Legendaris Jerman Sebut Guardiola Biang Kerok Kemunduran Der Panzer

GELSENKIRCHEN - Mantan pemain timnas Jerman Hans Peter Briegel menyebut Pelatih Pep Guardiola sebagai biang kerok kemunduran Der Panzer. Brigel percaya, filosofi sepak bola yang diusung Guardiola berada di belakang krisis saat ini yang dialami tim Joachim Loew.

Jerman tersingkir lebih awal di Piala Dunia 2018. Juara Piala Dunia 2014 itu menjadi juru kunci Grup F, di bawah Swedia, Meksiko, dan Korea Selatan. Penampilan Toni Kroos dkk tidak pernah terlihat meyakinkan sejak itu.

Di Liga Bangsa-Bangsa 2018/2019, Jerman terdegradasi ke Liga B setelah menjadi juru kunci Grup 1 di bawah Belanda dan Prancis. Terkini, Jerman diimbangi Belanda di laga pamungkas Grup 1 Liga Bangsa-Bangsa di VELTINS-Arena, Senin (19/11/2018) atau Selasa (20/11/2018) dini hari WIB.

Sempat unggul 2-0 melalui Timo Werner dan Leroy Sane di babak pertama, namun Jerman harus puas dengan satu poin setelah di balas Belanda di babak kedua lewat aksi Quincy Promes di menit ke-85 dan Virgil Van Dijk (90+1). (Baca Juga: Belanda Lengkapi Semifinal Liga Bangsa-Bangsa).

"Ini kesalahannya (Guardiola), dia menipu kami dengan mengatakan bahwa dengan memiliki 75% penguasaan bola, cukup untuk menang," kata Briegel dilansir Marca.

"Tapi itu tidak benar. Dalam sepak bola, hasil jauh lebih penting daripada mengendalikan permainan. Memiliki bola tidak cukup untuk menang, Prancis memberi indikasi yang jelas tentang itu, dengan memenangkan Piala Dunia 2018."

"Bahkan, Anda dapat menang dengan kembali ke gaya bermain yang lebih tradisional, yang penting bukanlah kualitas sepak bola tetapi memiliki keseimbangan," ujar Briegel yang merasa bahwa Jerman sedang melewati periode 'transisi'.

Sementara penyerang timnas Jerman Leroy Sane mengatakan seusai laga kontra Belanda saat ini Jerman sudah memainkan sepak bola yang menarik. "Saya pikir semua orang telah melihat bagaimana kami memainkan beberapa pertandingan terakhir. Kami benar-benar memainkan sepak bola yang menarik," katanya dilansir laman UEFA.

"Jelas kami sekarang harus terus bermain selama 90 menit memainkan sepak bola yang kuat dan bagus. Lalu semua orang (akan) melihat bahwa kami kembali tangguh."