peranakan Afro-Amerika dan Thailand tersebut. Mereka bilang Tiger Woods adalah pria yang keranjingan seks dan manipulatif. Sesudahnya, karier Tiger Woods langsung menjadi cerita dan golf tidak bisa menyelamatkan kariernya. Dia kehilangan fokus dan mental, padahal golf diyakini sebagai cara yang tepat melatih keduanya, tapi Tiger Woods tidak berdaya. Namanya langsung tenggelam dan popularitasnya memudar seiring waktu. Dia memang tetap kaya, tetapi kehilangan hal yang berharga, yakni keutuhan keluarga. Sesaat semua orang melupakan nama Tiger Woods.
Sampai suatu saat pada pertengahan 2017, nama Tiger Woods kembali mencuat. Dia ditahan kepolisian lalu lintas karena dianggap menyetir dalam keadaan mabuk. Yang bikin miris, tersebar foto penangkapan Tiger Woods dengan tatapan mata yang kosong. Dia bukan Tiger Woods yang dulu, yang begitu sombong dan optimistis. Saat dibebaskan dengan jaminan, Tiger Woods merasa perlu membela diri. Dia mengaku tidak ditahan karena mengendarai mobil setelah minum minuman keras atau narkotika. “Obat-obatan pereda nyeri di punggung saya terlalu keras dan efeknya masih terasa ketika saya mengendarai mobil,” ujar Tiger Woods membela diri.
Setelah ketahuan gemar berselingkuh, nasib Tiger Woods kembali terlempar ke lubang terdalam karena banyak orang yang tidak percaya. Meski pada akhirnya, dokter forensik mengumumkan bahwa dalam tubuh Tiger Woods memang terkandung banyak zat pereda sakit. Sakit punggung Tiger Woods memang luar biasa parah sampai-sampai dia harus menjalani operasi tulang belakang.
Total empat kali tulang punggung Tiger Woods diobrak-abrik dokter agar bisa bebas dari penyakit yang orang banyak bilang “saraf terjepit” itu. Di tengah kesakitannya, Tiger Woods berusaha menekan dengan meminum pereda nyeri. Ini yang menyebabkan dia terlihat seperti orang mabuk ketika ditahan polisi. Hanya, Tiger Woods memang tidak bisa mengubah justifikasi masyarakat saat itu.
“Saya hingga kini belum pernah melihat video penahanan saya yang menyebar di internet,” ujar Tiger Woods. Dengan punggung yang sudah terobrakabrik dan perjalanan hidup yang berantakan, banyak orang memvonis karier Tiger Woods telah sampai di ujung tulisan. Apalagi, dalam catatan Official World Golf Ranking per Juli tahun lalu, Tiger Woods ada di peringkat 1.005. Sebuah catatan yang mungkin tidak pernah dipikirkan Tiger Woods dalam hidupnya. Namun, setiap manusia adalah pengarang bagi jalan kehidupan mereka. Seperti film-film olahraga buatan Hollywood yang pemeran utamanya selalu mendapatkan kesempatan bangkit dari kegagalan, Tiger Woods mencoba mengubah jalan hidupnya.
Tiba-tiba saja dia muncul di Lapangan St Agusta pada April lalu di turnamen The Master. Seperti semua orang yang menyukai filmfilm olahraga buatan Hollywood, saat itu semua orang tersenyum melihatnya kembali. “Ini menyenangkan bisa melihat dia kembali sehat dan menikmati permainan golf. Sungguh dia tahu bagaimana bisa menang, dia tidak khawatir ketika berada dalam situasi pertandingan akhir pekan,” kata Ricky Fowler, pegolf AS.
Namun, hidup bukanlah film, di mana keajaiban bisa terjadi dalam hitungan jam. Tiger Wood yang sekarang bukanlah Tiger Woods yang dulu. Dia tidak bisa mengakali alam dan melupakan cedera yang dirasakan setiap kali bergerak. Kehadiran Tiger Woods terulang kembali ketika dia masuk kompetisi PGA Tour dan Amerika Terbuka. Meski masih berhasil mengeluarkan jurus ajaibnya, Tiger Woods belum bisa mengulang performa yang pernah dia rasakan dulu.
Kegagalan demi kegagalan justru tidak membuatnya patah arang. Macan tua ini justru terlihat semakin bijaksana. Bahkan, pada sebuah kompetisi, di mana ada 18 pemain golf di dalamnya, Tiger Woods justru dengan sederhana berencana masuk peringkat 18 besar. “Target hanya 18 besar,” katanya.
Armen Keteyian, penulis biografi Tiger Woods, mengatakan, sulit memang mengharapkan Tiger Woods kembali merajai lapangan golf. Bisa jadi Tiger Wood akan memenangi beberapa pertandingan. Hanya, untuk menjadi macan lapangan golf, itu akan sulit terwujud.
“Tapi, setidaknya dia berhasil memenangi cobaan kehidupan. Dia sekarang sudah banyak berubah dibanding saat saya menulis buku biografinya. Dia lebih tersenyum dan terbuka, terlihat mencoba mencintai setiap momen hidup ini,“ ujar Armen. Armen melihat Tiger Woods memang berupaya berdamai dengan segala problem yang dia jalani sebelumnya, mulai kekacauan rumah tangga, kegilaan seks, hingga cedera yang tiada berakhir.
Berusaha melupakan dan menghapus luka tersebut memang tidak akan pernah menjadi jalan keluar. Seperti yang diungkapkan sahabat baiknya, legenda NBA Michael Jordan. “Dia memang berusaha keras untuk menghapus semua problem itu. Dia mencoba tidak mengingatnya lagi, cuma memang bukan itu caranya,” ucap Michael Jordan.
(don)