Nostalgia Dejan Antonic di Markas Persebaya
A
A
A
SURABAYA - Pelatih Borneo FC Dejan Antonic menegaskan profesionalismenya saat bentrok dengan Persebaya Surabaya pada pekan ke-25 Liga 1 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (13/10/2018). Dejan ingin menjaga tren positif timnya, meski punya memori indah bersama Persebaya.
Dejan Antonic pernah menjadi idola fans Persebaya saat menjadi andalan The Green Force pada 1995. Pria kelahiran Belgrade, 22 Januari 1969, itu mengantarkan Persebaya sebagai juara Divisi Satu dan sekaligus menggenggam tiket Divisi Utama Liga Indonesia.
Persebaya merupakan klub pertama Dejan ketika memutuskan berkarier di luar Eropa. Setelah menjadi pemain, Dejan kemudian memulai karier sebagai pelatih pada 2005 dengan menangani klub Hong Kong Kitchee Sports Club, sebelum menjadi pelatih timnas Hong Kong pada 2007–2009. Pada 2014, dia mengantarkan Pelita Bandung Raya finis di posisi keempat Indonesia Super League.
Dejan mengaku senang kembali ke Surabaya. Namun, sebagai pelatih Borneo FC, Dejan ingin menjaga tren positif timnya yang tak terkalahkan di dua laga terakhir. Dari lima pertandingan terakhir, Borneo meraih dua kemenangan, sekali seri, dan dua kekalahan.
Kemenangan dieptik beruntun atas tuan rumah Madura United 2-1 dan Persipura Jayapura juga dengan skor 2-1. “Tentu kami ingin menjaga tren positif itu. Pemain sudah lebih bagus dalam empat bulan terakhir ini,” kata Dejan dilansir laman resmi Persebaya.
Bersama Borneo FC, Dejan tetap mengandalkan kecepatan sayap. Borneo FC memaksimalkan pemain sayap lincah seperti Titus Bonai, Sultan Samma, dan Ambrizal Umanailo.
Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman memuji penampilan Borneo FC. “Borneo FC sangat bagus saat memeragakan compact defence. Bahkan dari situ mereka langsung long pass, dari defender ke kedua pemain sayap. Ini yang akan kami waspadai,” ujar Djadjang.
Persebaya duduk di peringkat ke-13 klasemen sementara Liga 1 2018, dengan 29 poin, sedangkan Borneo FC di peringkat kedelapan dengan 35 angka.
Dejan Antonic pernah menjadi idola fans Persebaya saat menjadi andalan The Green Force pada 1995. Pria kelahiran Belgrade, 22 Januari 1969, itu mengantarkan Persebaya sebagai juara Divisi Satu dan sekaligus menggenggam tiket Divisi Utama Liga Indonesia.
Persebaya merupakan klub pertama Dejan ketika memutuskan berkarier di luar Eropa. Setelah menjadi pemain, Dejan kemudian memulai karier sebagai pelatih pada 2005 dengan menangani klub Hong Kong Kitchee Sports Club, sebelum menjadi pelatih timnas Hong Kong pada 2007–2009. Pada 2014, dia mengantarkan Pelita Bandung Raya finis di posisi keempat Indonesia Super League.
Dejan mengaku senang kembali ke Surabaya. Namun, sebagai pelatih Borneo FC, Dejan ingin menjaga tren positif timnya yang tak terkalahkan di dua laga terakhir. Dari lima pertandingan terakhir, Borneo meraih dua kemenangan, sekali seri, dan dua kekalahan.
Kemenangan dieptik beruntun atas tuan rumah Madura United 2-1 dan Persipura Jayapura juga dengan skor 2-1. “Tentu kami ingin menjaga tren positif itu. Pemain sudah lebih bagus dalam empat bulan terakhir ini,” kata Dejan dilansir laman resmi Persebaya.
Bersama Borneo FC, Dejan tetap mengandalkan kecepatan sayap. Borneo FC memaksimalkan pemain sayap lincah seperti Titus Bonai, Sultan Samma, dan Ambrizal Umanailo.
Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman memuji penampilan Borneo FC. “Borneo FC sangat bagus saat memeragakan compact defence. Bahkan dari situ mereka langsung long pass, dari defender ke kedua pemain sayap. Ini yang akan kami waspadai,” ujar Djadjang.
Persebaya duduk di peringkat ke-13 klasemen sementara Liga 1 2018, dengan 29 poin, sedangkan Borneo FC di peringkat kedelapan dengan 35 angka.
(sha)