Sentuhan Apik Pelatih Enrique Makin Meyakinkan
A
A
A
SEVILA - Luis Enrique dan Spanyol sepertinya ditakdirkan bersama. Kehadiran juru taktik berusia 48 tahun tersebut perlahan mengembalikan La Furia Rojake level terbaik setelah tersingkir di babak 16 Piala Dunia 2018.
Enrique memperlihatkan masih memiliki sentuhan emas terhadap tim yang dilatih. Sejak didaulat menggantikan Fernando Hierro, 9 Juli lalu, Enrique menjalankan tugasnya secara meyakinkan.
Tercatat, dia sukses mempersembahkan tiga kemenangan di tiga pertandingan terakhirnya, yakni menang 2-1 atas Inggris, Minggu (9/9), 6-0 melawan Kroasia, Rabu (12/9), dan 4-1 di kandang Wales, Jumat (12/10). Di bawah komando Enrique, tim bermain begitu agresif dan ofensif.
Terbukti, mereka sukses mencetak 12 gol hanya dalam tiga pertandingan atau rata-rata empat gol per laga. Gol-gol tersebut tercipta dari seluruh lini. Empat dari penyerang, tiga dari bek, dua dari lini tengah, dan dua dari sisi sayap.
Kebangkitan Spanyol tampaknya tidak mengejutkan bagi Marc Bartra yang telah mengenal sang pelatih saat berusia 17 tahun. Menurut dia, Enrique menerapkan metode kepelatihan yang sama seperti saat menukangi Barcelona.
Bartra berkarier di Barcelona B (2009–2012) dan tim utama Barcelona (2009–2016). “Semua yang Anda lihat adalah nyata. Enrique mengingatkan kami untuk selalu lapar dan ambisius di setiap pertandingan,” kata Bartra, dilansir Marca.
Pemain yang sekarang memperkuat Borussia Dortmund tersebut adalah saksi mata dari keberhasilan Enrique bersama Barca. Bersama Enrique, Bartra mempersembahkan tujuh gelar bergengsi, termasuk treble winners di musim kompetisi 2014/2015.
“Dia telah mengembalikan kepercayaan diri tim. Kebahagiaan kami begitu nyata. Itu membawa pengaruh positif terhadap penampilan kami,” tutur bek berusia 27 tahun tersebut. Alasan itu membuat Bartra optimistis Enrique mampu membawa Spanyol kembali berjaya di level internasional, terutama di UEFA Nations League.
Saat ini, Sergio Ramos dkk bertengger di puncak klasemen sementara League A Grup 4 dengan koleksi enam poin. Mereka hanya membutuhkan satu kemenangan atau dua kali imbang untuk melangkah ke final four.
Salah satunya adalah menjamu Inggris pada laga pamungkas Grup 4 di Estadio Benito Villamarin, dini hari nanti. Enrique diyakini bakal mengoptimalkan kekuatan terbaik. Para pemain yang diistirahatkan saat melawan Wales, yakni Sergio Busquets, Thiago Alcantara, dan Marco Asensio kemungkinan akan kembali menjadi starter.
“Fanslayak mendapatkan pertandingan hebat seperti ini. Saya yakin atmosfer pertandingan akan sangat luar biasa. Mereka ingin mendampingi kami dan menikmati pertandinganpertandingan besar,” kata Bartra.
Di sisi lain, Inggris merindukan kemenangan. Maklum, saat melawat ke Stadion HNK Rijeka, markas Kroasia, yang digelar tanpa penonton, Sabtu (13/10), The Three Lionsditahan tanpa gol. Kehadiran fansdi Estadio Benito Villamarin diharapkan membuat Inggris semakin bersemangat.
Pelatih Inggris Gareth Southgate berharap timnya tidak lagi membuang kesempatan mencetak gol demi meraih kemenangan pertama di League A Grup 4. Southgate menilai Spanyol merupakan lawan sulit sehingga peluang sekecil apa pun harus dimaksimalkan.
Spanyol, di mata Southgate, merupakan satu dari tiga tim terbaik dunia. “Mereka memang telah kehilangan pemainpemain hebat yang telah pensiun. Tapi, para penggantinya memiliki energi dan lebih berbahaya dalam serangan,” tandasnya.
Enrique memperlihatkan masih memiliki sentuhan emas terhadap tim yang dilatih. Sejak didaulat menggantikan Fernando Hierro, 9 Juli lalu, Enrique menjalankan tugasnya secara meyakinkan.
Tercatat, dia sukses mempersembahkan tiga kemenangan di tiga pertandingan terakhirnya, yakni menang 2-1 atas Inggris, Minggu (9/9), 6-0 melawan Kroasia, Rabu (12/9), dan 4-1 di kandang Wales, Jumat (12/10). Di bawah komando Enrique, tim bermain begitu agresif dan ofensif.
Terbukti, mereka sukses mencetak 12 gol hanya dalam tiga pertandingan atau rata-rata empat gol per laga. Gol-gol tersebut tercipta dari seluruh lini. Empat dari penyerang, tiga dari bek, dua dari lini tengah, dan dua dari sisi sayap.
Kebangkitan Spanyol tampaknya tidak mengejutkan bagi Marc Bartra yang telah mengenal sang pelatih saat berusia 17 tahun. Menurut dia, Enrique menerapkan metode kepelatihan yang sama seperti saat menukangi Barcelona.
Bartra berkarier di Barcelona B (2009–2012) dan tim utama Barcelona (2009–2016). “Semua yang Anda lihat adalah nyata. Enrique mengingatkan kami untuk selalu lapar dan ambisius di setiap pertandingan,” kata Bartra, dilansir Marca.
Pemain yang sekarang memperkuat Borussia Dortmund tersebut adalah saksi mata dari keberhasilan Enrique bersama Barca. Bersama Enrique, Bartra mempersembahkan tujuh gelar bergengsi, termasuk treble winners di musim kompetisi 2014/2015.
“Dia telah mengembalikan kepercayaan diri tim. Kebahagiaan kami begitu nyata. Itu membawa pengaruh positif terhadap penampilan kami,” tutur bek berusia 27 tahun tersebut. Alasan itu membuat Bartra optimistis Enrique mampu membawa Spanyol kembali berjaya di level internasional, terutama di UEFA Nations League.
Saat ini, Sergio Ramos dkk bertengger di puncak klasemen sementara League A Grup 4 dengan koleksi enam poin. Mereka hanya membutuhkan satu kemenangan atau dua kali imbang untuk melangkah ke final four.
Salah satunya adalah menjamu Inggris pada laga pamungkas Grup 4 di Estadio Benito Villamarin, dini hari nanti. Enrique diyakini bakal mengoptimalkan kekuatan terbaik. Para pemain yang diistirahatkan saat melawan Wales, yakni Sergio Busquets, Thiago Alcantara, dan Marco Asensio kemungkinan akan kembali menjadi starter.
“Fanslayak mendapatkan pertandingan hebat seperti ini. Saya yakin atmosfer pertandingan akan sangat luar biasa. Mereka ingin mendampingi kami dan menikmati pertandinganpertandingan besar,” kata Bartra.
Di sisi lain, Inggris merindukan kemenangan. Maklum, saat melawat ke Stadion HNK Rijeka, markas Kroasia, yang digelar tanpa penonton, Sabtu (13/10), The Three Lionsditahan tanpa gol. Kehadiran fansdi Estadio Benito Villamarin diharapkan membuat Inggris semakin bersemangat.
Pelatih Inggris Gareth Southgate berharap timnya tidak lagi membuang kesempatan mencetak gol demi meraih kemenangan pertama di League A Grup 4. Southgate menilai Spanyol merupakan lawan sulit sehingga peluang sekecil apa pun harus dimaksimalkan.
Spanyol, di mata Southgate, merupakan satu dari tiga tim terbaik dunia. “Mereka memang telah kehilangan pemainpemain hebat yang telah pensiun. Tapi, para penggantinya memiliki energi dan lebih berbahaya dalam serangan,” tandasnya.
(don)