Efektivitas vs Agresivitas
A
A
A
Dua tim berbeda karakter akan bertemu di final Gala Siswa Indonesia (GSI) 2018, Sabtu (20/10/2018) sore. Tim Provinsi Jawa Timur (Jatim) tim dengan karakter agresif akan menantang Provinsi Banten yang memiliki efektivitas akan memperebutkan trofi perdana GSI di Stadion di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno.
Jatim melaju ke final setelah melakoni pertandingan keras melawan DKI Jakarta di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kamis (18/10/2018) dan menyudahi laga dengan skor 2-0 melalui penyerang bernomor 9 atas nama Dio Rizky Syahputra pada menit ke-5 dan ke-28. Dua gol ini membuat Dio menjadi top skor dengan enam gol.
Sedangkan Banten mendapatkan tiket ke Stadion Madya seusai menyingkirkan Jawa Tengah (Jateng) melalui gol tunggal Dicky Wahyudi pada menit ke-9. Di sinilah kekuatan efektivitas Banten. Tak banyak memiliki peluang, mereka bisa menang.
Statistik yang diperlihatkan tim talent scouting GSI mengkonfirmasi itu. “Kendala final beberapa pemain kami ada yang mengalami cedera, termasuk kapten (Wisnu Dwi Abdilla) mengalami patah tangan,” kata Nurul Huda.
Mantan pemain timnas Indonesia itu mengaku tak mau mengeluh dengan situasi. Dia tetap membidik kemenangan dan melakukan antisipasi agar faktor cedera tak menjadi alasan di final. Selain itu, dia berharap pemainya tampil tanpa beban.
“Kami ingin menang, tapi tak harus jadi beban. Paling penting mempunyai semangat tinggi,” tambah Nurul.
Sementara itu, Aditya Daffa Al’Haq, kapten tim Provinsi Banten lega bisa membawa timnya ke final. Apalagi, laga terasa sangat sulit buat mereka. Mendapat tekanan bertubi-tubi dari Jateng, tapi tetap bisa menjaga clean sheets dan mencetak satu gol.
“Kerjasama tim dan doa orang tua menjadi faktor yang utama juga kami dapat meraih kemenangan. Insha Allah di final nanti kami juga mampu bermain dengan baik,” kata Daffa.
Final GSI akan digelar di Stadion Madya mulai pukul 14.00 WIB dimulai dari laga perebutan peringkat 3 dan dilanjutkan final. Pemenang akan mendapat kesempatan melakukan latihan di Juventus, sedangkan 18 pemain terbaik berpeluang berlatih di kawasan Asia selain juga beasiswa.
Rencananya pemain yang dianggap potensial akan dikawal dengan beasiswa termasuk sekolahnya. Tujuannya, anak-anak itu fokus terhadap skill atau kemampuan di bidang sepak bola ini.
“Ada rencana, mudah-mudahan berjalan, betul terjadi anak-anak yang terbaik ini akan kita kirim keluar untuk berlatih di tingkat internasional selama setahun,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen Kemendikbud) Hamid Muhammad.
Jatim melaju ke final setelah melakoni pertandingan keras melawan DKI Jakarta di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kamis (18/10/2018) dan menyudahi laga dengan skor 2-0 melalui penyerang bernomor 9 atas nama Dio Rizky Syahputra pada menit ke-5 dan ke-28. Dua gol ini membuat Dio menjadi top skor dengan enam gol.
Sedangkan Banten mendapatkan tiket ke Stadion Madya seusai menyingkirkan Jawa Tengah (Jateng) melalui gol tunggal Dicky Wahyudi pada menit ke-9. Di sinilah kekuatan efektivitas Banten. Tak banyak memiliki peluang, mereka bisa menang.
Statistik yang diperlihatkan tim talent scouting GSI mengkonfirmasi itu. “Kendala final beberapa pemain kami ada yang mengalami cedera, termasuk kapten (Wisnu Dwi Abdilla) mengalami patah tangan,” kata Nurul Huda.
Mantan pemain timnas Indonesia itu mengaku tak mau mengeluh dengan situasi. Dia tetap membidik kemenangan dan melakukan antisipasi agar faktor cedera tak menjadi alasan di final. Selain itu, dia berharap pemainya tampil tanpa beban.
“Kami ingin menang, tapi tak harus jadi beban. Paling penting mempunyai semangat tinggi,” tambah Nurul.
Sementara itu, Aditya Daffa Al’Haq, kapten tim Provinsi Banten lega bisa membawa timnya ke final. Apalagi, laga terasa sangat sulit buat mereka. Mendapat tekanan bertubi-tubi dari Jateng, tapi tetap bisa menjaga clean sheets dan mencetak satu gol.
“Kerjasama tim dan doa orang tua menjadi faktor yang utama juga kami dapat meraih kemenangan. Insha Allah di final nanti kami juga mampu bermain dengan baik,” kata Daffa.
Final GSI akan digelar di Stadion Madya mulai pukul 14.00 WIB dimulai dari laga perebutan peringkat 3 dan dilanjutkan final. Pemenang akan mendapat kesempatan melakukan latihan di Juventus, sedangkan 18 pemain terbaik berpeluang berlatih di kawasan Asia selain juga beasiswa.
Rencananya pemain yang dianggap potensial akan dikawal dengan beasiswa termasuk sekolahnya. Tujuannya, anak-anak itu fokus terhadap skill atau kemampuan di bidang sepak bola ini.
“Ada rencana, mudah-mudahan berjalan, betul terjadi anak-anak yang terbaik ini akan kita kirim keluar untuk berlatih di tingkat internasional selama setahun,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen Kemendikbud) Hamid Muhammad.
(akn)