Penggunaan Video Assistant Referee Kembali Menuai Protes

Jum'at, 08 Maret 2019 - 10:48 WIB
Penggunaan Video Assistant...
Penggunaan Video Assistant Referee Kembali Menuai Protes
A A A
PARIS - Penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di Liga Champions pada musim ini terus menghadirkan pro dan kontra. Kekecewaan dan suka cita mewarnai leg kedua babak antara Paris Saint Germain (PSG) kontra Manchester United (MU) di Parc des Princes, Kamis (7/3) misalnya.

Sempat menang 2-0 di leg pertama, tuan rumah harus melupakan mimpi melaju ke perempat final. Sebab, meski aggregat 3-3, Les Parisiens tersingkir lantaran MU unggul gol tandang. Petaka bagi PSG datang saat injury time (menit 90+4). Bermula dari tendangan Diogo Dalot yang membentur bek PSG, Presnel Kimpempe. Awalnya itu hanya berbuah tendangan sudut.

Tetapi wasit Damir Skomina memilih melihat VAR terlebih dahulu.
Melalui tayangan ulang, diketahui kalau Kimpempe ternyata melakukan handball. Akhirnya, wasit memutuskan memberikan hadiah penalti kepada MU yang sukses dieksekusi Marcus Rashford. Alhasil, Setan Merah menang 3-1.

Keputusan wasit dipertanyakan. Bola memang mengenai lengan Kimpembe di kotak terlarang. Tapi, dengan membelakangi lawan, lengan pemain Prancis tersebut berada dalam posisi alami, dan tidak ada upaya untuk menghalangi bola dengan lengannya, sehingga tidak layak penalti. Kekecewaan dirasakan PSG, termasuk Neymar.

Merasa kecewa dengan kepemimpinan Skomina, Neymar yang absen karena cedera kaki kanan tersebut meluapkan kemarahannya dimedia sosial. Menurutnya, keputusan wasit tidak masuk akal. “Ini sangat memalukan. Mereka menempatkan empat orang di sana yang tidak mengerti sepak bola untuk melihat replay tayangan ulang. Itu tidak mungkin. Bagaimana seorang pemain memegang tangannya di belakang punggungnya," ungkap Neymar dilansir reuters.

Bukan hanya PSG, klub Seri A, AS Roma turut menelan pil pahit akibat pemakaian VAR saat melawan Porto di Estadio Do Dragao. Bermula ketika Fernando terjatuh di depan gawang, wasit Cuneyt Cakir melihat monitor di pinggir lapangan. Berdasarkan VAR, Cakir menganggap jatuhnya Fernando lantaran ditarik gelandang Roma Alessandro Florenzi dan memutuskan memberikan penalti pada menit ke-117.

Eksekusi Alex Telles membuat De Dragoes mengalahkan Roma 3-1, dan menembus perempat final Liga Champions dengan aggregat 4-3.
Tersingkirnya Roma membuat presiden klub Jim Pallotta geram. Dia menganggap I Lupi seperti dirampok. Pallotta menilai VAR telah memberi kerugian besar kepada wakil Seriu A. Harusnya, tidak terjadi penalti.

Sebelumnya, kontroversi VAR juga terjadi di laga Real Madrid versus Ajax Amsterdam yang berlangsung di Santiago Bernabeu, Rabu (6/3). Gol ketiga yang dicetak Dusan Tadic pada menit ke-62 mengundang banyak protes. Pasalnya, saat proses penggalangan serangan, bola terlihat telah melewati sisi lapangan.

Namun, lewat pengamatan VAR, gol dinyatakan sah karena bola dinilai belum keluar dari lapangan. Ajax akhirnya lolos dengan aggregat 5-3. Berbagai kontroversi yang terjadi di leg kedua 16 besar Liga Champions jelas menjadi cambuk bagi UEFA melakukan perbaikan dan evaluasi. Diharapkan penerapan teknologi VAR pada babak perempat final hingga final berjalan lebih baik serta akurat.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0740 seconds (0.1#10.140)