Dovizioso Pesimistis Kejar Gelar Juara
A
A
A
MISANO - Andrea Dovizioso mulai pesimistis untuk bisa merebut gelar juara dunia Moto GP tahun ini. Pembalap asal Italia itu merasa sangat sulit untuk mengejar rival terkuatnya, Marc Marquez, di posisi puncak klasemen pembalap. Dovizioso membeberkan bahwa mayoritas fokus Ducati saat ini adalah pengembangan motor untuk musim 2019.
Pasalnya, dia merasa untuk mengejar poin Marquez adalah sebuah hal yang terlalu sulit. Padahal, banyak pihak merasa hal itu bukan tidak mungkin. Apalagi, dia baru meraih 25 poin saat menjadi juara di GP San Marino, akhir pekan lalu.
Kondisi itu membuatnya naik ke peringkat 2 dengan 154 poin, tertinggal 64 poin dari pemuncak klasmen sementara Marquez. Meski begitu, Dovizioso tetap kurang percaya diri bisa mengejar Marquez di sisa musim ini.
Pasalnya, dia menilai pesaingnya itu menunjukkan performa yang terus konsisten di setiap balapannya. “Kami tidak fokus kepada Marquez. Poinnya terlalu tinggi untuk dikejar. Kami mempunyai strategi. Kami fokus untuk mengembangkan motor pada detail-detail tertentu untuk membuat semakin kuat. Jika kami dapat melakukannya (pengembangan motor) musim ini, saya yakin untuk musim depan kami akan lebih siap untuk musim depan” kata Dovizioso, dilansir Crash.
Dengan pernyataan yang dilontarkan Dovizioso, banyak pihak yang menafsirkan sebagai bendera putih yang dikibarkan Dovizioso sebagai tanda menyerah. Rider Ducati itu menjadi pembalap satusatunya yang dinilai mampu menjegal Marquez musim ini.
Keberhasilannya di Misano memang membuatnya kembali di atas angin dalam persaingan gelar juara dunia Moto GP musim ini. Bukan hanya itu, kemenangan tersebut menjadi yang pertama bagi Ducati meraih kemenangan di GP San Marino sejak 2007.
Dovizioso merasa itu bisa menjadi salah satu modalnya mempersiapkan diri untuk tahun depan. Karena, jika Ducati bisa cukup kuat, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di musim 2019.
Apalagi, musim depan Honda diprediksi akan sangat kuat mengingat formasi Marquez yang akan berduet dengan Jorge Lorenzo. “Strategi saya adalah berusaha berada di depan mereka (Lorenzo dan Marquez). Ritme saya cukup baik saat berada di depan. Tapi, Lorenzo terkadang membalap dengan sangat hebat ditambah Marquez juga sangat kuat. Jadi, setiap balapan akan selalu menjadi sebuah hal yang sulit,” papar Dovizioso.
Pasalnya, Dovizioso menilai Marquez menjalani balapan sangat konsisten dengan berhasil meraih naik podium di enam balapan terakhirnya. Kondisi itu membuat rider asal Spanyol tersebut hanya butuh 80 poin untuk merebut gelar juara dunia untuk kelima kali setelah 2013, 2014, 2016, dan 2017. Hal ini bisa saja terjadi saat balapan berlangsung di GP Australia, 28 Oktober mendatang.
Pasalnya, dia merasa untuk mengejar poin Marquez adalah sebuah hal yang terlalu sulit. Padahal, banyak pihak merasa hal itu bukan tidak mungkin. Apalagi, dia baru meraih 25 poin saat menjadi juara di GP San Marino, akhir pekan lalu.
Kondisi itu membuatnya naik ke peringkat 2 dengan 154 poin, tertinggal 64 poin dari pemuncak klasmen sementara Marquez. Meski begitu, Dovizioso tetap kurang percaya diri bisa mengejar Marquez di sisa musim ini.
Pasalnya, dia menilai pesaingnya itu menunjukkan performa yang terus konsisten di setiap balapannya. “Kami tidak fokus kepada Marquez. Poinnya terlalu tinggi untuk dikejar. Kami mempunyai strategi. Kami fokus untuk mengembangkan motor pada detail-detail tertentu untuk membuat semakin kuat. Jika kami dapat melakukannya (pengembangan motor) musim ini, saya yakin untuk musim depan kami akan lebih siap untuk musim depan” kata Dovizioso, dilansir Crash.
Dengan pernyataan yang dilontarkan Dovizioso, banyak pihak yang menafsirkan sebagai bendera putih yang dikibarkan Dovizioso sebagai tanda menyerah. Rider Ducati itu menjadi pembalap satusatunya yang dinilai mampu menjegal Marquez musim ini.
Keberhasilannya di Misano memang membuatnya kembali di atas angin dalam persaingan gelar juara dunia Moto GP musim ini. Bukan hanya itu, kemenangan tersebut menjadi yang pertama bagi Ducati meraih kemenangan di GP San Marino sejak 2007.
Dovizioso merasa itu bisa menjadi salah satu modalnya mempersiapkan diri untuk tahun depan. Karena, jika Ducati bisa cukup kuat, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di musim 2019.
Apalagi, musim depan Honda diprediksi akan sangat kuat mengingat formasi Marquez yang akan berduet dengan Jorge Lorenzo. “Strategi saya adalah berusaha berada di depan mereka (Lorenzo dan Marquez). Ritme saya cukup baik saat berada di depan. Tapi, Lorenzo terkadang membalap dengan sangat hebat ditambah Marquez juga sangat kuat. Jadi, setiap balapan akan selalu menjadi sebuah hal yang sulit,” papar Dovizioso.
Pasalnya, Dovizioso menilai Marquez menjalani balapan sangat konsisten dengan berhasil meraih naik podium di enam balapan terakhirnya. Kondisi itu membuat rider asal Spanyol tersebut hanya butuh 80 poin untuk merebut gelar juara dunia untuk kelima kali setelah 2013, 2014, 2016, dan 2017. Hal ini bisa saja terjadi saat balapan berlangsung di GP Australia, 28 Oktober mendatang.
(don)