Lorenzo Curhat Hadapi Cedera Kaki
A
A
A
MALLORCA - Jorge Lorenzo mencurahkan isi hatinya menghadapi cedera yang dialaminya pasca insiden kecelakaan di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol, akhir pekan kemarin. Curhatan itu disampaikannya lewat akun media sosial (medsos).
Dalam kesempatan itu Lorenzo buka-bukaan mengenai kondisi yang dihadapinya saat ini. Dia berkata bahwa hidup dan olahraga seperti roller coaster, karena ada momen dan emosi.
"Segala sesuatu yang naik harus turun karena pada akhirnya selalu datang kejatuhan itu. Terkadang begitu mendadak dan panjang, sehingga tampaknya itu akan menjadi akhir (walaupun hampir tidak pernah ada)," tulis Lorenzo pada akun Instagram pribadinya, Selasa (25/9/2018).
"Di antara kedua momen ekstrem itu ada juga pasang surut yang lebih pendek, lingkaran kecil yang membuat Anda kehilangan arah utara dan kurva buta yang membuat mustahil bagi Anda untuk tahu persis apa takdir Anda nantinya. Berkat perbedaan emosi, seseorang dapat merasa hidup dan itulah mengapa roller coaster sangat adiktif," tambah Lorenzo.
Ditambahkan, ketika Lorenzo yang terbaring lemah dibawa ke mobil ambulance. Satu hal yang dipikirkannya yakni menemukan cara bagaimana menjalani momen penting ini. (Baca juga: Pengamat MotoGP: Saatnya Bantu Rossi )
"Sebenarnya saya membencinya dengan sekuat tenaga sementara saya mengutuk diriku sendiri karena tidak meramalkan sebelumnya. Sekarang, berbaring di tempat tidur dengan kaki dibungkus dalam kantong es, saya tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana saya dapat meningkatkan roller coaster saya berikutnya dan jika saya akan menjalaninya dengan lebih baik," pungkas Lorenzo.
Dalam kesempatan itu Lorenzo buka-bukaan mengenai kondisi yang dihadapinya saat ini. Dia berkata bahwa hidup dan olahraga seperti roller coaster, karena ada momen dan emosi.
"Segala sesuatu yang naik harus turun karena pada akhirnya selalu datang kejatuhan itu. Terkadang begitu mendadak dan panjang, sehingga tampaknya itu akan menjadi akhir (walaupun hampir tidak pernah ada)," tulis Lorenzo pada akun Instagram pribadinya, Selasa (25/9/2018).
"Di antara kedua momen ekstrem itu ada juga pasang surut yang lebih pendek, lingkaran kecil yang membuat Anda kehilangan arah utara dan kurva buta yang membuat mustahil bagi Anda untuk tahu persis apa takdir Anda nantinya. Berkat perbedaan emosi, seseorang dapat merasa hidup dan itulah mengapa roller coaster sangat adiktif," tambah Lorenzo.
Ditambahkan, ketika Lorenzo yang terbaring lemah dibawa ke mobil ambulance. Satu hal yang dipikirkannya yakni menemukan cara bagaimana menjalani momen penting ini. (Baca juga: Pengamat MotoGP: Saatnya Bantu Rossi )
"Sebenarnya saya membencinya dengan sekuat tenaga sementara saya mengutuk diriku sendiri karena tidak meramalkan sebelumnya. Sekarang, berbaring di tempat tidur dengan kaki dibungkus dalam kantong es, saya tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana saya dapat meningkatkan roller coaster saya berikutnya dan jika saya akan menjalaninya dengan lebih baik," pungkas Lorenzo.
(bbk)