Penyelenggaraan SEA Games Harus Jadi Ajang Regenerasi

Kamis, 20 Desember 2018 - 17:51 WIB
Penyelenggaraan SEA Games Harus Jadi Ajang Regenerasi
Penyelenggaraan SEA Games Harus Jadi Ajang Regenerasi
A A A
KEPUTUSAN pemerintah meminta memperbanyak menurunkan atlet junior di SEA Games 2019 dinilai tak akan menyurutkan prestasi Indonesia.

Alasannya, olahraga Indonesia berada dalam momentum bagus seusai meraih hasil positif di Asian Games 2018. Prestasi Indonesia di ajang SEA Games memang tengah terpuruk dalam tiga edisi terakhir.

Kontingen Merah Putihtak mampu menembus posisi tiga besar di multievent terbesar di Asia Tenggara itu. Catatan tersebut memang mengecewakan karena Indonesia tidak mampu bersaing dengan negara tetangga.

Hasil positif di Asian Games 2018 diharapkan bisa menjadi kebangkitan olahraga Indonesia. Namun, SEA Games ternyata bukan prioritas dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Mereka justru menatap multieventyang lebih tinggi, yakni Olimpiade 2020 Tokyo.

Dengan begitu, seiring persiapan menuju Olimpiade, National Olympic Committee Filipina sudah menetapkan 56 cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan. Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewabroto mengatakan, Olimpiade 2020 dan Asian Games 2022 menjadi prioritas paling penting.

Di SEA Games, pemerintah lebih memilih atlet junior yang berperan. Sementara menuju Olimpiade diberi kesempatan kepada atlet-atlet elite internasional, terutama yang meraih medali di Asian Games.

“Jumat (14/12), saat ratas (rapat terbatas) dengan Pak Wapres (Wakil Presiden RI Jusuf Kalla) juga dilaporkan masalah SEA Games.

Intinya adalah Menpora (Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi) mengatakan pada saat SEA Games yang dikirim adalah second layer, bukan top levelnya. Karena, target kita adalah Olimpiade dan Asian Games,” kata Gatot, kepada KORAN SINDO,kemarin.

Meski begitu, Gatot yakin Indonesia tetap bisa berprestasi di ajang itu. Beberapa cabor unggulan kemungkinan tidak seutuhnya menurunkan pemain junior, tapi digabungkan dengan atlet senior. Hal itu dikatakan agar para pemain muda Indonesia bisa mendapatkan bimbingan dari seniornya dan kesempatan tampil di level internasional.

“Jadi, tidak kaku. Nanti beberapa cabor tertentu (unggulan) akan ada yang mix(gabungan juniorsenior), misalnya, probabilitasnya berapa persen, nanti akan lebih lanjut. Karena, tanpa itu, kapan lagi pemain junior dapat kesempatan,” tuturnya.

Pada SEA Games nanti, kemungkinan ada 56 cabor yang diusulkan National Olympic Committee Filipina. Jumlah tersebut terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan SEA Games. Dengan penambahan itu, bulu tangkis yang sebelumnya tak masuk cabor yang di pertandingan, kembali masuk.

Bukan hanya bulu tangkis, cabor atletik, taekwondo, karate, dan beberapa cabor unggulan Indonesia untuk mendulang emas di SEA Games juga tertarik dengan ide dari pemerintah yang memprioritaskan atlet junior lebih dominan di dalam skuadnya. Pasalnya, Indonesia sangat membutuhkan atlet muda untuk meregenerasi jangka panjang.

Kepala Bidang dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti dari awal mengatakan lebih memilih menurunkan atlet pelapis di SEA Games 2019 nanti. Para pemain pelapis bisa berkesempatan membuktikan diri sekaligus menambah jam terbang.

Namun, Susy belum bisa memutuskan secara pasti komposisi pemain yang akan diturunkan di Manila. Pasalnya, PBSI telah memprioritaskan para atlet utama mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

“Kami akan melihat sesuai kebutuhan apakah atlet senior perlu turun atau tidak. Tapi, saat ini kita juga sedang kejar poin untuk Olimpiade sehingga saya lebih memilih atlet junior di SEA Games. Karena, ini menjadi kesempatan bagi para pemain pelapis untuk unjuk diri. Paling tidak, mereka punya tanggung jawab sendiri di sana,” tandas Susy.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4574 seconds (0.1#10.140)