Gagal di HWC, Justin Rose Tekad Juarai Indonesia Masters 2018
A
A
A
BAHAMAS - Justin Rose gagal merebut kembali statusnya sebagai pegolf nomor satu dunia seusai menempati posisi ketiga di Turnamen Hero World Challenge (HWC), akhir pekan lalu.
Namun, pegolf Inggris itu masih memiliki kesempatan jika sukses menjadi juara di Indonesia Masters 2018, 13–16 Desember mendatang. Rose hanya mampu mendapatkan 15 di bawah par di turnamen itu. Dia kalah dari pegolf Amerika Serikat (AS) Tony Finau yang unggul satu pukulan.
Sementara Jon Rahm (Spanyol) tampil sebagai pemenang setelah mencatatkan 20 pukulan di bawah par. Namun, Rose mengaku tak terlalu kecewa dan tidak mempermasalahkan posisi teratasnya yang kini dikuasai Brooks Koepka (AS).
“Itu bukan tujuan terbesar bagi saya. Tapi, ketika memiliki peluang, saya ingin mengambilnya,” kata Rose, dilansir golfchannel. “Jelas, ketika berada di posisi satu dunia, pasti ingin tetap di sana karena itu sangat menyenangkan.
Tapi, posisi satu hanya sampingan dari tujuan utama (gelar juara) saya,” ujarnya. Rose akan mengalihkan fokusnya untuk bertanding di Indonesia Masters, pekan depan. Pasalnya, ini menjadi kesempatan terakhirnya bisa menutup musim sebagai nomor satu dunia.
Namun, pegolf berusia 38 tahun ini harus berjuang keras. Karena, turnamen itu juga diikuti pegolf ternama asal Swedia Henrik Stenson. Namun, Rose memiliki pengalaman yang lebih baik pada turnamen yang berlangsung di Royal Jakarta Golf itu.
Sementara Stenson akan tampil perdana di ajang yang berhadiah total USD750.000 tersebut. Bahkan, keduanya juga sempat bertemu dalam pertarungan yang mengesankan di Olimpiade musim panas 2016 di Rio Janeiro.
Ketika itu, Rose mengalahkan Stenson yang sekaligus merebut emas. Meski begitu, Rose tetap harus waspada terhadap Stenson yang merupakan pegolf pertama Swedia yang menjuarai Turnamen Major saat memenangkan Open Championship 2016 di Royal Troon.
Dia juga merupakan pegolf nomor satu European Tour 2016. Pada 2013, Stenson meraih FedEX Cup di US PGA Tour dan Race to Dubai di European Tour dan menjadi pegolf pertama yang mengawinkan dua trofi dan melakukannya di tahun yang sama.
“Ini kesempatan yang luar biasa untuk mengakhiri akhir musim saya bermain di sebuah tempat yang baru dan dalam turnamen dengan reputasi besar. Juga menyenangkan bisa berada di sini bersama Rose menyaksikan cara dia bermain di sini tahun lalu dan tahun ini. Dia akan sulit dikalahkan,” ungkap Stenson.
Namun, pegolf Inggris itu masih memiliki kesempatan jika sukses menjadi juara di Indonesia Masters 2018, 13–16 Desember mendatang. Rose hanya mampu mendapatkan 15 di bawah par di turnamen itu. Dia kalah dari pegolf Amerika Serikat (AS) Tony Finau yang unggul satu pukulan.
Sementara Jon Rahm (Spanyol) tampil sebagai pemenang setelah mencatatkan 20 pukulan di bawah par. Namun, Rose mengaku tak terlalu kecewa dan tidak mempermasalahkan posisi teratasnya yang kini dikuasai Brooks Koepka (AS).
“Itu bukan tujuan terbesar bagi saya. Tapi, ketika memiliki peluang, saya ingin mengambilnya,” kata Rose, dilansir golfchannel. “Jelas, ketika berada di posisi satu dunia, pasti ingin tetap di sana karena itu sangat menyenangkan.
Tapi, posisi satu hanya sampingan dari tujuan utama (gelar juara) saya,” ujarnya. Rose akan mengalihkan fokusnya untuk bertanding di Indonesia Masters, pekan depan. Pasalnya, ini menjadi kesempatan terakhirnya bisa menutup musim sebagai nomor satu dunia.
Namun, pegolf berusia 38 tahun ini harus berjuang keras. Karena, turnamen itu juga diikuti pegolf ternama asal Swedia Henrik Stenson. Namun, Rose memiliki pengalaman yang lebih baik pada turnamen yang berlangsung di Royal Jakarta Golf itu.
Sementara Stenson akan tampil perdana di ajang yang berhadiah total USD750.000 tersebut. Bahkan, keduanya juga sempat bertemu dalam pertarungan yang mengesankan di Olimpiade musim panas 2016 di Rio Janeiro.
Ketika itu, Rose mengalahkan Stenson yang sekaligus merebut emas. Meski begitu, Rose tetap harus waspada terhadap Stenson yang merupakan pegolf pertama Swedia yang menjuarai Turnamen Major saat memenangkan Open Championship 2016 di Royal Troon.
Dia juga merupakan pegolf nomor satu European Tour 2016. Pada 2013, Stenson meraih FedEX Cup di US PGA Tour dan Race to Dubai di European Tour dan menjadi pegolf pertama yang mengawinkan dua trofi dan melakukannya di tahun yang sama.
“Ini kesempatan yang luar biasa untuk mengakhiri akhir musim saya bermain di sebuah tempat yang baru dan dalam turnamen dengan reputasi besar. Juga menyenangkan bisa berada di sini bersama Rose menyaksikan cara dia bermain di sini tahun lalu dan tahun ini. Dia akan sulit dikalahkan,” ungkap Stenson.
(don)