Pelatih Julen Lopetegui Mulai Disapa Badai
A
A
A
MADRID - Menjadi pengganti pelatih yang memberikan tiga gelar Liga Champions dalam tiga musim terakhir jelas bukan pekerjaan mudah. Menukangi tim penuh ambisi dengan presiden yang mementingkan citra di depan fans taruhannya adalah masa depan.
Julen Lopetegui tentu sudah menyadari konsekuensi tersebut sejak awal menerima pinangan Presiden Real Madrid Florentino Perez. Bahkan, dia sudah harus menerima risiko dipecat dari kursi pelatih timnas Spanyol sehari menjelang kick-off Piala Dunia gara-gara Madrid mengumumkan statusnya sebagai arsitek Los Galacticos melalui situs resmi klub.
Awalnya semua terasa baik-baik saja untuk Lopetegui. Kekalahan di Piala Super Eropa dari tim tetang ga nya Atletico Madrid masih bisa dimaafkan. Apalagi setelah itu, Madrid memperlihatkan penampilan impresif.
Setidaknya di enam laga awal, Sergio Ramos dkk tak tersentuh kekalahan dan bersaing di puncak klasemen sementara dengan Barcelona dan sempat menjadi pemimpin Grup G.
Namun, itu dulu. Situasi sekarang berbanding 180 derajat. Real Madrid sudah empat pertandingan tak pernah menang. Lebih parah tiga dari empat laga tersebut berakhir kekalahan dan Madrid tak pernah mencetak gol.
Terakhir saat Los Galacticos dikalahkan Deportivo Alaves 0-1 di Estadio de Mendizorroza, Minggu (7/10). Gol Manu Garcia pada menit ke-90+5 membuat Madrid mencatatkan sejarah start terburuk di bawah rezim Perez.
Selain itu, kegagalan mencetak gol di empat pertandingan terakhir mengulangi catatan negatif mereka 33 tahun lalu. Sampai April 1986, Madrid gagal mencetak gol di empat pertandingan terakhir.
Lopetegui pun mulai disapai badai yang membuat posisinya tidak nyaman. “Tentu, kami kecewa karena kami ingin menang dan kami memulai dengan baik, menciptakan peluang dan bermain dengan baik,” kata Lopetegui dikutip Marca.
Mantan pelatih FC Porto itu menegaskan siap menanggung risiko karena gagal mendapatkan kemenangan. Sebagai pelatih, buruknya hasil yang diperoleh Madrid menjadi tanggung jawabnya.
“Tim ini telah bekerja seperti binatang buas selama tiga bulan, tapi logis penggemar kecewa,” katanya. Menurut dia, sekarang ini belum ada yang di khawatirkan apalagi panik.
Lopetegui menilai, timnya masih berada dalam jalur perburuan gelar karena maksimal hanya akan terpaut tiga poin dari Barcelona di puncak klasemen. Masalahnya, apakah Perez tipikal presiden yang sabar untuk menunggu proses transisi dari Madrid.
Apalagi sekarang mendekati pemilihan presiden yang tentu butuh citra positif dari penggemarnya. Suara agar Lopetegui diganti sudah mulai terdengar. Ramos, sebagai kapten tim mengatakan, jika terlalu dini membicarakan pergantian pelatih.
Diakuinya, adanya pergantian bisa berimbas positif, tapi juga tidak. Selain itu, masa depan pelatih tidak berada di tangan pemain. “Orang lain membuat keputusan itu, tetapi tidak pernah bagus mengganti pelatih, itu akan menjadi gila,” ujarnya.
Menurut dia, terlalu dini untuk mencoret Real Madrid dalam persaingan gelar musim ini. Apalagi dia tahu, jika tim masih memiliki potensi untuk berkembang dan itu ingin dilakukan anggota skuad. Paling penting adalah kesabaran karena semua masih dalam proses.
“Jeda internasional membuat kami memiliki dua pekan mencoba menyelesaikan masalah ini,” katanya. Bek Madrid Raphael Varane juga meminta agar tidak panik lebih dulu. “Kami harus memiliki kepala dingin saat ini. Kami senang dengan Julen (Lopetegui) dan kami akan bekerja keras untuk hasil yang positif,” katanya.
Julen Lopetegui tentu sudah menyadari konsekuensi tersebut sejak awal menerima pinangan Presiden Real Madrid Florentino Perez. Bahkan, dia sudah harus menerima risiko dipecat dari kursi pelatih timnas Spanyol sehari menjelang kick-off Piala Dunia gara-gara Madrid mengumumkan statusnya sebagai arsitek Los Galacticos melalui situs resmi klub.
Awalnya semua terasa baik-baik saja untuk Lopetegui. Kekalahan di Piala Super Eropa dari tim tetang ga nya Atletico Madrid masih bisa dimaafkan. Apalagi setelah itu, Madrid memperlihatkan penampilan impresif.
Setidaknya di enam laga awal, Sergio Ramos dkk tak tersentuh kekalahan dan bersaing di puncak klasemen sementara dengan Barcelona dan sempat menjadi pemimpin Grup G.
Namun, itu dulu. Situasi sekarang berbanding 180 derajat. Real Madrid sudah empat pertandingan tak pernah menang. Lebih parah tiga dari empat laga tersebut berakhir kekalahan dan Madrid tak pernah mencetak gol.
Terakhir saat Los Galacticos dikalahkan Deportivo Alaves 0-1 di Estadio de Mendizorroza, Minggu (7/10). Gol Manu Garcia pada menit ke-90+5 membuat Madrid mencatatkan sejarah start terburuk di bawah rezim Perez.
Selain itu, kegagalan mencetak gol di empat pertandingan terakhir mengulangi catatan negatif mereka 33 tahun lalu. Sampai April 1986, Madrid gagal mencetak gol di empat pertandingan terakhir.
Lopetegui pun mulai disapai badai yang membuat posisinya tidak nyaman. “Tentu, kami kecewa karena kami ingin menang dan kami memulai dengan baik, menciptakan peluang dan bermain dengan baik,” kata Lopetegui dikutip Marca.
Mantan pelatih FC Porto itu menegaskan siap menanggung risiko karena gagal mendapatkan kemenangan. Sebagai pelatih, buruknya hasil yang diperoleh Madrid menjadi tanggung jawabnya.
“Tim ini telah bekerja seperti binatang buas selama tiga bulan, tapi logis penggemar kecewa,” katanya. Menurut dia, sekarang ini belum ada yang di khawatirkan apalagi panik.
Lopetegui menilai, timnya masih berada dalam jalur perburuan gelar karena maksimal hanya akan terpaut tiga poin dari Barcelona di puncak klasemen. Masalahnya, apakah Perez tipikal presiden yang sabar untuk menunggu proses transisi dari Madrid.
Apalagi sekarang mendekati pemilihan presiden yang tentu butuh citra positif dari penggemarnya. Suara agar Lopetegui diganti sudah mulai terdengar. Ramos, sebagai kapten tim mengatakan, jika terlalu dini membicarakan pergantian pelatih.
Diakuinya, adanya pergantian bisa berimbas positif, tapi juga tidak. Selain itu, masa depan pelatih tidak berada di tangan pemain. “Orang lain membuat keputusan itu, tetapi tidak pernah bagus mengganti pelatih, itu akan menjadi gila,” ujarnya.
Menurut dia, terlalu dini untuk mencoret Real Madrid dalam persaingan gelar musim ini. Apalagi dia tahu, jika tim masih memiliki potensi untuk berkembang dan itu ingin dilakukan anggota skuad. Paling penting adalah kesabaran karena semua masih dalam proses.
“Jeda internasional membuat kami memiliki dua pekan mencoba menyelesaikan masalah ini,” katanya. Bek Madrid Raphael Varane juga meminta agar tidak panik lebih dulu. “Kami harus memiliki kepala dingin saat ini. Kami senang dengan Julen (Lopetegui) dan kami akan bekerja keras untuk hasil yang positif,” katanya.
(don)