WKF Madrid, Gambaran Peta Kekuatan Olimpiade Tokyo
A
A
A
MADRID - Kejuaraan Dunia Karate WKF 2018 di Madrid, Spanyol, akan menjadi gambaran peta kekuatan Olimpiade 2020, Tokyo.
Karateka Asia dan Eropa diprediksi akan bersaing ketat di ajang multievent dunia pertamanya. Pada WKF Madrid, tim-tim karate Asia, Eropa, dan Afrika mampu bersaing ketat dan akhirnya berbagi medali emas. Bahkan, Jepang dan tuan rumah Spanyol sempat bersaing ketat di empat final nomor kata putra dan putri, yakni kata perorangan dan beregu.
Namun, persaingan di Wizink Center, Madrid, 6–11 November, ini Jepang akhirnya menguasai kata perorangan dan beregu putra serta kata beregu putri. Sementara Spanyol hanya mendapatkan nomor kata perorangan putri lewat Sandra Sanchez Jaime.
“Yang luar biasa karateka Jepang Ryo Kyuna. Dia mampu memecahkan rekor Luca Valdesi asal Italia yang menjadi juara dunia di kata perorangan dan beregu putra sekaligus dalam satu kejuaraan dunia, yakni di Monterey, Meksiko,” kata pelatih kata Indonesia Omita Olga Ompi, mengomentari kesuksesan Jepang.
Dengan kesuksesan itu, Jepang akhirnya menjadi juara umum dengan perolehan 4 medali emas, 4 perak, dan 2 perunggu dari 16 nomor yang dipertandingkan pada kejuaraan dunia itu. Satu emas Jepang lainnya disumbangkan karateka Miho Miyahara di nomor kumite kelas-50 kg putri.
Sementara Iran berada di posisi kedua dengan perolehan 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Diikuti Prancis dengan 2 emas. Sementara Italia, Jerman, Azerbaijan, Kroasia, Serbia, Polandia, Yunani, dan tuan rumah Spanyol berbagi satu medali emas.
Khusus Asia, selain Jepang, karateka Iran turut memberi peranan yang besar untuk kebesaran Asia. Bahkan, salah satu medali emas mereka diraih dari nomor bergengsi kumite beregu putra yang di final mengalahkan tim Turki pada Minggu (11/11).
“Peta kekuatan Olimpiade 2020 sudah terlihat di Kejuaraan Dunia Madrid. Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade telah menunjukkan peran yang sangat signifikan. Mereka mampu merebut empat emas yang tiga di antaranya berasal dari nomor kata,” tutur manajer timnas karate Jack Monang Napitupulu.
Dalam situasi seperti itu, Jack menilai Indonesia harus belajar banyak dari Jepang yang tampil dengan teknik dan spirit luar biasa. Terbukti, tim Jepang mampu melibas Eropa meski tampil di kandang lawan.
“Teknik dan spirit yang kuat yang membuat Jepang sulit dikalahkan,” kata Jack. Khusus tim Indonesia, dari delapan karate yang turun di Madrid, hanya Rifky Ardiansyah Arrosyiid yang masuk 7 besar. Karateka kumite kelas-60 kg itu menempati peringkat 7 bersama karateka asal Azerbaijan Firdovsi Farzaliyev.
Peringkat 1 dikuasai karateka Italia Angelo Crescenzo. Sementara karateka Jepang Naoto Sago yang mengalahkan Rifky di babak kedua harus puas di tempat kedua.
Karateka Asia dan Eropa diprediksi akan bersaing ketat di ajang multievent dunia pertamanya. Pada WKF Madrid, tim-tim karate Asia, Eropa, dan Afrika mampu bersaing ketat dan akhirnya berbagi medali emas. Bahkan, Jepang dan tuan rumah Spanyol sempat bersaing ketat di empat final nomor kata putra dan putri, yakni kata perorangan dan beregu.
Namun, persaingan di Wizink Center, Madrid, 6–11 November, ini Jepang akhirnya menguasai kata perorangan dan beregu putra serta kata beregu putri. Sementara Spanyol hanya mendapatkan nomor kata perorangan putri lewat Sandra Sanchez Jaime.
“Yang luar biasa karateka Jepang Ryo Kyuna. Dia mampu memecahkan rekor Luca Valdesi asal Italia yang menjadi juara dunia di kata perorangan dan beregu putra sekaligus dalam satu kejuaraan dunia, yakni di Monterey, Meksiko,” kata pelatih kata Indonesia Omita Olga Ompi, mengomentari kesuksesan Jepang.
Dengan kesuksesan itu, Jepang akhirnya menjadi juara umum dengan perolehan 4 medali emas, 4 perak, dan 2 perunggu dari 16 nomor yang dipertandingkan pada kejuaraan dunia itu. Satu emas Jepang lainnya disumbangkan karateka Miho Miyahara di nomor kumite kelas-50 kg putri.
Sementara Iran berada di posisi kedua dengan perolehan 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Diikuti Prancis dengan 2 emas. Sementara Italia, Jerman, Azerbaijan, Kroasia, Serbia, Polandia, Yunani, dan tuan rumah Spanyol berbagi satu medali emas.
Khusus Asia, selain Jepang, karateka Iran turut memberi peranan yang besar untuk kebesaran Asia. Bahkan, salah satu medali emas mereka diraih dari nomor bergengsi kumite beregu putra yang di final mengalahkan tim Turki pada Minggu (11/11).
“Peta kekuatan Olimpiade 2020 sudah terlihat di Kejuaraan Dunia Madrid. Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade telah menunjukkan peran yang sangat signifikan. Mereka mampu merebut empat emas yang tiga di antaranya berasal dari nomor kata,” tutur manajer timnas karate Jack Monang Napitupulu.
Dalam situasi seperti itu, Jack menilai Indonesia harus belajar banyak dari Jepang yang tampil dengan teknik dan spirit luar biasa. Terbukti, tim Jepang mampu melibas Eropa meski tampil di kandang lawan.
“Teknik dan spirit yang kuat yang membuat Jepang sulit dikalahkan,” kata Jack. Khusus tim Indonesia, dari delapan karate yang turun di Madrid, hanya Rifky Ardiansyah Arrosyiid yang masuk 7 besar. Karateka kumite kelas-60 kg itu menempati peringkat 7 bersama karateka asal Azerbaijan Firdovsi Farzaliyev.
Peringkat 1 dikuasai karateka Italia Angelo Crescenzo. Sementara karateka Jepang Naoto Sago yang mengalahkan Rifky di babak kedua harus puas di tempat kedua.
(don)