Real Madrid vs Atletico Madrid, Final Beda Rasa
A
A
A
TALLIN - Ada perbedaan signifikan yang dirasakan Real Madrid saat menghadapi Atletico Madrid, dini hari nanti.
Pada final yang berlangsung di Le Coq Arena, Tallin, Estonia, Los Blancos tampil tanpa beberapa sosok penting.Ini pertama kali Madrid melakoni laga kompetitif tanpa Cristiano Ronaldo (CR7) yang hengkang ke Juventus dengan nilai transfer 100 juta euro.
Padahal, CR7 memiliki peran begitu besar, terutama atas keberhasilan Madrid menjuarai Piala Super Eropa 2014 dan 2017. Pada 2014, CR7 bahkan didaulat se bagaiman of the match berkat dua golnya saat Madrid mengalahkan Sevilla 2-0.
Kehilangan pemain yang telah mendonasikan 450 gol dari 438 penampilan jelas merupakan pukulan telak. Selain CR7, Madrid juga tidak lagi ditangani Zinedine Zidane. Juru taktik asal Prancis tersebut merupakan otak di balik kesuksesan Madrid ketika meraih Piala Super Eropa dua tahun berturutturut (2016, 2017).
Kepergian CR7 dan Zidane tentu memberikan pengaruh besar terhadap Madrid. Meski menyadari tekanan besar di pundaknya, Pelatih Julen Lopetegui tidak gentar. “Tidak ada tekanan berlebihan karena ini adalah laga melawan Atletico Madrid.
Ini adalah final Super Eropa sehingga kami harus memberikan segalanya. Kami berkewajiban memenangkan segalanya,” kata Lopetegui, dilansir Marca . Juru taktik berusia 51 tahun tersebut menegaskan Madrid tetap solid.
Itu dibuktikan dengan tiga kemenangan dari total empat laga uji coba. Sektor depan terlihat begitu menonjol. Tanpa CR7, Los Blancos kini memiliki trio baru, yakni Karim Benzema, Gareth Bale, dan Marco Asensio (BBA).
Kombinasi ketiganya terbilang sangat impresif. Mereka telah mencetak delapan gol dari total sembilan gol Madrid di empat laga pramusim. Jika ditelisik lebih rinci, Benzema menyumbangkan dua gol, Bale tiga gol plus satu assist , sedangkan Asensio mendonasikan tiga gol.
“Kami akan mencoba menjadi tim yang baik. Memanfaatkan semua potensi yang kami miliki baik individu maupun kolektif. Kami akan memiliki gaya permainan yang jelas. Itu mendefinisikan kekuatan individu yang kami miliki,”paparnya. Sayang, Lopetegui belum bisa menurunkan Luka Modric.
Gelandang asal Kroasia tersebut dianggap belum mencapai kondisi 100% sehingga harus mengembalikan level kebugarannya. Sementara Marcelo, Raphael Varane, dan Casemiro dipastikan turun sebagai starter. Begitu juga dengan rekrutan anyar Thibaut Courtois.
Berbeda dengan Atletico yang tidak mengalami banyak perubahan di posisi starting. Mereka tetap di bawah komando Diego Simeone. Baginya, Lopetegui merupakan pelatih kelima Madrid yang dihadapinya setelah Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, dan Zidane.
Sejauh ini, Simeone telah memimpin Atletico di 26 laga melawan Madrid. Dia meraih delapan kemenangan dan mengalami sembilan kekalahan. Menanggapi laga final Super Eropa, Simeone be gitu antusias.
Menurut dia, Los Colchoneros mampu memberikan perlawanan sengit kepada Madrid sekaligus meraih gelar Super Eropa ketiga sepanjang sejarah klub setelah 2010 dan 2012. Terlebih Atletico mendatangkan tiga pe main anyar, yakni Thomas Lemar, Nikola Kalinic, dan Gelson Martins.
“Kami memiliki kelompok yang baru. Banyak pemain yang baru tiba dan mereka harus segera terintegrasi dengan permainan tim. Itu memang membutuhkan waktu. Beberapa pemain penting telah pergi, tapi kami harus tetap maju,” tandasnya.
Pada final yang berlangsung di Le Coq Arena, Tallin, Estonia, Los Blancos tampil tanpa beberapa sosok penting.Ini pertama kali Madrid melakoni laga kompetitif tanpa Cristiano Ronaldo (CR7) yang hengkang ke Juventus dengan nilai transfer 100 juta euro.
Padahal, CR7 memiliki peran begitu besar, terutama atas keberhasilan Madrid menjuarai Piala Super Eropa 2014 dan 2017. Pada 2014, CR7 bahkan didaulat se bagaiman of the match berkat dua golnya saat Madrid mengalahkan Sevilla 2-0.
Kehilangan pemain yang telah mendonasikan 450 gol dari 438 penampilan jelas merupakan pukulan telak. Selain CR7, Madrid juga tidak lagi ditangani Zinedine Zidane. Juru taktik asal Prancis tersebut merupakan otak di balik kesuksesan Madrid ketika meraih Piala Super Eropa dua tahun berturutturut (2016, 2017).
Kepergian CR7 dan Zidane tentu memberikan pengaruh besar terhadap Madrid. Meski menyadari tekanan besar di pundaknya, Pelatih Julen Lopetegui tidak gentar. “Tidak ada tekanan berlebihan karena ini adalah laga melawan Atletico Madrid.
Ini adalah final Super Eropa sehingga kami harus memberikan segalanya. Kami berkewajiban memenangkan segalanya,” kata Lopetegui, dilansir Marca . Juru taktik berusia 51 tahun tersebut menegaskan Madrid tetap solid.
Itu dibuktikan dengan tiga kemenangan dari total empat laga uji coba. Sektor depan terlihat begitu menonjol. Tanpa CR7, Los Blancos kini memiliki trio baru, yakni Karim Benzema, Gareth Bale, dan Marco Asensio (BBA).
Kombinasi ketiganya terbilang sangat impresif. Mereka telah mencetak delapan gol dari total sembilan gol Madrid di empat laga pramusim. Jika ditelisik lebih rinci, Benzema menyumbangkan dua gol, Bale tiga gol plus satu assist , sedangkan Asensio mendonasikan tiga gol.
“Kami akan mencoba menjadi tim yang baik. Memanfaatkan semua potensi yang kami miliki baik individu maupun kolektif. Kami akan memiliki gaya permainan yang jelas. Itu mendefinisikan kekuatan individu yang kami miliki,”paparnya. Sayang, Lopetegui belum bisa menurunkan Luka Modric.
Gelandang asal Kroasia tersebut dianggap belum mencapai kondisi 100% sehingga harus mengembalikan level kebugarannya. Sementara Marcelo, Raphael Varane, dan Casemiro dipastikan turun sebagai starter. Begitu juga dengan rekrutan anyar Thibaut Courtois.
Berbeda dengan Atletico yang tidak mengalami banyak perubahan di posisi starting. Mereka tetap di bawah komando Diego Simeone. Baginya, Lopetegui merupakan pelatih kelima Madrid yang dihadapinya setelah Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, dan Zidane.
Sejauh ini, Simeone telah memimpin Atletico di 26 laga melawan Madrid. Dia meraih delapan kemenangan dan mengalami sembilan kekalahan. Menanggapi laga final Super Eropa, Simeone be gitu antusias.
Menurut dia, Los Colchoneros mampu memberikan perlawanan sengit kepada Madrid sekaligus meraih gelar Super Eropa ketiga sepanjang sejarah klub setelah 2010 dan 2012. Terlebih Atletico mendatangkan tiga pe main anyar, yakni Thomas Lemar, Nikola Kalinic, dan Gelson Martins.
“Kami memiliki kelompok yang baru. Banyak pemain yang baru tiba dan mereka harus segera terintegrasi dengan permainan tim. Itu memang membutuhkan waktu. Beberapa pemain penting telah pergi, tapi kami harus tetap maju,” tandasnya.
(don)