Yao Ming Ingin Mengubah Peta Basket Dunia Mulai dari Negerinya

Kamis, 07 Februari 2019 - 12:55 WIB
Yao Ming Ingin Mengubah...
Yao Ming Ingin Mengubah Peta Basket Dunia Mulai dari Negerinya
A A A
LEGENDARIS pebasket dari Asia, Yao Ming, berhasil menulis kisah yang luar biasa saat berlaga di National Basketball Association (NBA). Kini dia ingin mengubah peta basket dunia dengan mereformasi olahraga basket China. Setelah memutuskan pensiun dari National Basketball Association (NBA) pada 2011, Yao Ming langsung teringat dengan janji yang dia ucapkan kepada kedua orang tuanya.

Pria yang memiliki tinggi badan 2,29 meter itu langsung segera pulang untuk menuntaskan janji yang belum pernah dia capai selama bermain basket. “Saya akan segera kuliah begitu tidak main basket lagi. Itu dulu yang saya ucapkan kepada kedua orang tua saya,” ujar Yao Ming.

Begitu pesawat yang dia tumpangi sampai di Bandara Shanghai Pudong International Airport, Yao Ming buru-buru mendaftar di Shanghai Jiao Tong University. Ada rasa yang berbeda saat Yao Ming kembali dari Amerika ke Shanghai saat itu.

Ini kontras ketika dia pertama kalinya meninggalkan Shanghai untuk pergi ke Houston, Amerika Serikat pada 2002. Saat klub NBA Houston Rockets memilihnya sebagai draf pertama, beban berat begitu terasa di tubuh Yao Ming. Seluruh media baik dari China dan dunia sibuk menguliti kisah hidup pria kelahiran 12 September 1980 itu.

Mereka tidak percaya ada orang Asia yang terpilih main di NBA. “Saya sangat ingat waktu itu, saat saya berjalan di lorong bandara menuju badan pesawat. Saat itu seperti saya berada di lorong hitam yang siap menelan saya,” kenang Yao Ming.

Yao Ming jujur mengakui beban yang dia pikul memang sangat berat waktu itu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana akhirnya jika dia gagal menunjukkan kemampuan terbaik di NBA. Alih-alih menjadi katalis bagi atlet basket Asia lainnya, kegagalannya justru akan membuat banyak orang semakin memandang sebelah mata kemampuan atlet-atlet Asia.

Dia bahkan tidak pernah lupa ketika sampai di Houston Rockets, salah satu legendaris NBA, Shaquile OíNeal yang saat itu kebetulan membela Los Angeles Lakers berseloroh tentang kehadirannya di NBA. “Bilang ke Yao Ming, ‘Ching-chong-yang-wah-ah-soh', “ kata O'Neal sambil tertawa waktu itu. Yao Ming saat itu memang tidak memberikan jawaban apa pun terkait komentar O'Neal. Tidak heran saat mereka akhirnya bertemu pertama kali pada Januari 2003, media langsung bergejolak.

Mereka ingin tahu apa yang hendak dilakukan Yao Ming pada O'Neal. Mereka juga ingin tahu apa yang bisa dilakukan O'Neal yang saat itu begitu digdaya pada Yao Ming yang masih dalam status rookie. Saat pertandingan berlangsung, keajaiban terjadi.

Yao Ming berhasil memblok tiga kali upaya O'Neal mencetak poin. Sebuah pengalaman yang tidak pernah dirasakan oleh O'Neal. “Saya tidak pernah dua kali berturut-turut kena blok. Ini tiga kali,” kenang OíNeal. Malam itu OíNeal melihat Yao Ming seutuhnya.

Pria jangkung dari China itu tidak bisa dipandang sebelah mata dan dianggap enteng. Yao Ming boleh saja datang dari China, namun bukan berarti dia tidak memiliki kemampuan yang setara dengan pebasket NBA lainnya.

Justru kemampuan inilah yang dilihat oleh Houston Rocket saat memutuskan membawanya dari Shanghai ke Houston. Begitu juga NBA yang melihat Yao Ming adalah jembatan bagi mereka untuk menyapa semua penggemar basket di luar Amerika.

“Saat saya bercanda dengan dia seusai pertandingan, ternyata dia bisa mengucapkan bahasa Inggris. Dari situlah persahabatan kami berawal,” ucap O'Neal. Bagi Yao Ming, sosok O'Neal kemudian hari justru jadi teman yang sangat berpengaruh bagi kiprahnya di NBA.

Mereka memang bersaing di NBA, namun di luar lapangan keduanya menjalin persahabatan yang akrab. Bahkan, saat keduanya masuk dalam daftar NBA Hall of Fame berbarengan, Yao Ming memberi tempat yang khusus buat O'Neal dalam pidatonya.

“Dia adalah orang yang mengatakan kepada saya, apa yang tidak bisa membunuhmu akan membuatmu kuat,” kata Yao Ming. Keberhasilan Yao Ming mengubah persepsi banyak orang akan kemampuan atlet basket Asia di NBA tidak berhenti saat akhirnya dia menapakkan kaki kembali di Shanghai pada 2012.

Selain menuntaskan janjinya kepada orang tua untuk kuliah, pada 2017 Yao Ming langsung memiliki tanggung jawab baru saat mengambil alih pimpinan Chinese Basketball Association (CBA). Mimpi Yao Ming tidak tanggung-tanggung di CBA. Dia berupaya mereformasi seluruh sistem olahraga basket di China.

Mulai dari perubahan struktur besarbesaran di CBA hingga reformasi kompetisi basket dari tingkat bawah hingga profesional. Yao Ming juga menambah jadwal kompetisi CBA jadi lebih panjang. Dia melihat kompetisi yang digelar CBA terlalu pendek untuk menjaga kebugaran atlet basket China.

Waktu kompetisi yang panjang, selain tidak hanya memuaskan penggemar, juga membuat atlet basket China tetap kompetitif. Begitu musim liburan masuk, Yao Ming justru mendorong atlet-atlet basket China untuk pergi keluar negeri untuk mengasah kemampuan mereka.

Lewat koneksi yang dia miliki dengan NBA, Yao Ming mengirim mereka untuk terus berlatih di klub-klub NBA. Salah satu yang unik kreasi Yao Ming adalah dibuatnya dua tim nasional basket sekaligus yakni Tim Merah dan Tim Biru.

Kedua tim yang dilatih oleh pelatih yang berbeda menempuh kompetisi basket internasional yang juga berbeda. Awalnya memang banyak yang meragukan keefektifan cara ini. Namun, Yao Ming melihat cara ini akan sangat efektif di tengah waktu yang sangat sempit.

Apalagi mereka berupaya mendapatkan hasil yang tertinggi di ajang Asian Games 2018 , Piala Dunia Basket 2019 dan Olimpiade Tokyo 2020. Keefektifan cara ini justru terbukti manjur saat tim nasional basket China berhasil meraih 4 medali emas di ajang Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

Keberhasilan ini diyakini merupakan kemanjuran metode Yao Ming dalam mereformasi basket di China. “Waktu sangat penting bagi kami saat ini dan kami memang ingin melakukan perubahan,” ujar Yao Ming. Upaya Yao Ming mengangkat nama China di olahraga basket memang bukan tanpa sebab.

Yao Ming dulu sangat merasakan betapa masyarakat dunia masih memandang sebelah mata saat dirinya berkiprah di NBA. Kini, dia berupaya mengubah semua persepsi itu. Namun, kali ini dia bukan melakukan untuk dirinya tapi juga untuk semua atlet basket China.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0639 seconds (0.1#10.140)