Inter Milan Belum Lelah Buru Gelandang Real Madrid Luka Modric
A
A
A
MILAN - Inter Milan tak kunjung lelah berburu gelandang Real Madrid Luka Modric. I Nerazzurri yang masih penasaran dikabarkan siap mengajukan tawaran terbaru pada bursa transfer Januari mendatang.
Inter seolah tidak peduli meski Madrid telah menyatakan bahwa mereka tidak berniat menjual Modric yang masih terikat kontrak hingga Juni 2020. Saking kesalnya, Los Blancos bahkan melaporkan tindakan Inter ke FIFA.
Terlebih sebelumnya sang pemain juga membantah jika akan hengkang. Modric mengaku masih nyaman bersama Madrid. “Itu (pindah ke Inter) adalah pembicaraan omong kosong terbesar dalam sejarah,” kata Modric dilansir as.com.
Kendati hubungan kedua tim memanas, peluang Inter mendapatkan tanda tangan Modric sejatinya belum sepenuhnya tertutup. Pasalnya, saat ini sang pemain telah menginjak usia 33 tahun. Madrid diyakini akan terus melakukan evaluasi terhadap Modric dalam beberapa bulan ke depan.
Jika menurun, bukan tidak mungkin namanya masuk daftar jual pada Januari mendatang. Rumor mengenai Modric diharapkan tidak mengganggu konsentrasi Inter di Seri A. setelah takluk 0-1 dari Sassuolo pada laga pembuka, Senin (20/8).
I Nerazzurri menargetkan kemenangan saat menjamu Torino di Giuseppe Meazza, dini hari nanti, guna merangkak naik dari urutan ke-17 klasemen sementara Seri A. Ambisi Inter meraih tiga poin pertama didukung kabar baik dari Radja Nainggolan.
Gelandang Belgia tersebut telah kembali menjalani sesi latihan, Kamis (23/8), setelah pulih dari cedera yang membuatnya absen melawan Sassuolo. Pelatih Inter Luciano Spalletti memang membutuhkan pemain-pemain terbaik.
Maklum, pada tiga pertemuan terakhir kontra Torino di Seri A, Inter tidak pernah menang dengan rincian dua imbang dan mengalami satu kekalahan. Namun, kondisi Torino pun tidak ideal setelah takluk 0-1 dari AS Roma.
Secara terbuka Direktur Olahraga II Toro Gianluca Petrachi menganggap timnya kalah karena buruknya kepemimpinan wasit Marco di Bello. Petrachi juga menuding teknologi video assistant referee (VAR) tidak berjalan dengan baik.
“Saya sangat kecewa di babak pertama musim lalu, VAR menganulir gol sah kami saat melawan Bologna. Tapi, ketika melawan Roma, VAR tidak digunakan secara sama. Menurut saya, pertandingan tersebut dipalsukan oleh wasit dan saya mengatakannya dengan sangat pahit,” ucap Petrachi, dilansir Football- Italia.
Inter seolah tidak peduli meski Madrid telah menyatakan bahwa mereka tidak berniat menjual Modric yang masih terikat kontrak hingga Juni 2020. Saking kesalnya, Los Blancos bahkan melaporkan tindakan Inter ke FIFA.
Terlebih sebelumnya sang pemain juga membantah jika akan hengkang. Modric mengaku masih nyaman bersama Madrid. “Itu (pindah ke Inter) adalah pembicaraan omong kosong terbesar dalam sejarah,” kata Modric dilansir as.com.
Kendati hubungan kedua tim memanas, peluang Inter mendapatkan tanda tangan Modric sejatinya belum sepenuhnya tertutup. Pasalnya, saat ini sang pemain telah menginjak usia 33 tahun. Madrid diyakini akan terus melakukan evaluasi terhadap Modric dalam beberapa bulan ke depan.
Jika menurun, bukan tidak mungkin namanya masuk daftar jual pada Januari mendatang. Rumor mengenai Modric diharapkan tidak mengganggu konsentrasi Inter di Seri A. setelah takluk 0-1 dari Sassuolo pada laga pembuka, Senin (20/8).
I Nerazzurri menargetkan kemenangan saat menjamu Torino di Giuseppe Meazza, dini hari nanti, guna merangkak naik dari urutan ke-17 klasemen sementara Seri A. Ambisi Inter meraih tiga poin pertama didukung kabar baik dari Radja Nainggolan.
Gelandang Belgia tersebut telah kembali menjalani sesi latihan, Kamis (23/8), setelah pulih dari cedera yang membuatnya absen melawan Sassuolo. Pelatih Inter Luciano Spalletti memang membutuhkan pemain-pemain terbaik.
Maklum, pada tiga pertemuan terakhir kontra Torino di Seri A, Inter tidak pernah menang dengan rincian dua imbang dan mengalami satu kekalahan. Namun, kondisi Torino pun tidak ideal setelah takluk 0-1 dari AS Roma.
Secara terbuka Direktur Olahraga II Toro Gianluca Petrachi menganggap timnya kalah karena buruknya kepemimpinan wasit Marco di Bello. Petrachi juga menuding teknologi video assistant referee (VAR) tidak berjalan dengan baik.
“Saya sangat kecewa di babak pertama musim lalu, VAR menganulir gol sah kami saat melawan Bologna. Tapi, ketika melawan Roma, VAR tidak digunakan secara sama. Menurut saya, pertandingan tersebut dipalsukan oleh wasit dan saya mengatakannya dengan sangat pahit,” ucap Petrachi, dilansir Football- Italia.
(don)