Tatap MotoGP 2019, Marquez dan Lorenzo Beda Tujuan
A
A
A
BOLOGNA - Keberadaan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo dalam satu tim yang sama (Repsol Honda) pada tahun depan, mendapat perhatian serius dari banyak kalangan. Tak sedikit yang menilai jika Alberto Puig selaku manajer Pabrikan Jepang bakal pusing bagaimana mengelola dua juara dunia untuk tujuan yang sama.
Marquez dan Lorenzo memang menarik perhatian karena keberadaannya sarat dengan kepentingan, namun berbeda tujuan. Satu sisi, mereka ingin menjadikan Repsol Honda sebagai tim Pabrikan yang sulit dikalahkan. Di sisi lain, The Baby Alien maupun X-Fuera tentunya menginginkan pengakuan sebagai juara dunia MotoGP .
Saat ini karier Marquez sangat menyilaukan buat penggemar. Total, lima gelar juara dunia MotoGP berhasil dibawa pulang ke kampung halamannya di Cervera, Spanyol. Tiga di antaranya diraih secara beruntun pada musim 2016, 2017, dan 2018.
Sementara perjalanan karier Lorenzo sejak meninggalkan tim Movistar Yamaha ke Ducati Corse tidak terlalu mengesankan. Dia gagal meraih kemenangan pada musim pertamanya mengendarai motor Desmosedici GP17.
Di musim keduanya, Lorenzo berhasil membersihkan namanya ketika mampu memenangkan tiga balapan bersama motor Pabrikan Italia. Meski penampilannya di tahun ini kurang begitu menonjol, namun pemilik nomor 99 tetap diperhitungkan.
Inilah yang bakal menjadi tantangan serius tim Honda tahun depan, seperti yang diungkapkan Carlo Pernat. Pengamat MotoGP itu meramalkan akan ada persaingan sengit di tim yang diarsiteki Puig tersebut.
"Marc Marquez adalah sebuah fenomena dan tim Jepang telah menempatkan Jorge Lorenzo. Akan ada beberapa masalah dalam tim dan Puig harus pandai mengelolanya," ungkap Pernat dikutip dari Virgilio, Kamis (22/11/2018).
"Marquez dan Lorenzo merupakan dua pembalap Spanyol dan mereka akan bersaing ketat. Lorenzo akan balas dendam dan Marquez bakal memertahankan status kepemimpinannya," sambung Pernat.
Pernat tak menampik kedatangan Lorenzo bukan sesuatu hal yang bakal menyulitkan Honda, sebab mereka telah menempatkan banyak pembalap hebat di tim. Hanya saja, pada saat yang sama Lorenzo bisa menyebabkan masalah.
"Honda telah menempatkan pembalap hebat, tetapi pada saat yang sama mereka menempatkan masalah di dalam internal," pungkas Pernat.
Marquez dan Lorenzo memang menarik perhatian karena keberadaannya sarat dengan kepentingan, namun berbeda tujuan. Satu sisi, mereka ingin menjadikan Repsol Honda sebagai tim Pabrikan yang sulit dikalahkan. Di sisi lain, The Baby Alien maupun X-Fuera tentunya menginginkan pengakuan sebagai juara dunia MotoGP .
Saat ini karier Marquez sangat menyilaukan buat penggemar. Total, lima gelar juara dunia MotoGP berhasil dibawa pulang ke kampung halamannya di Cervera, Spanyol. Tiga di antaranya diraih secara beruntun pada musim 2016, 2017, dan 2018.
Sementara perjalanan karier Lorenzo sejak meninggalkan tim Movistar Yamaha ke Ducati Corse tidak terlalu mengesankan. Dia gagal meraih kemenangan pada musim pertamanya mengendarai motor Desmosedici GP17.
Di musim keduanya, Lorenzo berhasil membersihkan namanya ketika mampu memenangkan tiga balapan bersama motor Pabrikan Italia. Meski penampilannya di tahun ini kurang begitu menonjol, namun pemilik nomor 99 tetap diperhitungkan.
Inilah yang bakal menjadi tantangan serius tim Honda tahun depan, seperti yang diungkapkan Carlo Pernat. Pengamat MotoGP itu meramalkan akan ada persaingan sengit di tim yang diarsiteki Puig tersebut.
"Marc Marquez adalah sebuah fenomena dan tim Jepang telah menempatkan Jorge Lorenzo. Akan ada beberapa masalah dalam tim dan Puig harus pandai mengelolanya," ungkap Pernat dikutip dari Virgilio, Kamis (22/11/2018).
"Marquez dan Lorenzo merupakan dua pembalap Spanyol dan mereka akan bersaing ketat. Lorenzo akan balas dendam dan Marquez bakal memertahankan status kepemimpinannya," sambung Pernat.
Pernat tak menampik kedatangan Lorenzo bukan sesuatu hal yang bakal menyulitkan Honda, sebab mereka telah menempatkan banyak pembalap hebat di tim. Hanya saja, pada saat yang sama Lorenzo bisa menyebabkan masalah.
"Honda telah menempatkan pembalap hebat, tetapi pada saat yang sama mereka menempatkan masalah di dalam internal," pungkas Pernat.
(sha)