Tak Remehkan Lawan

Minggu, 17 Februari 2019 - 11:53 WIB
Tak Remehkan Lawan
Tak Remehkan Lawan
A A A
JAKARTA - Pelatih Tim Nasional U-22 Indra Sjafri tidak mau menganggap remeh lawan yang akan dihadapi di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2019.

Dia mengatakan para pemain wajib mengerahkan seluruh kemampuan terbaik guna membuka jalan ke babak semifinal. Fokus utama Indra tertuju kepada Myanmar yang bakal menjadi lawan Indonesia di laga pertama penyisihan Grup B yang berlangsung di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Senin (18/2).

Menurutnya, sepak bola Myanmar telah berkembang. Kendati demikian, Indra menganggap timnya juga menunjukkan kemajuan sehingga optimistis mampu meraih hasil bagus di laga pertama.

“Myanmar tim bagus. Tapi, kalau kami bagus dari mereka, ya kami menang. Alhamdulillah beberapa kali saya menghadapi Myanmar masih bisa mengatasi,” kata Indra. Namun, pelatih berusia 56 tahun tersebut menegaskan jika bukan hanya Myanmar yang harus diwaspadai.

Kontestan Grup B lainnya juga seperti tuan rumah Kamboja, Malaysia, dan Singapura patut diwaspadai. Dia menilai secara keseluruhan kekuatan semua tim di Asia Tenggara menunjukkan kemajuan pesat sehingga tak boleh dianggap sebelah mata, termasuk Indonesia.

“Saya pikir sepak bola negara-negara di Asia Tenggara telah berkembang. Pembinaan usia muda mulai membuahkan hasil. Mereka membangun tim untuk bisa melewati tim di atas,” ujarnya.

Senada dengan Indra, kapten Andy Setyo mengatakan semua tim di Grup B merupakan lawan berat dan samasama berambisi menjadi juara di Piala AFF U-22 edisi kedua setelah 2005 lalu.

Karena itu, Andy menegaskan dengan mengusung permainan kolektif, Indonesia optimistis dan berani memasang target tinggi, yakni membawa pulang gelar juara.

“Target kami pasti ingin menjadi juara. Kami harus yakin dengan kemampuan kami. Kalau saya lihat semakin ke sini rekan-rekan setim semakin siap dan semakin bersatu,” katanya.

Potensi Indonesia bersinar di AFF 2019 rupanya diamini Pelatih Malaysia Ong Kim Swee. Menurutnya, dari materi pemain dan persiapan Indonesia dan tim-tim lainnya di Grup B jauh lebih matang dan terencana dengan baik.

“Kamboja tidak bisa dipandang remeh karena adalah tuan rumah. Myanmar dan Indonesia telah latihan lebih lama dibandingkan kami. Bahkan, Myanmar menghentikan liga mereka selama satu bulan. Indonesia sudah berlatih selama tiga pekan sehingga mereka menjadi favorit. Kami menganggap diri sendiri sebagai underdog,” tuturnya.

Kim Swee bukan tanpa alasan. Pasalnya, persiapan timnya tidak berjalan baik. Malaysia datang ke Kamboja dengan kekuatan tidak maksimal akibat adanya penolakan klub melepas pemain ke timnas sehingga meninggalkan titik lemah, terutama di sektor tengah.

Situasi tersebut membuat Kim Swee realistis. Pelatih berusia 48 tahun tersebut tidak memasang target tinggi kepada tim asuhannya. Dia memilih menjadikan AFF 2019 untuk mematangkan persiapan sebelum menghadapi kualifikasi Piala Asia 2020 yang bergulir, Maret mendatang.

“Hal terpenting bagi kami adalah datang ke Kamboja untuk mengetahui kekurangan yang ada di dalam tim. Tidak ada target secara spesifik, tapi tentu saja kami berusaha mendapatkan hasil bagus. Tujuan kami adalah meningkatkan performa tim sebelum kualifikasi Piala Asia 2020,” sebutnya. (Alimansyah)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1663 seconds (0.1#10.140)