Bertolak ke Spanyol, Timnas Karate Buru Poin di Kejuaraan Dunia
A
A
A
JAKARTA - Delapan karateka Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertolak ke Madrid, Spanyol, Sabtu (3/11) malam, guna mengikuti Kejuaraan Dunia Karate (WKF) pada 6-11 November. Mereka akan berjuang merebut poin demi menjaga peluang tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Kedelapan karate yang dikirim PB Forki ke kejuaraan dunia itu adalah peraih medali emas kumite -61 kg putra Asian Games 2018 Rifky Ardiansyah Arrosyiid (128 WKF), peraih medali perunggu kata perorangan putra Asian Games 2018 Ahmad Zigi Zaresta Yuda (31 WKF), peraih medali perunggu kumite -55 kg putri Asian Games 2018 Cok Istri Agung Sanistyarani (17 WKF), Sandi Firmansyah (kumite -75 kg putra, 75 WKF), Nawar Kautsar Mastura (kata perorangan putri, 77 WKF), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg putri, 10 WKF), Dessyinta Rakawuni Banurea (kumite +68 kg putri, 54 WKF), dan Daniel Hutapea (U-21).
Forki sendiri sangat konsern terhadap kejuaraan dunia di Madrid ini karena memiliki poin paling besar di antara kejuaraan-kejuaraan WKF lainnya. Itu pula yang membuat Indonesia berharap banyak dari kejuaraan dunia 2018 ini.
“Target kami adalah tampil di Olimpiade. Karena itu, kami akan berusaha tampil di ajang-ajang yang menyediakan poin cukup banyak seperti kejuaraan dunia ini. Bahkan, bisa tampil di kejuaraan ini saja sudah mendapat poin, apalagi bisa meraih prestasi medali tentu poinnya lebih besar lagi,” ujar Kepala Pelatih Syamsuddin.
Sebagai syarat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo, para karateka harus masuk 100 besar peringkat WKF. Jika tidak, mereka tidak akan bisa merasakan aura Olimpiade. Karena itu, Forki terus menjaga peluang para karatekanya dengan memberinya kesempatan tampil di ajang-ajang WKF baik kejuaraan dunia, WKF Premier League, maupun Seri A. Bahkan, setelah kejuaraan dunia di Madrid, Forki juga akan menurunkan beberapa karatekanya di Kejuaraan Seri A di Shanghai, China, Desember mendatang.
Upaya Forki menurunkan karateka poteninya di event-event penting WKF memang mendapatkan hasil lumayan. Rifky Ardiansyah misalnya, saat menjadi juara Asian Games 2018, peringkatnya hanya 329 WKF. Namun, setelah bisa 5 kali bertanding di ajang Seri A di Chile, awal September lalu, peringkatnya langsung meroket ke posisi 128 WKF.
“Peringkat Rifky yang naik pesat jelas luar biasa. Kami harap dia bisa segera masuk 100 besar untuk mendapatan peluang tampil di Olimpiade. Dan itu bisa terwujud jika dia main bagus di Kejuaraan Dunia Madrid,” ujar Syamsuddin yang mendampingi Rifky saat bertanding di Chile.
Hal senada disampaikan pelatih kata Omita Olga Ompi. Dia juga berharap dua karateka nomor kata yang akan tampil di Kejuaraan Dunia Madrid bisa meraih poin menggembirakan. Itu untuk menjaga peluang mereka bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Saat ini, dua karateka kata Indonesa yang dipersiapkan ke Madrid, peringkatnya masih di 100 besar WKF. Zigi menempati peringkat 31 WKF, sementara Nawar 77 WKF. “Tapi, mereka harus berusaha menaikkan performanya agar peringkatnya tidak tergeser karateka-karateka dunia lainnya. Kami berharap mereka tetap fokus berlatih dan memanfaatkan peluang-peluang poin di kejuaraan dunia WKF,” ujar Omita.
Untuk menjaga itu, proses latihan disiplin tentu menjadi hal yang sangat penting bagi mereka. Jika mereka tidak mengikuti aturan yang ditetapkan manajer tim, itu akan berdampak pada performa mereka. “Mereka harus mengikuti aturan tim seperti jadwal latihan teknik kapan, latihan fisik berapa kali, serta makan dan pola tidur yang disiplin. Program itu dibuat agar mereka bisa peak saat tampil di event-event tertentu,” ujar Manajer Timnas Karate Monang Napitupulu.
Jack, panggilan akrab Monang, menegaskan, sejauh ini tim karate sudah berlatih teknik secara maksimal di lokasi Pelatnas di Gloria Suites, Grogol, Jakarta. Sementara latihan fisik dilakukan dua kali dalam sepekan di Hotel Peninsula, Jakarta, Selatan.
Kedelapan karate yang dikirim PB Forki ke kejuaraan dunia itu adalah peraih medali emas kumite -61 kg putra Asian Games 2018 Rifky Ardiansyah Arrosyiid (128 WKF), peraih medali perunggu kata perorangan putra Asian Games 2018 Ahmad Zigi Zaresta Yuda (31 WKF), peraih medali perunggu kumite -55 kg putri Asian Games 2018 Cok Istri Agung Sanistyarani (17 WKF), Sandi Firmansyah (kumite -75 kg putra, 75 WKF), Nawar Kautsar Mastura (kata perorangan putri, 77 WKF), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg putri, 10 WKF), Dessyinta Rakawuni Banurea (kumite +68 kg putri, 54 WKF), dan Daniel Hutapea (U-21).
Forki sendiri sangat konsern terhadap kejuaraan dunia di Madrid ini karena memiliki poin paling besar di antara kejuaraan-kejuaraan WKF lainnya. Itu pula yang membuat Indonesia berharap banyak dari kejuaraan dunia 2018 ini.
“Target kami adalah tampil di Olimpiade. Karena itu, kami akan berusaha tampil di ajang-ajang yang menyediakan poin cukup banyak seperti kejuaraan dunia ini. Bahkan, bisa tampil di kejuaraan ini saja sudah mendapat poin, apalagi bisa meraih prestasi medali tentu poinnya lebih besar lagi,” ujar Kepala Pelatih Syamsuddin.
Sebagai syarat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo, para karateka harus masuk 100 besar peringkat WKF. Jika tidak, mereka tidak akan bisa merasakan aura Olimpiade. Karena itu, Forki terus menjaga peluang para karatekanya dengan memberinya kesempatan tampil di ajang-ajang WKF baik kejuaraan dunia, WKF Premier League, maupun Seri A. Bahkan, setelah kejuaraan dunia di Madrid, Forki juga akan menurunkan beberapa karatekanya di Kejuaraan Seri A di Shanghai, China, Desember mendatang.
Upaya Forki menurunkan karateka poteninya di event-event penting WKF memang mendapatkan hasil lumayan. Rifky Ardiansyah misalnya, saat menjadi juara Asian Games 2018, peringkatnya hanya 329 WKF. Namun, setelah bisa 5 kali bertanding di ajang Seri A di Chile, awal September lalu, peringkatnya langsung meroket ke posisi 128 WKF.
“Peringkat Rifky yang naik pesat jelas luar biasa. Kami harap dia bisa segera masuk 100 besar untuk mendapatan peluang tampil di Olimpiade. Dan itu bisa terwujud jika dia main bagus di Kejuaraan Dunia Madrid,” ujar Syamsuddin yang mendampingi Rifky saat bertanding di Chile.
Hal senada disampaikan pelatih kata Omita Olga Ompi. Dia juga berharap dua karateka nomor kata yang akan tampil di Kejuaraan Dunia Madrid bisa meraih poin menggembirakan. Itu untuk menjaga peluang mereka bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Saat ini, dua karateka kata Indonesa yang dipersiapkan ke Madrid, peringkatnya masih di 100 besar WKF. Zigi menempati peringkat 31 WKF, sementara Nawar 77 WKF. “Tapi, mereka harus berusaha menaikkan performanya agar peringkatnya tidak tergeser karateka-karateka dunia lainnya. Kami berharap mereka tetap fokus berlatih dan memanfaatkan peluang-peluang poin di kejuaraan dunia WKF,” ujar Omita.
Untuk menjaga itu, proses latihan disiplin tentu menjadi hal yang sangat penting bagi mereka. Jika mereka tidak mengikuti aturan yang ditetapkan manajer tim, itu akan berdampak pada performa mereka. “Mereka harus mengikuti aturan tim seperti jadwal latihan teknik kapan, latihan fisik berapa kali, serta makan dan pola tidur yang disiplin. Program itu dibuat agar mereka bisa peak saat tampil di event-event tertentu,” ujar Manajer Timnas Karate Monang Napitupulu.
Jack, panggilan akrab Monang, menegaskan, sejauh ini tim karate sudah berlatih teknik secara maksimal di lokasi Pelatnas di Gloria Suites, Grogol, Jakarta. Sementara latihan fisik dilakukan dua kali dalam sepekan di Hotel Peninsula, Jakarta, Selatan.
(bbk)