Mundurnya Silva Tambah Beban Luis Enrique
A
A
A
MADRID - David Silva memutuskan pensiun dari tim nasional Spanyol. Hal ini membuat Pelatih Luis Enrique harus memikul tugas berat sebelum Piala Eropa 2020.
Pelatih berusia 48 tahun itu harus segera merevitalisasi La Furia Roja. Performa buruk selama beberapa tahun terakhir, khususnya saat Piala Dunia 2018, memicu akhir era terbaik dalam sejarah sepak bola. Spanyol yang semula begitu ditakuti dan disegani, kini telah kehilangan kekuatan.
Spanyol sempat mengusai jagat raya dengan memenangkan Piala Eropa 2008 di Swiss- Austria yang diteruskan dengan merajai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Hegemoni itu berlanjut dengan menguasai Piala Eropa 2012.
Tapi, setelah itu prestasi Spanyol malah menukik. Negeri Matador terhenti di penyisihan grup Piala Dunia 2014 di Brasil. Lalu, berakhir di fase 16 besar pada Piala Eropa 2018 di Pran cis. Kemudian saat di Rusia juga hanya sampai babak 16 besar.
Keterpurukan itu membuat pemain yang dulu berjasa mengharumkan Spanyol memilih mengundurkan diri satu demi satu. Diawali Gerard Pique dan Andres Iniesta. Sekarang giliran Silva yang mengakhiri kiprahnya bersama timnas.
“Saya sudah menghabiskan waktu berpekan-pekan untuk merenung dan menganalisis sebelum mengambil keputusan ini. Saya mengakhiri kebersamaan saya bersama timnas Spanyol. Ini keputusan tersulit dalam karier saya,” ucap Silva, dilansir Marca.
Mundurnya gelandang Manchester City (Man City) itu tentu mengurangi jumlah veteran di skuad Spanyol. Sebelumnya Spanyol telah ditinggal Iker Casillas, Xavi Hernandez, Carles Puyol, Alvaro Arbeloa, Xabi Alonso, Pique, dan Iniesta.
Kini, angkatan lawas yang masih bertahan atau belum menyatakan mengundurkan diri tinggal Cecs Fabregas, Fernando Torres, Fernando Llorente, Santi Cazorla, David Villa, Juan Mata, Sergio Busquets, dan Sergio Ramos. “Saya senang dengan apa yang saya capai selama ini bersama timnas.
Saya telah mewujudkan mimpi bersama tim. Itu akan selalu saya kenang. Saya hidup penuh dengan momen emosional. Saya berterima kasih kepada orang yang pernah membantu saya seperti pelatih (mendiang) Luis Aragones.
Dia seorang master yang tidak akan pernah saya lupakan,” ujar Silva. Sekarang, Enrique harus memutar otak untuk mengisi kekosongan itu. Mungkin mengganti kan Iniesta bisa dianggap terlalu sulit. Tapi, mantan pelatih Barcelona itu punya cukup banyak alternatif penerus Silva seperti Isco atau Marco Asensio.
Pelatih berusia 48 tahun itu harus segera merevitalisasi La Furia Roja. Performa buruk selama beberapa tahun terakhir, khususnya saat Piala Dunia 2018, memicu akhir era terbaik dalam sejarah sepak bola. Spanyol yang semula begitu ditakuti dan disegani, kini telah kehilangan kekuatan.
Spanyol sempat mengusai jagat raya dengan memenangkan Piala Eropa 2008 di Swiss- Austria yang diteruskan dengan merajai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Hegemoni itu berlanjut dengan menguasai Piala Eropa 2012.
Tapi, setelah itu prestasi Spanyol malah menukik. Negeri Matador terhenti di penyisihan grup Piala Dunia 2014 di Brasil. Lalu, berakhir di fase 16 besar pada Piala Eropa 2018 di Pran cis. Kemudian saat di Rusia juga hanya sampai babak 16 besar.
Keterpurukan itu membuat pemain yang dulu berjasa mengharumkan Spanyol memilih mengundurkan diri satu demi satu. Diawali Gerard Pique dan Andres Iniesta. Sekarang giliran Silva yang mengakhiri kiprahnya bersama timnas.
“Saya sudah menghabiskan waktu berpekan-pekan untuk merenung dan menganalisis sebelum mengambil keputusan ini. Saya mengakhiri kebersamaan saya bersama timnas Spanyol. Ini keputusan tersulit dalam karier saya,” ucap Silva, dilansir Marca.
Mundurnya gelandang Manchester City (Man City) itu tentu mengurangi jumlah veteran di skuad Spanyol. Sebelumnya Spanyol telah ditinggal Iker Casillas, Xavi Hernandez, Carles Puyol, Alvaro Arbeloa, Xabi Alonso, Pique, dan Iniesta.
Kini, angkatan lawas yang masih bertahan atau belum menyatakan mengundurkan diri tinggal Cecs Fabregas, Fernando Torres, Fernando Llorente, Santi Cazorla, David Villa, Juan Mata, Sergio Busquets, dan Sergio Ramos. “Saya senang dengan apa yang saya capai selama ini bersama timnas.
Saya telah mewujudkan mimpi bersama tim. Itu akan selalu saya kenang. Saya hidup penuh dengan momen emosional. Saya berterima kasih kepada orang yang pernah membantu saya seperti pelatih (mendiang) Luis Aragones.
Dia seorang master yang tidak akan pernah saya lupakan,” ujar Silva. Sekarang, Enrique harus memutar otak untuk mengisi kekosongan itu. Mungkin mengganti kan Iniesta bisa dianggap terlalu sulit. Tapi, mantan pelatih Barcelona itu punya cukup banyak alternatif penerus Silva seperti Isco atau Marco Asensio.
(don)