Pelatih Santiago Solari Hadapi Tantangan Empat Gelar
A
A
A
MADRID - Sebagai pemain, Santiago Solari tak memiliki nama besar seperti Zinedine Zidane. Sebagai pelatih, pengalaman dan gelarnya tak sekaya Jose Mourinho, Rafael Benitez, Carlo Ancelotti, Fabio Capello, atau nama lain yang didatangkan Real Madrid sebagai pelatih tim utama.
Praktis, dia bisa dikatakan bukan siapa-siapa, selain hanya pemain biasa yang pernah membela dua tim Madrid dan karier terbaiknya menjadi pelatih Real Madrid Castilla. Dia mendapatkan kesempatan menjadi pelatih Madrid karena Julen Lopetegui dipecat setelah dianggap tak bisa mengelola ruang ganti dengan baik dan gagal membawa Madrid bersaing di bursa gelar.
Belum ada pernyataan resmi tentang status permanen Solari di Santiago Bernabeu. Hanya, beberapa media Spanyol dan Inggris sudah mengonfirmasi jika pelatih berusia 42 tahun itu sudah diajukan ke Federasi Sepak Bola Spanyol sebagai pelatih definitif Los Blancos .
Madrid kabarnya memberi durasi kontrak sampai 30 Juni 2020 sebagai dukungan atas kinerja Solari. Pemberian durasi kontrak tersebut sebenarnya bisa diartikan dua hal. Pertama, Madrid memang memercayainya setelah melihat kinerja Solari yang melakukan sapu bersih di empat pertandingan awal.
Kedua, ini hanya langkah darurat untuk sambil menunggu hitung mundur akhir kompetisi. Hanya, apa pun alasan pengangkatan Solari, tetap tak ada garansi pasti dia bekerja sampai kontrak berakhir. Sekarang, bola panas ada di pelatih asal Argentina tersebut. Dia tahu risiko menjadi pelatih Madrid adalah pemecatan.
Karena itu, jika musim ini Madrid nol gelar, hampir dipastikan kariernya akan berhenti di akhir musim. Tapi, dia juga bisa menjadi Zidane baru. Meski diragukan di awal kepelatihan, ternyata dia bisa bertahan dua setengah tahun sebelum memutuskan mundur.
Zidane bertahan karena memberikan sembilan gelar ke Santiago Bernabeu. “Yang penting adalah melakukan apa yang diperlukan untuk kebaikan tim. Untuk hal yang lain tidak,” kata Solari, dikutip Marca.
Sejauh ini Madrid masih berada di jalur mendapatkan empat gelar: Primera Liga, Liga Champios, Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub. Di Primera Liga, meski harus berada di urutan keenam klasemen sementara, mereka hanya berjarak empat poin dari Barcelona di puncak. Sementara di Liga Champions, Los Blancos menjadi penguasa Grup G dengan sembilan poin, unggul agregat gol dari AS Roma di urutan kedua.
Peluang di Copa del Rey juga masih terbuka karena Sergio Ramos dkk mengantongi kemenangan 4-0 atas Melilla di leg pertama. Solari sudah memulai dengan baik. Sejak menggantikan Lopetegui, dia memberikan kemenangan saat melawan Melilla, Real Valladolid, Viktoria Plzen, dan Celta Vigo, dengan menjaringkan 15 gol dan hanya kemasukan dua. Ini awal terbaik dari pelatih Madrid dalam 116 tahun. Pelatih yang pernah membela Atletico Madrid dan Inter Milan itu juga bisa menyiasati tim dengan baik.
Dia bisa mengembalikan kemampuan Karim Benzema. Memulihkan kepercayaan diri Luka Modric dan Toni Kroos. Dia juga memberikan kepercayaan kepada pemain belia Alvaro Odriozola, Sergio Reguilon, Dani Ceballos, Lucas Vazquez, dan Vinicius Junior yang sempat masuk kotak di era pelatih sebelumnya.
Praktis, dia bisa dikatakan bukan siapa-siapa, selain hanya pemain biasa yang pernah membela dua tim Madrid dan karier terbaiknya menjadi pelatih Real Madrid Castilla. Dia mendapatkan kesempatan menjadi pelatih Madrid karena Julen Lopetegui dipecat setelah dianggap tak bisa mengelola ruang ganti dengan baik dan gagal membawa Madrid bersaing di bursa gelar.
Belum ada pernyataan resmi tentang status permanen Solari di Santiago Bernabeu. Hanya, beberapa media Spanyol dan Inggris sudah mengonfirmasi jika pelatih berusia 42 tahun itu sudah diajukan ke Federasi Sepak Bola Spanyol sebagai pelatih definitif Los Blancos .
Madrid kabarnya memberi durasi kontrak sampai 30 Juni 2020 sebagai dukungan atas kinerja Solari. Pemberian durasi kontrak tersebut sebenarnya bisa diartikan dua hal. Pertama, Madrid memang memercayainya setelah melihat kinerja Solari yang melakukan sapu bersih di empat pertandingan awal.
Kedua, ini hanya langkah darurat untuk sambil menunggu hitung mundur akhir kompetisi. Hanya, apa pun alasan pengangkatan Solari, tetap tak ada garansi pasti dia bekerja sampai kontrak berakhir. Sekarang, bola panas ada di pelatih asal Argentina tersebut. Dia tahu risiko menjadi pelatih Madrid adalah pemecatan.
Karena itu, jika musim ini Madrid nol gelar, hampir dipastikan kariernya akan berhenti di akhir musim. Tapi, dia juga bisa menjadi Zidane baru. Meski diragukan di awal kepelatihan, ternyata dia bisa bertahan dua setengah tahun sebelum memutuskan mundur.
Zidane bertahan karena memberikan sembilan gelar ke Santiago Bernabeu. “Yang penting adalah melakukan apa yang diperlukan untuk kebaikan tim. Untuk hal yang lain tidak,” kata Solari, dikutip Marca.
Sejauh ini Madrid masih berada di jalur mendapatkan empat gelar: Primera Liga, Liga Champios, Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub. Di Primera Liga, meski harus berada di urutan keenam klasemen sementara, mereka hanya berjarak empat poin dari Barcelona di puncak. Sementara di Liga Champions, Los Blancos menjadi penguasa Grup G dengan sembilan poin, unggul agregat gol dari AS Roma di urutan kedua.
Peluang di Copa del Rey juga masih terbuka karena Sergio Ramos dkk mengantongi kemenangan 4-0 atas Melilla di leg pertama. Solari sudah memulai dengan baik. Sejak menggantikan Lopetegui, dia memberikan kemenangan saat melawan Melilla, Real Valladolid, Viktoria Plzen, dan Celta Vigo, dengan menjaringkan 15 gol dan hanya kemasukan dua. Ini awal terbaik dari pelatih Madrid dalam 116 tahun. Pelatih yang pernah membela Atletico Madrid dan Inter Milan itu juga bisa menyiasati tim dengan baik.
Dia bisa mengembalikan kemampuan Karim Benzema. Memulihkan kepercayaan diri Luka Modric dan Toni Kroos. Dia juga memberikan kepercayaan kepada pemain belia Alvaro Odriozola, Sergio Reguilon, Dani Ceballos, Lucas Vazquez, dan Vinicius Junior yang sempat masuk kotak di era pelatih sebelumnya.
(don)