Antara Promosi dan Pengidola Lionel Messi

Jum'at, 02 November 2018 - 14:42 WIB
Antara Promosi dan Pengidola...
Antara Promosi dan Pengidola Lionel Messi
A A A
MADRID - Stempel pelatih interim bukan sesuatu yang menakutkan justru itu bisa dijadikan sebagai tantangan untuk membuktikan kapasitasnya sebagai juru taktik andal di kompetisi Eropa. Inilah yang dihadapi Santiago Solari saat dipercaya untuk menangani Real Madrid pasca Los Blancos memecat Julen Lopetegui.

Madrid saat ini sedang mendapatkan perhatian dari penikmat sepak bola setelah mencatatkan hasil kurang mengesankan di Liga Spanyol 2018/2019. Dari 10 pertandingan yang telah dimainkan Karim Benzema dkk, Madrid hanya mampu mengumpulkan 14 poin (empat menang, dua seri, dan empat kalah).

Rapor merah itu membuat petinggi Madrid gerah. Florentino Perez akhirnya mengeluarkan surat pemecatan kepada Lopetegui dan klub menunjuk Solari untuk menjadi pelatih sementara El Real.

Dalam beberapa laporan media Eropa, Solari hanya diberikan waktu selama tiga pekan untuk mengembalikan kepercayaan diri pemain yang sedang mengalami penurunan drastis sebelum klub memutuskan masa depannya. Sebagai mantan pemain yang dikenal cerdas dan karismatik, Solari pastinya tahu bagaimana mengubah keterpurukan tersebut.

Curriculum vitae Solari sewaktu masih mengenakan jersey Madrid tidak terlalu buruk. Dia pernah mengantarkan klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu juara dua kali Liga Spanyol pada musim 2000/2001 dan 2002/2003.

Bahkan debut Solari dalam menangani Madrid terbilang bagus. Pasalnya, ia mampu mengantarkan tim menang telak 4-0 atas Mililla pada laga leg pertama babak 32 Besar Copa del Rey. Promosi jabatan pun sudah mulai terlihat, namun Perez masih menunggu seberapa pantas Solari berada di kursi pelatih mengingat masih ada beberapa laga yang harus diladeni sebelum presiden klub membuat keputusan.

Pengidola Berat Lionel Messi

Laporan kekaguman Solari terhadap Messi kembali muncul ketika ia menangani Madrid. Sejak pelatih berusia 42 tahun itu dikenal sangat vokal tentang kemampuan La Pulga dalam mengolah si kulit bundar.

"Setiap kali Messi menerima bola bumi bergoyang, semua orang diam dan pelatih saingan menenggelamkan kepala mereka di antara bahu mereka dan meletakkan tangan mereka di saku mereka, seperti seseorang yang baru saja melihat petir dan tidak punya pilihan selain menunggu guntur. Udara gemetar beberapa detik dan kemudian tujuan terdengar," kata Solari saat itu.

Jika menengok ke belakang ada persamaan dengan Julen Lopetegui mengingat mantan juru taktik Madrid itu juga mengidolakan Messi. Lopetegui dan Solari bahkan sepakat bila mega bintang Barcelona itu merupakan pemain terbaik sepanjang sejarah sepak bola. Tapi, akankah Solari punya nasib yang sama dengan Lopetegui?
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5659 seconds (0.1#10.140)