Sua Inter Milan, La Vecchia Signora dalam Kondisi Prima

Jum'at, 07 Desember 2018 - 11:49 WIB
Sua Inter Milan, La Vecchia Signora dalam Kondisi Prima
Sua Inter Milan, La Vecchia Signora dalam Kondisi Prima
A A A
TURIN - Penggemar sepak bola menyebutnya Derby d’Italia, mengacu term yang diciptakan jurnalis Gianni Brera pada 1967 untuk menggambarkan pertemuan Juventus versus Inter Milan.

Dua tim yang saat istilah itu diciptakan belum pernah turun ke kasta kedua kompetisi Italia. Sekarang, tidak penting lagi menyebut istilah tersebut apakah masih relevan atau tidak. Apa lagi, ketika Seri A dalam tujuh musim terakhir lebih pantas disebut sebagai Liga Juventus dibandingkan Liga Italia.

Bayangkan, tujuh musim berturut-turut, La Vecchia Signora berhasil menjadi juara nyaris tanpa banyak keringat dikeluarkan (kecuali musim 2016/2017) saat mereka sempat terlempar ke papan bawah. Musim ini, ketika kompetisi baru menjalani 14 pertandingan, aroma juara bahkan sudah tercium di Allianz Stadium.

Mereka membuat rekor baru dengan mengumpulkan 40 poin dari 14 pertandingan Seri A yang berarti hanya kehilangan dua angka. Pelatih Napoli Carlo Ancelotti sampai menyebut butuh keajaiban untuk bisa menyaingi Juve.

“Mereka sangat kuat, tapi bukannya tidak bisa dijangkau. Butuh keajaiban untuk menyamai mereka,” kata Ancelotti. Dari sini, harus diakui, Juve terlalu jauh dari jangkauan tim lain. Lalu, di mana posisi Inter Milan?

Bicara klasemen, mereka berada di urutan ketiga atau hanya berjarak dua tingkat dari Juve di puncak. Tapi, bicara poin, tak sedekat yang dibayangkan. Posisi mereka dipisahkan jarak 11 angka; Juve 40 poin, Inter baru 29. Peringkat dekat, tapi jarak poinnya jauh. Juve stabil di posisi atas mulai pekan pertama, Inter berjalan seperti rollacoaster yang baru mencapai keseimbangan di urutan ketiga mulai pekan kedelapan.

“Pertandingan melawan Juve sangat penting. Laga ini juga akan berpengaruh pada posisi kami di klasemen. Ini akan menjadi laga sulit, karena Juventus kuat. Tapi, kami juga kuat,” kata pemain belakang Inter Stefan de Vrij, kepada Football Italia .

Bicara kekuatan, Inter memang menjadi lawan yang relatif memberi tekanan kepada Juve dalam setiap pertandingan. Meski dalam tiga pertemuan terakhir I Nerazzurri tak pernah menang, Juve tak pernah mudah melewati laga ini. Musim lalu, Juve nyaris dikalahkan setelah tertinggal 1-2 sebelum lahir gol bunuh diri Milan Kriniar pada menit ke-87 dan Gonzalo Higuain satu menit menjelang bubar.

Sebelum itu, kedua tim bermain imbang tanpa gol, setelah pada musim 206/2017, Inter dipaksa menyerah 0-1 dan insiden kartu merah untuk Ivan Perisic pada menit ke-90. “Saya sudah bermain melawan Juventus berkali-kali. Melawan Juventus adalah laga terpenting saya sejak datang ke Italia. Kami tidak akan puas dengan hasil imbang. Kami ke sana tanpa rasa takut,” tandas striker Inter Mauro Icardi.

Ambisi Inter mendapatkan tiga angka di Allianz Stadium dini hari nanti masih harus dibuktikan. Tuan rumah sedang berada dalam kepercayaan diri tinggi karena di Seri A mereka mungkin sudah lupa rasanya kekalahan. Baru Napoli yang bisa mengalahkan Juve di Seri A dan di depan pendukung sendiri, itu pun sudah terjadi pada 24 April 2018! Musim ini, mereka baru sekali meraih hasil imbang di kandang. Sementara pasukan Lucio Spalletti dalam lima pertandingan baru sekali menang di semua ajang.

“Ini adalah game of the year. Karena, Derby d’Italia salah satu laga paling sulit di sana, lima dari lima pada skala kesulitan, tapi kita harus mencapai Mei untuk bicara scudetto,” kata Pelatih Juve Massimiliano Allegri.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5617 seconds (0.1#10.140)